Janganlah Takut, Tuhan Selalu Menyertai
Uncategorized
Sebagai kepunyaan Tuhan yang telah diciptakan, ditebus, dan dipanggil dengan nama kita, Yesaya 43:2,5 mengatakan: jika kita menyeberang melalui air atau sungai, kita tidak akan dihanyutkan; apabila kita berjalan melalui api, kita tidak akan dihanguskan. Pengertian ini memberi arti bahwa Tuhan selalu menyertai apapun yang kita lakukan. Tuhan tidak akan meninggalkan kita, bahkan tidak meninggalkan kita sebagai yatim piatu (Yohanes 14:18). Dengan demikian kita tidak perlu takut.
Mari kita renungkan lebih dalam, Tuhan memberi kepastian bahwa kita adalah kepunyaan Tuhan sendiri. Karena itu kita harus menempatkan Tuhan di depan, dengan mengutamakan Tuhan di dalam hidup kita. Tertulis dalam Yesaya 45:2 bahwa Tuhan sendiri hendak berjalan di depan kita, hendak meratakan, memecahkan, dan mematahkan semua persoalan kita. Tapi seringkali kita penuh kesombongan. Kita sering menggunakan kekayaan, kekuasaan, atau kepintaran untuk mengatasi masalah, yang berakhir pada kegagalan. Itulah akibatnya jika kita tidak mengutamakan Tuhan. Dengan mengutamakan Tuhan dengan bukti Firman-Nya ada di dalam hati kita (Firman menjadi daging), maka penyertaan Tuhan selalu ada dalam kehidupan kita.
Kembali pada kisah Raja Yosafat dalam 2 Tawarikh 20, pada ayat ke-17 dikatakan bahwa Tuhan akan memberi kemenangan bagi Yehuda dalam peperangan tanpa harus bertempur. Maksudnya, Tuhan yang ganti berperang untuk mereka. Yosafat adalah raja yang taat dan setia kepada Tuhan. Ketika ia mengalami permasalahan yang berat, kepada Tuhanlah ia berserah dan berharap. Di saat seperti inilah Tuhan turut campur tangan (2 Tawarikh 20:23-24). Hal ini sama seperti dalam kehidupan kita. Jika kita sungguh-sungguh berharap dan berserah pada Tuhan, saat itulah pertolongan-Nya nyata pada kita.
Pokok permasalahan Raja Yosafat terdapat dalam 2 Tawarikh 20:1-5. Raja merasa takut dan tidak mampu, namun ia mengambil langkah yang sangat tepat yaitu dia dengan seluruh rakyatnya datang ke rumah Tuhan dan mencari dan berseru kepada Tuhan. Malahan raja juga mengajak rakyatnya untuk percaya kepada Tuhan dan juga kepada nabi-nabi-Nya (2 Tawarikh 20:20). Itu adalah kunci keberhasilan, sebab Firman Tuhan tidak pernah gagal. Seperti yang Efesus 1:19 katakan, “dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya.” Oleh sebab itu hendaknya kita berdiri teguh, jangan goyah, dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kita tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah kita tidak sia-sia (1 Korintus 15:58). Penyertaan Tuhan selalu nyata dalam kehidupan kita.
Raja Yosafat mempunyai PERCAYA yang begitu besar kepada Tuhan, seperti yang dinyatakan dalam:
1. 2 Tawarikh 20:5-6; percaya bahwa Allah itu Mahakuasa. Tuhan itu tidak terlihat oleh mata kita tetapi Dia ada dan sanggup melakukan perkara yang besar, asal kita mau percaya kepada-Nya (Mazmur 126:1-3; Yoel 2:20-21).
2. 2 Tawarikh 20:7; percaya pada pertolongan Tuhan di masa yang lalu. Jika dahulu Tuhan pernah menolong, maka pada masa sekarang Tuhan pasti juga menolong kita sebab Tuhan Yesus selalu sama, baik kemarin, hari ini, sampai selama-lamanya (Ibrani 13:8).
3. 2 Tawarikh 20:8-9; percaya bahwa Tuhan ada di dalam rumah Allah atau tempat ibadah. Jika kita mengalami masalah, maka langkah yang tepat adalah datang ke dalam rumah Tuhan untuk berseru kepada-Nya.
Setelah menyampaikan rasa percayanya kepada Tuhan, barulah raja menyampaikan keadaan/kondisinya dan memohon pertolongan Tuhan (2 Tawarikh 20:10-13). Setelah itu Tuhan menjawab doanya lewat perantaraan hamba-Nya, yakni Yahaziel (ayat 14-15,17).
Kisah di atas memberikan gambaran keadaan yang sering kita alami sehari-hari. Banyak gunung-gunung permasalahan yang membuat kita takut dan bimbang, tetapi Tuhan katakan, “Jangan takut!” Saat kita datang kepada Tuhan, haruslah dengan percaya dan kemudian berdoa kepada Tuhan (Markus 11:23-24). Janganlah takut, sebab kita adalah kepunyaan Tuhan. Tuhan pasti beserta dan memberi pertolongan. Mempelai Tuhan pasti menang! Haleluya, Amin.