Dalam Yesaya 43:1, Tuhan telah berfirman kepada kita, “…engkau ini kepunyaan-Ku.” Apabila kita meyakini Firman ini, maka selayaknya kita berkata, “Aku kepunyaan Tuhan sendiri“, dan kuasa mujizat-Nya menjadi nyata dalam kehidupan kita karena Dia adalah Allah yang luar biasa.
Tuhan kita adalah besar, sebab Dia adalah Raja dan Penebus, seperti yang tertulis pada Yesaya 44:5-6. Sebagai Raja, Ia sanggup menjamin, memelihara dan mencukupi segala kebutuhan umat-Nya. Sebagai Penebus, Tuhan menunjukkan pembelaan-Nya. Ia sanggup membela dan berkorban bagi umat-Nya supaya terbebas dari dosa. Inilah ciri dari Mempelai Pria, yaitu memelihara dan membela sidang mempelai perempuan-Nya. Tetapi sangat disayangkan, banyak orang Kristen menjadikan Tuhan sebagai Raja hanya untuk kebutuhan perut atau jasmaninya saja; tidak dilanjutkan dengan pengertian bahwa Ia adalah Raja yang sanggup memelihara umat-Nya secara ajaib, memberi damai sejahtera, sukacita, dan masih banyak lagi.
Contohnya dapat kita baca dalam Injil Yohanes 6:1-15, yang mengisahkan tentang Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang. Ayat 12-15 menyatakan bahwa orang-orang sudah melihat mujizat yang diadakan Tuhan Yesus. Tetapi kemudian mereka hendak menjadikan-Nya sebagai Raja untuk memenuhi kebutuhan lahiriah mereka, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang Kristen saat ini. Karena itu pada ayat 25-26 Tuhan menegor mereka. Datang mencari Tuhan itu adalah benar, tetapi janganlah karena ingin mendapatkan berkat jasmani saja, melainkan untuk sesuatu yang lebih dari itu.
Kemudian pada ayat-ayat selanjutnya, Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Roti hidup, yang berarti tanda penebusan bagi kita. Barangsiapa memakan Roti hidup yang turun dari sorga, ia akan beroleh hidup yang kekal dan yang mati akan dibangkitkan pada akhir zaman. Inilah perkara besar yang hendak diberikan Mempelai Pria Sorga kepada kita. Mempelai Tuhan harus menerima persekutuan di dalam tubuh dan darah Yesus melalui perjamuan kudus, yaitu Roti hidup yang memiliki tanda penebusan dan kuasa yang besar. Jadi, seperti yang dijelaskan pada ayat 51 dan 54-55, perjamuan kudus bukanlah seperti makanan biasa.
Pada Yesaya 43:1 Tuhan juga berfirman, “Janganlah takut …” . Manusia memang bisa merasakan takut. Tetapi Tuhan telah memberi jaminan dengan menebus dan memanggil nama kita, serta menjadikan kita kepunyaan-Nya. Apabila Tuhan berkata, “Engkau ini kepunyaan-Ku”, kita akan segera menjawab, ”Aku kepunyaan Tuhan sendiri.” Maka saat Tuhan berfirman, “Janganlah takut”, kita pun harus memberi jawaban, “Aku tidak takut”, seperti yang tertulis dalam Ibrani 13:6, karena kita yakin bahwa Tuhan adalah penolong kita. Keyakinan itu berasal dari mendengar dan menerima Firman Tuhan seperti yang dapat kita baca pada Mazmur 56:4-5, 11-12; jadi bukan oleh kekuatan kita sendiri. Seringkali rasa takut itu timbul karena kita tidak menghargai Firman Tuhan. Jika kita percaya kepada Allah, maka kita harus percaya kepada Firman-Nya.
Kuasa Firman akan memberkati kehidupan kita sebab Firman sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada dan menyelesaikan segala permasalahan kita. Mazmur 119:11 dan 16 mengatakan, bahwa Firman itu disimpan di dalam hati dan tidak dilupakan supaya kita tidak berdosa kepada Tuhan. Tetapi jika sebaliknya, berarti kita berdosa terhadap Tuhan. Isi dari pasal 119 secara keseluruhan adalah menekankan tentang Firman. Contoh pada ayat 50, menyebutkan bahwa Firman itu menghibur dan memberi kekuatan dalam kesengsaraan. Ayat 94-99 menyebutkan, sebagai kepunyaan Tuhan harus mencari Firman Tuhan dan menerimanya, bahkan mencintai serta merenungkannya setiap hari. Kemudian sebagai rasa syukur oleh karena berkat Firman, ayat 108 menuliskan bahwa kita harus memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan.
Mazmur 70:5 mengatakan bahwa orang yang mencari Tuhan itu akan bergirang dan bersukacita sebab pada-Nya ada keselamatan dan Ia adalah Allah yang besar. Kebesaran-Nya dalam Mazmur 77:14-15 dikatakan bahwa Ia adalah Allah yang melakukan keajaiban (bandingkan pula dengan Mazmur 86:10 dan pasal 126:1-3). Inilah kebesaran Tuhan, bahwa keajaiban dan kuasa-Nya terbukti nyata di dalam kehidupan kita. Seringkali Ia menolong kita dengan cara-cara yang di luar pemikiran dan pehitungan kita sebagai manusia. Apabila Ia adalah Allah yang besar dan ajaib maka demikian pula Firman-Nya. Oleh sebab itu, percayalah kepada Firman-Nya! Ia telah berfirman supaya kita jangan takut, maka sebagai kepunyaan Tuhan kita tidak akan takut sebab kita percaya, bahwa Ia sanggup melakukan perkara yang besar.
Tuhan sudah menebus dan memanggil dengan nama kita sehingga kita menjadi kepunyaan-Nya Apabila Tuhan memanggil kita dengan nama, berarti nama kita sudah tertulis atau terdaftar di sorga. Seperti yang tertulis dalam Ibrani 12:22-23 dan Wahyu 21:27, bahwa hanya orang yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan yang akan masuk Yerusalem baru. Untuk itu kita perlu digembalakan di dalam Firman pengajaran, seperti di dalam Yohanes 10:3, bahwa gembala memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya. Sebab itu perhatikanlah baik-baik suara panggilan Tuhan supaya nama kita tidak terhapus dari kitab kehidupan, seperti yang tertulis dalam Mazmur 69:29. Biarlah kita menjadi seperti di dalam Wahyu 3:4-5, bahwa nama kita tidak dihapus tetapi diakui di hadapan Bapa, dengan tetap menjadi kepunyaan Tuhan. mc