AKU KEPUNYAAN TUHAN
Banyak orang mengaku dirinya Kristen, mengenal Tuhan dan aktif melayani, tapi terkadang ia belum merasa mantap sebagai kepunyaan Tuhan. Tetapi kita harus percaya bahwa Firman itu hidup. Firman sanggup menyembuhkan yang sakit, berkuasa menyelesaikan persoalan kita, dan sebagainya. Maka apabila Tuhan berkata: “Engkau ini kepunyaan-Ku”, seperti yang tertulis di dalam Firman Tuhan, hendaknya kita percaya, bahwa kita benar-benar kepunyaan Tuhan dan berharga di pemandangan-Nya. Tuhan pasti memperhatikan dengan membela dan memelihara kita, sebagaimana kewajiban suami terhadap istrinya sendiri (Efesus 5:25-30).
Sebagai kepunyaan Tuhan, kita pasti dikenal oleh Tuhan. Jangan sampai Tuhan berkata kepada kita, “Aku tidak kenal engkau, engkau ini bukanlah kepunyaan-Ku!” Sebab apabila itu terjadi, kita akan mengalami ratap tangis dan kertak gigi.
Kita baca Yesaya 43:1. Kata-kata yang berbunyi: “Tetapi sekarang…”, memberi arti bahwa ayat itu tidak hanya berlaku bagi orang-orang Israel pada waktu itu saja, tetapi berlaku bagi kita juga, pada ‘hari ini’. Jika ayat tersebut kita ambil pada bagian awal dan akhirnya saja, yang berbunyi: “Tetapi sekarang, beginilah Firman Tuhan…” dan “…engkau ini kepunyaan-Ku”, maka itu berarti Tuhan sendiri yang berfirman bahwa kita adalah kepunyaan Tuhan. Oleh sebab itu kita dapat menjawab, “Aku kepunyaan Tuhan sendiri! Yes, yes, yes!!” (‘Yes’ berarti ‘ya’, untuk mengaminkan Firman Tuhan dalam Yesaya 44:5).
Ayat 1 dari Yesaya 43 akan dijelaskan dalam tiga pembahasan, yaitu:
- “… beginilah Firman Tuhan yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel…” (mencipta)
- “…sebab Aku telah menebus engkau…” (menebus)
- “…Aku telah memanggil engkau dengan namamu…” (memanggil dengan nama)
Mencipta
Jika kita membaca Yesaya 54:4-6 dengan penekanan pada ayat 5, di sini dikatakan, “Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, Tuhan semesta alam nama-Nya…” Berarti, Tuhan yang telah menciptakan kita mau menjadi Suami kita. Karena itu kita harus mencintai Tuhan sepenuhnya, seperti kasih istri terhadap suaminya, sebab istri adalah kepunyaan suami sepenuhnya, demikian juga sebaliknya. Tuhan sendiri telah membuktikan kasih-Nya dengan pengorbanan-Nya di kayu salib.
Menebus
Pada kisah Natal, kita membaca Matius 1:20-21 yang terdapat kalimat, “… Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Cara Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa adalah melalui karya penebusan, seperti yang tertulis dalam Filipi 2:5-7, dengan melalui proses di mana Dia rela menanggalkan ke-Allahan-Nya, mengosongkan diri-Nya, dan lahir sebagai manusia di tempat yang hina, yakni di kandang binatang. Bahkan Dia yang kaya rela menjadi miskin supaya kita menjadi kaya karena kemiskinan-Nya (2 Korintus 8:9). Ini membuktikan bahwa Dia menebus kita bukan dengan harta, seperti emas ataupun perak (sebagai tanda tebusan yang lazim di dunia), tetapi dengan darah-Nya sendiri, darah yang mahal karena tidak bercacat dan bernoda.
Memanggil dengan nama
Kita tidak dapat datang kepada Tuhan jika bukan Tuhan yang telah memanggil kita dengan nama kita. Jika kita membaca lagi Yesaya 44:5 dan pasal 43:1, yang dipanggil namanya oleh Tuhan adalah Yakub dan Israel. Nama ini adalah nama dari satu orang, yaitu Yakub, yang kemudian Tuhan ubah menjadi Israel. Jadi, Tuhan pasti mengetahui masing-masing nama dari kepunyaan-Nya. Tetapi, mengapa nama Yakub dan Israel yang dipanggil dan bukan nama yang lain?
Lebih jelasnya lagi, kita baca pasal 41:8. “…hai Israel, hamba-Ku, hai Yakub, yang telah Kupilih, keturunan Abraham, yang Kukasihi…” Berarti Tuhan sangat mengenal siapa Israel dan Yakub itu. Tetapi yang tertulis pada ayat 9 dapat berlaku bagi kita juga, sebab kita diambil Tuhan dari ujung-ujung bumi dan telah dipanggil dari penjuru-penjurunya, untuk menjadi hamba-Nya dan umat pilihan Tuhan, seperti Israel dan Yakub. Tuhan telah memilih kita, Dia tidak akan pernah menolak kita, walaupun kita adalah manusia yang penuh dengan dosa. Dia mau memanggil kita dengan menyebut nama kita setelah menebus kita dari dosa.
Tuhan akan memberikan harta benda yang terpendam dan harta kekayaan yang tersembunyi kepada kita, agar kita tahu bahwa Tuhanlah yang telah memanggil kita dengan nama kita. Bahkan Tuhan mau memanggil kita, sekalipun kita tidak mengenal Dia (Yesaya 45:3-5). Karena Tuhan telah lebih dahulu memperkenalkan diri-Nya dengan mau memanggil kita, kita dapat mengenal Tuhan dan berseru kepada-Nya untuk diselamatkan.
Berbicara mengenai kelahiran Tuhan Yesus, pada Injil Matius terdapat silsilah dari Tuhan Yesus (pasal 1:1-16). Silsilah tersebut diawali dengan kalimat, “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya…” dan seterusnya, sampai pada ayat 16, “Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.” Jadi, terdapat dua nama Yakub dalam silsilah di atas (ayat 2 dan 16). Nama-nama yang disebutkan dalam silsilah itu adalah nama-nama dari mereka yang dipanggil Tuhan untuk proses kelahiran Tuhan Yesus.
Kemudian pada Lukas 2:1-7, menjelang kelahiran Tuhan Yesus terdapat perintah pendaftaran bagi semua orang di seluruh dunia, yang dikeluarkan oleh Kaisar Agustus. Yusuf pun mendaftarkan diri bersama Maria istrinya, ke Betlehem, karena ia berasal dari keturunan Daud. Dengan adanya pendaftaran ini, kelahiran Tuhan Yesus menggenapi apa yang telah dinubuatkan oleh kitab suci, bahwa Yesus lahir di Betlehem.
Berbahagialah kita jika termasuk dalam golongan orang-orang yang namanya dipanggil Tuhan, sehingga nama kita terdaftar dalam kitab kehidupan dan tidak akan dihapus (Wahyu 3:5). Untuk itu, kita harus tetap menjadi kepunyaan Tuhan sendiri. Syukur kepada Tuhan, sebab dengan adanya kelahiran Tuhan Yesus pada Natal pertama, terbuka pendaftaran bagi kita untuk menjadi kepunyaan Tuhan. Dan jika nama kita tidak dihapus dari kitab kehidupan, Tuhan Yesus akan mengakui nama kita di hadapan Bapa dan di hadapan para malaikat-Nya. Tuhan memberkati kita!