PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jun
8

Kekuatan Roh Kudus di dalam doa

Kekuatan Roh Kudus di dalam doa
Uncategorized

Bacaan: Kisah Para Rasul 2:11-15

Kepenuhan Roh Kudus merupakan puncak dari pergumulan murid-murid Yesus di dalam doa bersama yang dilakukan dengan tekun dan bersehati (Kisah 1:14). Pada saat itu mereka berkarunia lidah dalam bahasa-bahasa lain. Orang-orang luar yang mendengarnya, mengira mereka sedang mabuk anggur. Pada waktu itu, hari baru pukul 9 pagi dan biasanya pemabuk itu mabuk di malam hari.

Pukul 9 pagi mengingatkan kita kembali pada saat Tuhan Yesus mulai disalibkan (Markus 15:22-25) dan pada pukul 12 siang hingga jam 3, terjadi kegelapan di daerah itu (ayat 33). Ketika Ia haus, para prajurit hendak memberikan anggur bercampur mur namun ditolak-Nya, karena anggur yang demikian dapat memabukkan atau memiliki efek bius sehingga tidak dapat merasakan sakit yang sedang diderita. Oleh karena itu, ketika Yesus berdoa kepada Bapa agar mengampuni segala kesalahan mereka dan kemudian menyerahkan nyawa-Nya, semuanya diucapkan Yesus dalam keadaan sadar. Penolakan Yesus terhadap anggur ini memberi teladan agar kita mau menghadapi penderitaan karena Kristus dan jangan menghindarinya. Jika kita selalu dekat pada-Nya, maka Kristus yang telah menanggung segala kelemahan kita di kayu salib, pasti memberi kemenangan.

Peristiwa kepenuhan Roh Kudus yang kemudian dihubungkan dengan proses penyaliban Yesus dapat kita simpulkan bahwa Roh Kudus akan menolong saat kita berada di dalam kelemahan, untuk mengangkat doa kita kepada Allah (Roma 8:26-27). Jam-jam saat Yesus disalibkan dapat menjadi waktu doa kita, seperti nyanyian pengajaran Daud yang terdapat di dalam Mazmur 55:1-2 dan 17-18, bahwa ia berseru atau berdoa kepada Tuhan di waktu pagi (setara dengan jam 9), tengah hari (jam 12), dan petang hari (jam 3 siang). Hal ini bukan berarti bahwa kita tidak boleh berdoa pada jam-jam yang lain, tetapi kita yang telah menerima Firman pengajaran pasti ada waktu untuk berdoa kepada Tuhan.

Waktu-waktu doa juga dilakukan oleh Daniel, yang biasa berlutut, berdoa dan memuji Allah sebanyak 3 kali sehari (Daniel 6:11). Bila kita membaca Daniel pasal 6 secara keseluruhan, maka apa yang dilakukannya itu sangatlah beresiko, karena dia menghadapi kediktatoran Raja Darius dan lawan-lawan yang membencinya di dalam pemerintahan. Daniel menghadapi hukum duniawi yang sifatnya mayoritas dan lawan-lawannya berusaha mencari-cari kesalahannya, namun terbukti bahwa ia memiliki tanda kebenaran. Ia tidak bersalah di hadapan Tuhan (secara vertikal) dan terhadap raja (secara horizontal). Karena Daniel adalah orang benar, maka besarlah kuasa doanya. Pada akhirnya, Tuhan membela Daniel secara luar biasa dan ia selamat dari cengkaman mulut singa.

Menurut Markus 11:22-24, syarat agar doa kita dikabulkan adalah percaya kepada Allah, seperti yang dilakukan Daniel. Percaya kepada Allah berarti percaya pula akan Firman-Nya, karena Allah adalah Firman (Yohanes 1:1). Jika kita percaya pada kuasa Firman-Nya, maka perkara besar pasti terjadi di dalam hidup kita. Kuasa Roh Kudus sanggup mengangkat doa orang benar yang disertai percaya, sehingga terjadi mujizat dan kemenangan terhadap segala pergumulan dan permasalahan. Haleluya, Amin. rk



Post a comment