“Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar.” (1 Yohanes 3:7)
Firman Tuhan mengatakan bahwa iblis adalah pendusta dan ia adalah bapa segala dusta. Bila kita telah mengerti hal ini namun masih tetap hidup di dalam dusta, tentunya kita akan menjadi anak-anak iblis. Tuhan tidak mau kita menjadi anak-anak iblis, sehingga Rasul Yohanes sebagai orang tua rohani menasihati kita agar jangan disesatkan oleh seorangpun.
Istilah “sesat” seringkali terkait dalam hal penggembalaan. Domba akan mudah tersesat jikalau ia tidak mau menuruti suara gembala atau tidak mau digembalakan. Surat Ibrani 13:17-21 menasihatkan kita sebagai domba-domba yang digembalakan, untuk tunduk dan taat kepada pemimpin jemaat, yakni gembala, karena dia bertanggung jawab atas keselamatan jiwa kita. Dengan demikian, ia akan gembira dan tidak berkeluh kesah di dalam melaksanakan kepemimpinannya, dan Gembala Agung, yaitu Tuhan Yesus, akan memperlengkapi kita dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya.
Siapakah penyesat itu? 1 Yohanes 2:18-21 menuliskan, bahwa pada akhir zaman ini, akan terdapat banyak antikristus. Ciri khasnya adalah dusta, yang merupakan suatu hal yang menyesatkan sebab di dalamnya tidak ada kebenaran. Oleh sebab itu, pada ayat 28-29 kita dinasihatkan supaya tetap tinggal di dalam Kristus yang adalah benar dan mengalami kelahiran baru. Orang yang kekristenannya hanyalah secara keturunan dan belum mengalami kelahiran baru dari Kristus, akan mudah disesatkan dan meninggalkan Tuhan.
Sedangkan orang yang telah lahir baru dari Allah, 1 Yohanes 3:9 menuliskan, ia tidak berbuat dosa lagi, sebab benih Ilahi tetap ada di dalam dia. Dengan kata lain, orang yang memiliki tanda kelahiran baru di dalam Kristus pasti hidup di dalam kebenaran, terbukti dengan adanya gairah untuk mencari Firman pengajaran, sebagai makanan untuk kehidupan rohaninya. Sehubungan dengan Paskah, 1 Petrus 1:2-3 menuliskan, kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati telah melahirkan kita kembali, sehingga kita memiliki hidup yang penuh pengharapan. Kekuatan kuasa kematian dan kebangkitan Tuhan yang kita imani melalui Firman-Nya, perlahan-lahan akan mengubah perbuatan lama kita yang penuh dosa menjadi hidup yang lebih baik
Kemudian Ibrani 12:2-3 menasihatkan, hendaknya mata rohani kita selalu tertuju hanya kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman yang membawa pada kesempurnaan. Mengapa demikian? Sebab jika selalu memandang kesalahan orang, kita akan menjadi lemah dan berputus asa. Namun jika kita memandang pada kuasa korban Kristus, iman kita akan dikuatkan.
Adanya kelahiran baru yang dinyatakan dalam Efesus 1:17-19, Ia menjadikan mata hati (mata rohani) kita terang, supaya kita mengerti bahwa ada pengharapan yang terkandung di dalam panggilan-Nya. Firman Tuhan di dalam Yeremia 29:11 mengatakan, bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi kita, melainkan rancangan hidup yang penuh damai sejahtera dan hari depan yang penuh harapan. Hal ini diperkuat pula pada pasal 31:16-17, sehingga kita tidak perlu menangis dan mencucurkan air mata. Kemudian pada ayat 23-26 dikatakan, Tuhan akan memulihkan keadaan kita dengan memberkati tempat kediaman kebenaran, yaitu orang yang hidup dalam kebenaran, sehingga orang yang lelah akan disegarkan, setiap orang yang merana karena beban yang berat akan dipuaskan-Nya. Dan pada saat bangun, ia akan melihat bahwa tidurnya menyenangkan. Puji Tuhan!
1 Petrus 3:12 mengatakan, bahwa mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong. Yakobus 5:16 juga menuliskan, bahwa doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan pasti besar kuasanya. Ini berarti pasti ada pertolongan dari Tuhan. Sebenarnya kita bukanlah orang benar, tetapi karena telah mengalami kelahiran baru di dalam Kristus, sekarang kita dibenarkan. Haleluya, amin. rn