PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Okt
29

Firman Yang Tertulis Pada Loh Hati

Firman Yang Tertulis Pada Loh Hati
Uncategorized

Firman Tuhan saat ini masih bertitik tolak dari Yesaya 44:5, yang demikian bunyinya: “Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan Tuhan, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: kepunyaan Tuhan, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel.” Ayat ini berisi pernyataan bahwa kita yang sudah dibentuk, ditebus, dan dipanggil oleh Tuhan adalah kepunyaan Tuhan sendiri. Baiklah kita dengan tulus berkata: “Aku kepunyaan Tuhan sendiri.” Ayat di atas menuliskan bahwa orang berkata (dengan mulut) “Aku kepunyaan Tuhan”, kemudian diteruskan dengan menulis pada tangannya. Jadi bukan hanya dengan kata-kata tetapi kita juga mau menulis bahwa kita adalah kepunyaan Tuhan sendiri. Apabila hanya dengan kata-kata, suatu waktu seseorang dapat menyangkali perkataannya sendiri. Tetapi pernyataan yang sudah ditulis adalah sah, sehingga tidak dapat disangkal.
Pada 2 Korintus 3:1-3 kita dapat mengetahui bahwa kita adalah kepunyaan Tuhan sendiri, ditulis bukan di atas kertas yang ditulis dengan tinta, melainkan pada loh hati. Biarlah keyakinan bahwa kita adalah kepunyaan Tuhan bukan hanya keluar dari mulut, tetapi tertulis juga pada loh hati kita. Sebab, apabila pernyataan itu tidak tertulis dalam hati maka kita dengan mudah melupakannya. Apabila kita berdosa atau berbuat kesalahan, maka yang akan menuduh kita bukan orang lain melainkan hati kita sendiri. Tetapi hati yang dipenuhi oleh Firman kebenaran akan mendapatkan sukacita dan damai sejahtera.
Pada 1 Yohanes 3:19-22 dikatakan, apabila tanda kebenaran Allah ada pada kita maka hati akan tenang dan tidak gelisah. Kita sudah dibenarkan dari segala dosa, sehingga hati tidak dapat menuduh kita sebab Allah lebih besar daripada hati kita. Akibatnya, kita beroleh keberanian untuk datang kepada Allah dalam doa, ibadah. Terlebih lagi, kita memperoleh apa yang kita minta dari-Nya.
Roma 10:10 berkata: “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Apabila kita percaya pada kebenaran Firman Tuhan maka mulut kita akan mengakuinya. Demikian juga bila kita percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Mempelai Pria Sorga atau Suami. Jadi, kalau kita berkata: “Aku kepunyaan Tuhan sendiri”, biarlah itu merupakan suatu pernyataan tulus yang keluar dari mulut kita dan telah tertulis pada loh hati kita, seperti yang juga tertulis dalam Amsal 3:1-4, bukan sekadar dihafalkan tetapi tersimpan dan terpelihara dalam hati kita.
Sangat dikhawatirkan apabila seseorang dapat berkata: “Aku kepunyaan Tuhan sendiri” dengan mulutnya tetapi pernyataan tersebut tidak tertulis dalam hatinya. Yesaya 29:13-14 memberi kita teguran yang keras: mulut dan bibir memuliakan Tuhan, tetapi hati menjauh dari Tuhan dan ibadahnya kepada Tuhan hanyalah suatu perintah manusia yang dihafalkan. Ibadah yang dijalankan hanya sekadar hafalan berarti ibadah itu tidak dijalankan dengan hati. Demikian pula dengan hal berdoa, kita berdoa bukan dengan hafalan atau “membaca doa”. Matius 6:9 mengajarkan kepada kita bahwa apabila kita berdoa, berdoalah seperti seorang anak yang meminta atau berkata-kata kepada bapanya. Sebab itu janganlah kita memuliakan Allah dengan mulut dan bibir kita saja tetapi tulus keluar dari hati kita.
