“Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir daripada-Nya.” (1 Yohanes 2:29)
Telah kita ketahui dari 1 Yohanes 3:7, bahwa Kristus adalah benar. Setiap orang yang lahir dari Dia pasti berbuat kebenaran sehingga disebut orang benar. Tetapi sayang, di dalam dunia ini tidak ada kebenaran, yang ada adalah dusta. Dijelaskan dalam pasal 2:21, tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. Menurut Injil Yohanes 8:44, dusta itu berpusat pada iblis, sebagai bapa pembohong, pembunuh manusia sejak semula, dan ia tidak hidup di dalam kebenaran. Orang yang berdusta berarti menjadi anak-anak iblis. Perbandingan yang nyata antara manusia dengan Allah terdapat di dalam Roma 3:3-4 dan 10, bahwa Allah adalah benar dan semua manusia pembohong, tidak ada seorangpun yang benar.
Yehezkiel 9:4-6 mengatakan, apabila pada orang tua, teruna dan dara, anak-anak kecil, dan perempuan-perempuan terdapat tanda salib atau huruf T pada dahinya, mereka akan diselamatkan dan tidak akan disinggung untuk dimusnahkan. Menurut Galatia 6:14 dan 17, tanda salib ini merupakan tanda sebagai kepunyaan Tuhan atau milik Yesus, yang diwujudkan dengan senantiasa membawa tanda kematian dan kebangkitan Yesus di dalam tubuh kita.
Dari 1 Petrus 3:18 dapat kita ketahui, bahwa Kristus yang adalah benar telah mati satu kali untuk kita, orang-orang yang tidak benar, supaya membawa kita kepada Allah. Ini adalah bukti pembelaan-Nya terhadap kita, karena berdasarkan Yohanes 3:14-16, Dia mengasihi kita. Matius 9:12-13 dan Lukas 5:31-32 juga mengatakan, bahwa Yesus diutus ke dalam dunia bukan untuk mencari orang benar, melainkan orang berdosa supaya mereka bertobat.
Bukti-bukti bahwa Yesus adalah benar telah disaksikan oleh beberapa orang, seperti berikut ini:
1. Pilatus, yang telah tiga kali memeriksa Dia, tidak menemukan kesalahan apapun pada-Nya (Lukas 23:1-5, 13-14, 22).
2. Istri Pilatus, yang mengirimkan pesan kepada suaminya supaya tidak mencampuri perkara Yesus, orang benar itu (Matius 27:18-19).
3. Salah satu dari penjahat yang turut disalibkan bersama dengan Yesus, mengakui bahwa Yesus tidak berbuat sesuatu yang salah (Lukas 23:39-41).
4. Kepala pasukan, yang bertugas mengeksekusi penyaliban Yesus, memuliakan Allah dengan berkata, “Sungguh, orang ini adalah orang benar!” (Lukas 23:44-47).
Kematian Yesus bukanlah akibat siksaan-siksaan sebelum Ia digantung di kayu salib, seperti: dimahkotai duri, dicampuk, dan disalibkan, melainkan karena Ia menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa; Dia yang benar untuk kita, orang-orang yang tidak benar. zha