Pada Yesaya 44:1-2, nama Yakub diubah Tuhan menjadi Israel, yang kemudian menjadi 12 suku Israel. Tetapi Tuhan juga menyebut Yakub dengan nama Yesyurun. Yesyurun artinya: orang jujur, orang tulus. Yesyurun ini dicintai Tuhan karena merupakan kepunyaan Tuhan. Jika kita ingin dicintai Tuhan, kita harus menjadi kepunyaan Tuhan sendiri dalam ikatan sebagai mempelai-Nya.
Pada Kitab Maleakhi 1:1-3 dikatakan, Tuhan mengasihi Israel. Sebagai catatan, ini merupakan ucapan ilahi dengan perantaraan Maleakhi, jadi bukanlah ucapan secara politik. Bahkan ditegaskan lagi dengan Tuhan berkata, “Aku mengasihi Yakub tetapi membenci Esau”. Mengapa hanya Yakub yang dikasihi Tuhan sedangkan Esau tidak, meski keduanya adalah saudara kembar? Yakub dan Esau adalah gambaran dari orang-orang Kristen, tapi tidak semua orang Kristen dikasihi Tuhan. Oleh karena Yakub dicintai Tuhan, ia layak berkata: “Aku kepunyaan Tuhan”, seperti yang tertulis dalam Yesaya 44:5. Lalu, bagaimanakah dengan Esau?
Ibrani 12:16-17 mengatakan, bahwa Esau mempunyai nafsu yang rendah, telah menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan. Oleh sebab itu ketika ia hendak menerima berkat, ia ditolak dan tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, walaupun dengan cucuran air mata. Inilah yang membuat Esau dibenci Tuhan. Kehidupan Esau adalah sebagai pemburu, yang sudah pasti penuh kekerasan dan tidak mudah untuk mencucurkan air mata. Tetapi pada saat ia kehilangan berkat, ia sampai menangis namun sudah terlambat, karena tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaikinya. Seringkali kita juga bersikap seperti Esau, dengan mengabaikan waktu-waktu untuk beribadah kepada Tuhan demi kebutuhan makan sehari-hari. Menjual hak kesulungan sama dengan menghinakan kesempatan yang Tuhan berikan untuk mengasihi Dia. Karena itu waspadalah, supaya hal itu tidak terjadi pada kita. Firman Tuhan berkata, “Carilah Tuhan, selama Ia masih berkenan ditemui.” Oleh sebab itu, jangan sampai kita terlambat!
Kemudian jika kita membaca pada ayat 22-23, dikatakan bahwa untuk masuk ke kota Yerusalam baru kita harus memiliki tanda-tanda hak sulung. Tanda ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang namanya terdaftar dalam kitab kehidupan, yakni yang telah dipanggil Tuhan, seperti dalam Yesaya 43:1. Dipertegas oleh Yesaya 42:6-7, bahwa Ia memanggil kita dengan maksud untuk menyelamatkan kita. Jadi kesimpulannya, Tuhan memanggil nama kita untuk maksud penyelamatan, yaitu supaya kita menjadi kepunyaan Tuhan dengan nama terdaftar di sorga sebagai anak-anak sulung, dan layak untuk masuk Yerusalem sorgawi.
Ada kebanggaan tersendiri menjadi kepunyaan Tuhan yang dicintai-Nya, sebab Ulangan 33:3-5, 26-27 mengatakan bahwa tidak ada yang seperti Allahnya Yesyurun dan Dia menjadi raja di Yesyurun. Berkatnya adalah:
- Mazmur 44:5; sebagai Raja dan Allah, Dia memerintahkan kemenangan bagi Yakub.
- Bilangan 23:21; tidak ada kepincangan di antara keturunan Yakub, karena Tuhan, Allah mereka, menyertai mereka. Kepincangan ini maksudnya adalah meskipun sudah percaya kepada Tuhan tetapi masih juga percaya pada hal-hal dunia yang cenderung pada penyembahan berhala.
- Bilangan 21:22-23 (bandingkan dengan Mazmur 86:10); bahwa Tuhan melakukan keajaiban, dengan bukti tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel.
Sungguh luar biasa Tuhan itu bagi kita, karena jika kita menjadi kepunyaan Tuhan sendiri dan yang dicintai, maka kita pasti melihat dan merasakan bahwa Ia sanggup melakukan keajaiban-keajaiban yang besar buat kita. Haleluya! rn