PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Mar
11

Menjadi Sahabat Allah

Menjadi Sahabat Allah
Uncategorized

Tuhan mengatakan kepada Yesyurun (=Yakub/Israel) yang dicintai, sebagai “yang Kupilih”. Sedangkan Esau, saudara kembar Yakub, tidak dipilih Tuhan. Esau dan Yakub adalah gambaran dari kehidupan sebagai sesama orang Kristen. Oleh sebab itu, jangan sampai nasib kita menjadi sama dengan Esau, tetapi menjadi yang dipilih, agar kita dikuduskan dan dikasihi Tuhan. Yohanes 15:15-16 mengatakan, sebenarnya bukan kita yang telah memilih Tuhan, tetapi Tuhan yang telah memilih kita untuk dijadikan sebagai sahabat-Nya, bukan lagi sebagai hamba.

Tuhan Yesus berkata di dalam Yohanes 8:34, bahwa setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa, yang dalam bahasa Gerika disebut doulos, artinya budak – lebih rendah dari pada hamba (hamba adalah orang yang dipekerjakan dan mendapat upah, sedangkan budak adalah orang yang dibeli untuk diperhamba dan tidak mendapatkan upah).

Hukum di dunia tidak dapat menghakimi seorang hamba dosa, sebab Yakobus 4:12 menuliskan, hanya Tuhan sebagai Pembuat hukum, yang dapat menjadi Hakim; Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Di mana ada hakim, pasti ada pendakwa. Wahyu 12:9-10 menjelaskan bahwa iblis atau setan telah menyesatkan banyak manusia untuk berbuat dosa, dan kemudian mendakwanya siang dan malam di hadapan Allah. Tetapi jika kita mau menyerah kepada Tuhan untuk diampuni dari segala dosa, kita akan terluput dari hukuman.
Roma 6:17-18 mengatakan, “...Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah menaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.”

Setelah dimerdekakan dari perhambaan dosa, kita dapat datang beribadah kepada Tuhan, yang menurut 1 Timotius 6:6-8, bila disertai rasa cukup (puas), akan memberikan keuntungan yang besar. Tetapi yang masih hidup diperhamba dosa, digambarkan oleh Yesaya 8:19-20, ia akan datang kepada arwah-arwah dan roh-roh peramal untuk meminta petunjuk kepada orang-orang mati, dan ia hidup di dalam kegelapan. Padahal Tuhan memerintahkan, “Carilah pengajaran dan kesaksian!” Sebab pengajaran akan membebaskan orang yang diperhamba dosa untuk menjadi hamba kebenaran.

Berbicara mengenai kebenaran, Roma 4:3, 9, 22-25, serta Kejadian 15:6 mencatat, bahwa Abraham dibenarkan karena iman percayanya kepada Tuhan. Kita pun akan dibenarkan, bila kita percaya kepada Tuhan Yesus, yang telah mati karena dosa-dosa kita dan yang telah bangkit dari antara orang mati untuk membenarkan kita. Jadi Ia membenarkan kita bukan sekadar lewat perkataan. Oleh sebab itu, kita harus berjuang menjadi hamba kebenaran dengan segala pengorbanan, walaupun itu tidak sebanding dengan korban Tuhan Yesus bagi kita.
Setelah menjadi hamba kebenaran, Tuhan tidak lagi menyebut kita hamba, melainkan meningkat menjadi sahabat. Surat Yakobus 2:20-24 mengatakan, Abraham dibenarkan Tuhan karena ia memiliki iman, dan imannya disertai perbuatan, sehingga ia layak disebut: “Sahabat Allah”. Perbuatan iman Abraham dibuktikan dengan rela mengorbankan Ishak, anaknya, di atas mezbah.

Seringkali bila orang berbicara mengenai iman adalah untuk kebutuhan dirinya sendiri, dengan selalu meminta kepada Allah. Memang benar, doa yang disertai iman kepada Tuhan pasti dikabulkan. Tetapi orang yang hanya memiliki iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong, sehingga akan disebut sebagai orang bebal. Bila mau menjadi sahabat Allah, iman kita harus disertai dengan perbuatan, yakni harus berani memberi atau berkorban kepada Tuhan. Perbuatan iman Abraham, di dalam Kejadian 22:1-2 dikatakan, bahwa ia mau menuruti permintaan Tuhan untuk mempersembahkan Ishak tanpa perbantahan. Padahal bila kita membaca pada pasal 13:2, Abraham adalah seorang yang sangat kaya. Ia bisa saja melakukan tawar-menawar, yaitu menukarkan Ishak, anaknya yang tunggal, dengan segala hartanya bagi Tuhan. Melihat iman Abraham seperti pada pasal 22:9-10, bahwa ia tidak segan-segan mempersembahkan anaknya kepada Tuhan, maka pada ayat 11-14 Tuhan menyediakan seekor domba jantan sebagai korban pengganti Ishak. Abraham pun menamai tempat itu: “Tuhan menyediakan”.

Apabila kita memiliki iman dan perbuatan yang dibuktikan dengan mau berkorban untuk Tuhan, maka berkat dari Tuhan adalah Ia menyediakan apa saja yang kita perlukan, sebab Dia mengetahui apa yang menjadi kebutuhan sahabat-Nya. zha



Post a comment