PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Okt
24

FAMILY CAMP PMA XIV

FAMILY CAMP PMA XIV
Uncategorized

Damai sejahtera Tuhan Yesus Kristus menyertai kita melalui pemberitaan Firman Tuhan, maka selayaknyalah kita menurut dan melakukan Firman Tuhan agar nantinya kita yakin dan mantap untuk mengatakan, “Aku kepunyaan Tuhan sendiri, yess!”

Yesaya 44:5 menuliskan, “Aku kepunyaan Tuhan.” KEPUNYAAN di sini mengandung arti bahwa kita adalah sebagai mempelai perempuan atau istri, dan Tuhan Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria atau Suami. Mengapa ditambahkan dengan kata “YES”? Penjelasannya adalah selain untuk lebih memantapkan keyakinan kita, yang lebih penting lagi adalah: di dalam Kristus hanya ada “YA” bagi semua janji Allah, itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “AMIN” untuk memuliakan Dia (2 Korintus 1:18-20).

Bila dikaji lebih lanjut, terdapat poin-poin dalam Yesaya 44:5 yaitu:
1. Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan Tuhan (merupakan pernyataan lisan)
2. Yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub (pernyataan lisan)
3. Yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan Tuhan (pernyataan tertulis)

Kesimpulannya, semua pernyataan ini merupakan ekspresi dari suatu keyakinan kepada Tuhan, jika kita mengaku dengan mulut kita dan percaya di dalam hati, kita akan diselamatkan (Roma 10:9-10). Bila hanya di mulut tetapi tidak ada di hati, iman akan gugur.
 
Apabila direnungkan, dahulu kita ini adalah orang kafir yang tidak mengenal Tuhan, tetapi oleh kemurahanNya kita menjadi kepunyaanNya dan diselamatkan. Terlebih lagi, kita dijadikanNya sebagai pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru. Bukan dari hukum atau perjanjian yang ditulis dengan tinta atau ditulis pada loh-loh batu, tetapi dari Roh Allah yang hidup; ditulis pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. Hukum yang tertulis mematikan tetapi Roh menghidupkan (2 Korintus 3:3,6)
 
Jika Tuhan menghendaki kita untuk menjadi pelayan-pelayan dalam pekerjaan Tuhan, janganlah kita meremehkan apa yang menjadi kehendak Tuhan, yaitu mendengar, berpegang pada perkataan dan perintah Tuhan, menyimpan ajaranNya, serta menuliskan Firman Tuhan itu di dalam hati (Amsal 7:1-3; Amsal 4:20-21; 1 Yohanes 1:1). Jaminan dari semua ini adalah: apabila kita mengalami keputusasaan atau seorang diri, kapan saja dan di mana saja kita tidak akan merasa takut, bahkan ada jaminan kesembuhan bagi seluruh tubuh sebab kepunyaan Tuhan pasti dibela dan dipelihara.
 
Oleh karena itu, sebagai pelayan-pelayan dalam pekerjaan Tuhan, selayaknya kita mengatakan “Aku kepunyaan Tuhan” (Yesaya 44:5). Kepunyaan Tuhan tentunya memiliki hubungan yang sangat istimewa dengan Tuhan, bagaikan hubungan istri dengan suami. Kita melayani Tuhan bagaikan istri yang melayani suaminya.

Saat Tuhan berkata, “Engkau ini kepunyaanKu” (Yesaya 43:1) digambarkan oleh Kidung Agung 1:2 seperti kecupan mesra dari mempelai pria terhadap mempelai wanitanya. Sebab itu hendaknya kita juga mengasihi Tuhan, yang sudah lebih dulu mengasihi kita, seperti ucapan mempelai dalam Kidung Agung 2:16, “Kekasihku kepunyaanku dan aku kepunyaan dia”. Ada hubungan yang sangat dekat dan mendalam. Kecupan Tuhan kepada kita tidak dapat dilakukan dari jarak jauh, tetapi dari jarak yang sangat dekat. Sebagai kepunyaan Tuhan, hendaknya kita selalu dekat dengan Tuhan. Selain itu kita harus hormat dan takut dalam menerima FirmanNya.

Kita diingatkan oleh 2 Timotius 3:15-17, bahwa segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk: mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran. Tetapi Firman Allah tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab Firman Allah itu dihasilkan oleh dorongan Roh Kudus (2 Petrus 1:19-21). Kita yang telah menerima Firman pengajaran hendaknya menulis Firman itu dalam hati kita. Dengan demikian kita menjadi umatNya dan Tuhan menjadi Allah kita (Ibrani 8:10). Hubungan kita dengan Tuhan akan menjadi sangat dekat, mesra, dan sehat dengan Tuhan. Madu dan susu adalah sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kita (Kidung Agung 1:2; 4:9-11; 6:3).
 
Apabila kita bersedia menerima dan percaya Firman pengajaranNya dengan sungguh-sungguh, maka saat Tuhan berkata “Engkau kepunyaanKu”, kita dapat memberi jawaban yang tepat kepada Tuhan, “Aku kepunyaan Tuhan sendiri” yang bagaikan mengecup bibir (Amsal 24:26). Kita tidak dapat memberi jawaban yang tepat kepada Tuhan apabila hati ini tidak percaya kepada FirmanNya.
 