Koreksi pada hati adalah: janganlah kita mengeraskan hati saat mendengar suara Firman-Nya, seperti yang tertulis dalam Ibrani 3:7-8, 15-19. Mungkin kita sudah banyak mendengar suara Firman, nasihat atau himbauan Firman, tetapi hati kita tetap tidak mau menerima karena keras hati. Maka sesuai Firman Tuhan, pada “hari ini” baiklah kita mau menerima Firman Tuhan dalam kehidupan kita. Apa arti kata “hari ini”? Pada ayat yang ke-13, “hari ini” berarti setiap hari.
Yeremia 17:1-2 menuliskan, “Dosa Yehuda telah tertulis dengan pena besi, yang matanya dari intan, terukir pada loh hati mereka dan pada tanduk-tanduk mezbah mereka sebagai peringatan terhadap mereka!...” Ini menunjukkan suatu hati yang keras terhadap Firman Tuhan sehingga bukan Firman yang tertulis dalam hati, melainkan dosa mereka.
Apabila yang ditulis pada hati adalah dosa, maka seperti 1 Yohanes 3:19-22 yang sudah kita baca, hati akan menuduh kita. Kembali pada Yeremia 17:1, dosa itu bukan hanya terukir pada loh hati tetapi juga pada tanduk-tanduk mezbah sebagai peringatan. Mezbah berarti tempat ibadah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa, jika dosa sudah terukir dalam hati maka segala ibadahnya kepada Tuhan menjadi sia-sia. Dan bukan hanya itu, pada ayat 3-4 dikatakan, apabila dosa itu tertulis dalam hati maka segala harta kekayaan atau berkat yang sudah Tuhan berikan kepada kita akan hilang atau dirampas orang. Ini berarti pemeliharaan Tuhan atas kehidupan kita akan dicabut. Yang kedua, kita akan dijadikan budak musuh. Ini berarti pembelaan Tuhan atas kehidupan kita juga akan dicabut.
Tuhan Yesus Kristus, Mempelai Pria Sorga adalah Pemelihara kita yang memberkati kehidupan kita. Segala harta kita merupakan pemberian Tuhan. Meskipun itu adalah hasil kerja kita, janganlah kita menganggap bahwa segala yang kita miliki adalah kepunyaan kita sendiri. Dia juga adalah Pembela kita. Kalau sampai pembelaan Tuhan atas kehidupan kita juga dicabut, apakah yang akan terjadi atas kehidupan kita? Kita sangat membutuhkan pembelaan dan pemeliharaan Tuhan dalam segala hal.
Marilah kita membuka hati untuk kebenaran Firman Tuhan, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Janganlah mengeraskan hati! Sebab siapakah manusia ini sebenarnya? Kita hanyalah bagaikan cacing yang tidak dapat berbuat apa-apa. Meskipun kita memiliki jabatan atau harta kekayaan yang berlimpah, di mata Tuhan kita tetaplah bagaikan cacing. Yeremia 17:5-6 berkata bahwa orang yang keras hati, yang hatinya menjauh dari Tuhan itu terkutuk. Sebaliknya, jadilah seperti Nuh, yang hidup bergaul dengan Allah dan yang hatinya tidak menjauh dari Tuhan. Seperti pada ayat 7-8 dikatakan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan, yaitu orang yang mau hidup dekat dengan Tuhan, bergaul dengan Tuhan, tidak mengeraskan hati, akan senantiasa diberkati.
Janganlah mengeraskan hati! Firman Tuhan tidak dapat ditulis pada hati yang keras, tetapi pada hati yang lembut. Dosalah yang dapat tertulis pada hati yang keras. Apabila dosa tertulis pada hati, itu berarti kutuk, tidak ada pembelaan dan pemeliharaan Tuhan. Tuhanlah yang mengenal hati kita masing-masing. Apabila hati masih menuduh kita, berarti hati kita masih keras, masih ada dosa. Mohonlah pengampunan dari Tuhan dan baiklah kita mau memberikan hati kita untuk diubahkan oleh Tuhan sehingga menjadi hati yang lembut, yang menyenangkan, dan berkenan kepada Tuhan. Dengan demikian kita dapat menerima berkat pembelaan dan pemeliharaan dari Mempelai Pria Sorga.



Post a comment