Firman Tuhan kali ini masih bertolak dari Kitab 2 Tawarikh 20:20, yang intinya adalah kita pasti berhasil! Kuncinya adalah percaya kepada Tuhan dan kepada nabi-nabi-Nya (hamba-hamba Tuhan yang diutus untuk menyampaikan Firman Tuhan).
Setiap manusia pasti menginginkan supaya selalu berhasil dalam segala sesuatu. Caranya adalah seperti yang dilakukan oleh Raja Uzia. Ia selalu memperhatikan Firman Tuhan yang disampaikan Zakharia, supaya dia selalu takut akan Allah. Dituliskan dalam 2 Tawarikh 26:4-5, selama Uzia mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil. Hal ini juga berlaku bagi kita. Jika kita selalu mencari Tuhan, Tuhan pasti membuat kita selalu berhasil. Mencari Tuhan berarti harus ada usaha untuk datang menemui Dia, yakni di dalam rumah Tuhan (dengan melaksanakan ibadah) dan percaya kepada Firman yang disampaikan oleh hamba Tuhan.
Kembali pada 2 Tawarikh 20, Yehaziel adalah seorang nabi yang diurapi dan diutus Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya kepada Yosafat dan rakyatnya (ayat 14-17). Firman Allah memang harus disampaikan, karena seperti ditulis dalam Roma 10:14-15, 17, iman (percaya) datang dari mendengar Firman Allah, yang disampaikan oleh orang yang diutus Tuhan. Oleh iman karena mendengar pemberitaan Firman Allah, kita dibawa pada keberhasilan.
Ada 2 hal yang disampaikan Yehaziel kepada Yosafat dan pasukannya, seperti yang tertulis pada 2 Tawarikh 20:15,17:
- “Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini ...”
- “... lihatlah bagaimana Tuhan memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, Tuhan akan menyertai kamu.”
Seringkali kita dihadapkan pada kekuatiran hidup bahkan tantangan, yang membuat kita menjadi takut. Demikian halnya dengan Yosafat dalam menghadapi musuh. Namun setelah ia mendengar Firman Tuhan dia menghimbau kepada seluruh umatnya; “percayalah kepada Tuhan, Allahmu dan kamu akan tetap teguh!”, dan “percayalah kepada nabi-nabinya dan kamu akan berhasil!” Semua itu harus didasari oleh percaya, bahwa Tuhan adalah Allah yang sanggup melakukan perkara besar bagi mereka.
Karena itu, mereka berkumpul dengan pakaian kudus dan menyanyikan puji-pujian bagi Tuhan, dengan satu keyakinan yang kuat dari Firman yang telah didengar, bahwa Tuhan yang mereka puji pasti memberi kemenangan (2 Tawarikh 20:19, 21-23). Dengan suara yang nyaring mereka memuji Tuhan dan mengakui kasih setia Tuhan. Terbuktilah, di saat mereka memuji Tuhan, kuasa Tuhan dinyatakan. Begitu juga dalam ibadah yang kita laksanakan. Jika kita memuji Tuhan dengan iman yang sungguh, kita pun bisa melihat kuasa Tuhan yang sangat luar biasa, karena Mazmur 22:4-6 mengatakan, Tuhan bersemayam di atas puji-pujian. Iman kita atas Firman Tuhanlah yang mengundang Tuhan hadir di dalam puji-pujian kita.
Kolose 1:25-27 menekankan, kita harus meyakini kebenaran Firman Allah, karena di mana Firman Allah itu disampaikan, di situlah Tuhan hadir. Jika kita baca Mazmur 56:2-12 yang berkata, “Pada waktu aku takut, kepada Allah aku percaya dan kepada Firman-Nya kupuji.” Jika kita percaya kepada Allah, kita juga harus percaya kepada Firman-Nya. Saat kita mengalami pencobaan yang terkadang membuat kita takut, maka oleh percaya yang sungguh atas Firman Allah, kita pasti diberi kemenangan dan jalan keluar.
Namun percaya kita harus disertai dengan kerendahan hati. Pada Mazmur 22:7, Raja Daud memberikan satu teladan yang baik, yaitu ia mengakui bahwa di hadapan Tuhan dirinya hanyalah bagaikan ulat saja. Ini menunjukkan bahwa pada dirinya tidak ada kekuatan yang patut disombongkan, walaupun ia seorang raja yang diurapi dan berkemenangan. Mungkin ucapan ini sulit dikatakan oleh orang yang memiliki kekayaan, kekuatan, dan kehormatan sebagai seorang raja. Namun Firman Allah yang telah didengar membuat Daud semakin rendah hati. Bahkan Kitab Ayub 25:4-6 mengatakan, di hadapan Tuhan manusia itu adalah bagaikan berenga, yaitu ulat-ulat kecil yang terdapat pada bangkai. Dapatlah kita bayangkan, apa jadinya bila kita berlaku sombong di hadapan Tuhan, karena sesungguhnya kita ini sangatlah lemah dan tidak berdaya di hadapan Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya yang bisa menolong kita saat menghadapi banyak tantangan. Oleh karena itu jika kita mengerti hal ini, janganlah kita jauh dari Tuhan. Hanya Tuhanlah yang dapat menguatkan dan meluputkan kita dari bahaya pedang dan ancaman binatang buas (Mazmur 22:9-12, 20-22).
Kembali kita baca 2 Tawarikh 20:24-25, sangatlah jelas apa yang telah Tuhan kerjakan bagi Yosafat beserta seluruh pasukannya, bagaimana Tuhan sudah menyertai mereka yang percaya kepada-Nya. Tuhan telah menjadikan mereka berhasil dengan memberi kemenangan, di mana musuh mereka sudah dikalahkan sesuai dengan cara Tuhan. Inilah pembelaan dari Tuhan. Terbukti bahwa Tuhan sanggup melakukan perkara besar dan ajaib. Bahkan Tuhan juga menyatakan pemeliharaan-Nya, dengan menjamin mereka melalui harta kekayaan yang diperoleh dari musuh yang telah mereka kalahkan (2 Tawarikh 20:27-30). Kemenangan yang sudah Tuhan berikan membuat mereka semakin dekat dengan Tuhan. Sebagai tanda bahwa mereka tidak melupakan pertolongan Tuhan, mereka datang ke dalam rumah Tuhan dengan ucapan syukur. Maka suatu pembelaan Tuhan tambahkan bagi mereka dengan Ia memberikan negeri yang aman untuk mereka tempati (2 Tawarikh 14:6-7), dan dalam keadaan yang aman Tuhan juga memberi keberhasilan di negeri mereka.
Segala puji hanya bagi Tuhan Yesus, sebab bersama Dia kita berhasil. Pada Tuhan saja ada pertolongan, dan Ia menjamin hidup kita berkemenangan. Satu hal yang harus kita ingat, percayalah kepada Tuhan dan percayalah kepada Firman-Nya, maka bersama Mempelai Pria Sorga kita akan melihat bahwa Ia melakukan perkara besar dan ajaib bagi kita. Haleluya, Amin!