Ada 2 hal penting yang tercantum dalam surat 2 Timotius 2:19 yaitu:
1. Tuhan menetapkan suatu dasar yang teguh/kuat.
2. Dan meterainya ialah: Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya (Dimeteraikan berarti sah untuk menjadi mempelai perempuan Tuhan).

Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya, menurut Yesaya 43:1 alasannya adalah:
1. Tuhanlah yang menciptakan kita
2. Tuhan telah menebus kita
3. Tuhan memanggil kita dengan nama kita.

Kita mengetahui bahwa Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya apabila hati dan mulut kita penuh dengan Firman dan pengajaranNya.
 
Koreksi sebagai kepunyaan Tuhan adalah: setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan (2 Timotius 2:19). Bukan saja meninggalkan, tetapi harus menjauhi dan membenci kejahatan (Amsal 16:6; 8:11-13). Jika kita mau sungguh-sungguh takut akan Tuhan dan meninggalkan kejahatan, maka Tuhan akan memberkati kita:
1. Amsal 3:5-8; Tuhan akan meluruskan jalan kita dan menyembuhkan tubuh kita.
2. Amsal 3:9-10; lumbung-lumbung dan bejana pemerahan (kebutuhan pangan) kita akan diisi penuh sampai melimpah-limpah.
3. Amsal 3:16; ada umur panjang, kekayaan, dan kehormatan.
4. Amsal 3:23-24; kita akan berjalan dengan aman dan tidur dengan nyenyak (disertai Tuhan).
5. Amsal 3:17; jalan kita penuh dengan bahagia dan sejahtera semata-mata.

Oleh sebab itu, kenalilah Tuhan dengan benar agar kita benar-benar menjadi milik kesayanganNya yang selalu dibela dan dipelihara. Maka Tuhan akan semakin meneguhkan dasar kebenaran Firman Tuhan dalam hati kita.

Kita kembali pada 2 Timotius 2:19, pada bagian kedua yaitu: meterainya ialah: “Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya”. Pemeteraian Allah ini melalui 3 proses seperti yang disebutkan Yesaya 43:1 yaitu:
1. Tuhan menciptakan kita
2. Tuhan menebus kita
3. Tuhan memanggil kita dengan nama kita.
Jika proses-proses ini sudah dipenuhi, Tuhan akan mengatakan, “Engkau ini kepunyaanKu”. Ini adalah suatu kebenaran Firman Tuhan.
 
Kepunyaan Tuhan yang dijadikan sebagai pelayan-pelayan dalam pekerjaan Tuhan, dituntut supaya kita layak di hadapan Allah, sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu dan berterus terang dalam memberitakan kebenaran Firman Allah. Tetapi Tuhan menginginkan supaya kita menghindari omongan-omongan yang kosong, yang tidak suci, yang hanya menambah kefasikan, sebab semuanya itu akan menjalar seperti penyakit kanker (2 Timotius 2:15-18). Demikian pula kita harus menghindari bersilat kata, yang tidak berguna dan hanya mengacaukan orang yang mendengarnya (ayat 14). Hendaknya kita menjadi pelayan yang memiliki dasar yang kuat dalam Firman kebenaran, di  mana saat kita percaya, dimeteraikan oleh Roh Kudus sebagai jaminannya (Efesus 1:13-14).
 
Matius 7:21-23 memberi contoh bagi kita tentang pelayan-pelayan Tuhan yang sering melakukan mujizat dalam nama Tuhan tetapi sebenarnya ia tidak pernah dikenal Tuhan, bahkan Tuhan berterus terang mengatakan, “Enyahlah dari hadapanKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Berarti tidak semua orang yang menyebut nama Tuhan pasti dikenal Tuhan dan menjadi kepunyaan Tuhan.
 
Setelah kita mengerti kehendak Tuhan ini, hendaknya kita menyucikan diri dari hal-hal yang jahat sehingga kita dipandang layak menjadi alat/perabot yang dipakai untuk maksud yang mulia, layak dipakai Tuhan (2 Timotius 2:20-21). Kita bukanlah pembuat kejahatan sehingga kita layak menjadi kepunyaan Tuhan.
 
Orang yang terus-menerus berbuat kejahatan di akhir zaman, akan binasa seperti pada zaman Nuh, yang adalah generasi kesepuluh dari Adam. Pada waktu itu Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia itu besar dan segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, sehingga Tuhan menyesal telah menciptakan manusia di bumi (Kejadian 6:5-7). Awal mula kejahatan mereka adalah ketika  anak-anak Allah mengambil istri dari anak-anak manusia atau anak-anak daging (menikah dengan yang tidak seiman). Di mata Tuhan hal itu adalah jahat dan dilarang Tuhan (Ulangan 7:3-4).
 
Tetapi pada Kejadian 6:8-9 dikatakan, Nuh mendapat kasih karunia di  mata Tuhan dan ia hidup bergaul dengan Allah. Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya yang berbuat kejahatan. Jika kita menjadi seperti Nuh, Tuhan akan mengasihani kita dan tidak akan menghukum kita dengan air bah (Yesaya 54:5-9). Itu adalah bukti kasih Tuhan sebagai Suami terhadap istriNya. Bahkan kasihNya dibuktikan dengan Dia telah menanggung segala kejahatan kita di kayu salib, bahkan oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh (Yesaya 53:5-6)
 
Jika kita mau mengakui segala kejahatan kita di hadapan Tuhan, tersedia darah salib Kristus yang mengampuni segala dosa kita dan menyembuhkan segala penyakit kita. Amin.



Post a comment