Pernyataan Yosafat kepada Tuhan di dalam doanya yang terdapat dalam 2 Tawarikh 20:7-9, bahwa tanah Kanaan, yang merupakan tanah perjanjian dari Tuhan kepada Israel, sudah dibangun rumah Tuhan, suatu tempat kudus untuk nama-Nya. Ia bersama jemaah Yehuda berdiri di muka rumah Tuhan (karena nama-Nya tinggal di tempat itu), untuk berseru kepada Tuhan. Hal ini berarti, bahwa apabila kita datang beribadah ke rumah Tuhan, itu tidak akan sia-sia karena nama Tuhan tinggal di dalamnya.
Ada satu permintaan Raja Daud kepada Tuhan di dalam Mazmur 27:4-6, yaitu supaya diam di rumah Tuhan seumur hidupnya untuk menyaksikan kemurahan Tuhan, dan dilindungi pada waktu bahaya. Pada Mazmur 122:1-4 dikatakan, Daud bersukacita, ketika dikatakan orang kepadanya: “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” Berarti dia mau beribadah kepada Tuhan seumur hidupnya. Di dalam rumah Tuhan kita dapat beribadah dan bersyukur kepada nama-Nya, yang menjadi tempat perlindungan kita. Oleh sebab itu, selayaknyalah kita seperti Daud di dalam Mazmur 26:8, dengan mencintai rumah Tuhan, di tempat kemuliaan Tuhan bersemayam.
Supaya kita dapat beribadah, maka rumah Tuhan harus dibangun. Kecintaan Daud kepada rumah Tuhan dapat kita baca pada 1 Tawarikh 29:3-5, dengan mempersembahkan emas dan perak kepunyaannya sendiri dalam jumlah yang besar, untuk pembangunan Bait Suci. Menurut Hagai 2:9, sebenarnya emas dan perak itu adalah kepunyaan Tuhan semesta alam. Jika kita dapat memilikinya, itu hanyalah titipan dari Tuhan kepada kita. Karena itu, janganlah kita hanya mengejar emas dan perak, yang artinya hanya mengejar kekayaan duniawi, tetapi juga harus mencari Tuhan dengan beribadah, sebab Hagai 2:5-8 menuliskan akan ada goncangan di langit, bumi, laut, dan darat; segala bangsa akan digoncangkan. Jika kita setia beribadah kepada Tuhan, maka Tuhan menjadi perlindungan kita.
Pada 1 Tawarikh 29:9 dikatakan, bahwa Raja Daud sangat bersukacita ketika bangsa Israel yang dipimpinnya, dengan sukacita memberikan persembahan sukarela untuk pembangunan rumah Allah. Dan pada ayat 10-11, Daud memuji kebesaran Tuhan di depan segenap jemaah, sebab Dia adalah Kepala, yang memiliki kebesaran, kejayaan, kehormatan, keagungan, dan segala-galanya yang ada di langit dan bumi. Seperti yang telah kita pelajari dari Surat Efesus 5:23, Kepala artinya adalah Suami atau Mempelai Pria.
Apabila kita mendirikan rumah Tuhan dan beribadah kepada-Nya, maka seperti pada 2 Tawarikh 20:8-9, jika terjadi malapetaka kita dapat berseru kepada Tuhan. Malapetaka tersebut antara lain:
- pedang (peperangan, tidak ada ketenangan)
- penghukuman (kutuk)
- penyakit sampar (segala macam sakit-penyakit, hingga penyakit hewan yang diderita manusia)
- kelaparan (masalah ekonomi)
Malapetaka tersebut puncaknya akan terjadi pada Wahyu 6:7-8, pada saat pembukaan meterai yang keempat, di mana ada seekor kuda hijau kuning (=kelabu) dan penunggangnya bernama Maut. Ia diberi kuasa untuk membunuh seperempat dari bumi dengan pedang, kelaparan, penyakit sampar, dan binatang buas.
Bila kita selalu diam di rumah Tuhan untuk beribadah kepada-Nya, maka seperti yang Mazmur 118:10-12 katakan, di dalam nama Tuhan kita ada kuasa untuk memukul musuh kita mundur. Sebab berdasarkan Kisah 4:12,10, tiada nama lain yang dapat menyelamatkan kita kecuali di dalam satu Nama, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Amin. zha