Berkat bagi Yesyurun (yang dikasihi sebagai kepunyaan Tuhan) adalah berkat dari Tuhan bagi Israel, bahwa Tuhan menjadi sumber pertolongan dan tempat perlindungan yang sangat terbukti. Hal ini berlaku di masa lampau, sekarang, dan sampai selamanya, sebab Tuhan Yesus tidak berubah; Dia adalah Alfa dan Omega. Oleh karena itu Israel berhak berkata, “Aku kepunyaan Tuhan sendiri“, dan Tuhan pasti menolongnya saat dalam kesesakan.
Tuhan sanggup menolong kita, oleh Mazmur 70:5-6 dijelaskan, karena Allah itu besar. Yesaya 43:10-13 menyatakan bahwa tidak ada allah selain Tuhan dan tidak ada juruselamat selain Dia. Ditegaskan pula dalam pasal 44 ayat 6 dan 8, bahwa Dialah yang terdahulu dan yang terkemudian, tidak ada Allah selain dari pada-Nya, dan tidak ada Gunung Batu lain yang kita kenal. Sebagai mempelai perempuan-Nya kita harus percaya kepada Allah satu-satunya, Allah yang besar di dalam kuasa, kemuliaan, dan mujizat-Nya. Hal ini telah disaksikan oleh Daud dalam mazmur di atas, dengan berkata, “ … Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku; ya Tuhan, janganlah lambat datang!” Sejak muda, Daud telah berpengalaman dalam menghadapi banyak kesulitan. Sebagai gembala ia menghadapi binatang buas, kemudian ia menghadapi Goliat dan raja Saul, serta masih banyak lagi. Sampai lanjut usianya, pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat dan selalu nyata kepadanya. Biarlah hal itu juga terjadi di dalam kehidupan kita yang menjadi kekasih-Nya.
Saat menghadapi segala pergumulan, kita pasti membutuhkan pertolongan Tuhan. Oleh karena itu Tuhan memberi hak bagi kita, seperti di dalam Mazmur 69:14-16, untuk berdoa kepada-Nya dengan keyakinan dari pasal 34 ayat 18 dan 7, bahwa Tuhan pasti mendengar dan melepaskan kita dari segala kesesakan. Pasal 107 ayat 6, 13, 19, dan 28 adalah bukti-bukti bahwa Tuhan melepaskan orang yang berseru-seru kepada-Nya dari segala macam kecemasan dan kesesakan mereka.
Apabila kita merenungkan Mazmur 34:8-23, maka kita dapat mengerti bahwa yang disebut sebagai orang benar adalah orang yang takut akan Tuhan. Istilah “takut akan Tuhan” maksudnya adalah: suka beribadah, suka melayani, mengasihi, dan berkorban bagi Tuhan. Dengan kata lain, kita harus selalu dekat kepada-Nya. Oleh karena itu, rasa takut akan Tuhan harus diajarkan sejak masih anak-anak. Ayat 13-15 adalah ciri khas dari orang yang takut akan Tuhan, yaitu menjaga lidah dan bibirnya (menjaga perkataannya), menjauhi yang jahat, melakukan yang baik, dan mengusahakan perdamaian. Jika kita memiliki tanda-tanda ini, Tuhan pasti menolong dan melindungi kita. Tentang lidah, bukan saja untuk berbicara tapi juga untuk dapat merasakan dan mengecap sesuatu. Keberadaan kita di dalam rumah Tuhan adalah untuk mengecap Firman-Nya. Dengan demikian, walaupun sebagai orang benar kita banyak mengalami kemalangan, Tuhan pasti melepaskan kita dari semuanya itu. Sebaliknya, pada ayat 22 dikatakan bahwa kemalangan akan mematikan orang fasik, dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman.
Mazmur 91:14-16 menjelaskan pula bahwa orang yang takut akan Tuhan ini hatinya melekat pada Tuhan, yang tentunya selalu ingin bertemu dengan Tuhan. Kepadanya Tuhan pasti membentengi, menjawab segala seruannya, menyertai saat dalam kesesakan, dan memberikan panjang umur serta keselamatan. Maka pada ayat 3, 5-6 dikatakan, kita tidak usah takut terhadap segala jerat dan sakit-penyakit, baik penyakit sampar maupun penyakit menular, terhadap kedahsyatan malam dan panah yang terbang di waktu siang sebab Tuhan pasti melindungi kita, kepunyaan-Nya. Haleluya!!! Amin.