Pilihan Tuhan
Uncategorized
Sebagai yang dipilih oleh Tuhan, kita harus yakin dan mantap sebagai kepunyaan Tuhan sendiri. Dia yang telah memilih kita adalah Pemilik. Yang tidak dipilih pasti akan dibuang, yaitu akan masuk ke dalam aniaya antikris, sedangkan yang dipilih pasti dipakai Tuhan, serta dibela dan dipelihara. Jika Tuhan mau memakai kita, ini adalah suatu keistimewaan Tuhan atas hidup kita. Kolose 3:12 menyebutkan bahwa orang-orang pilihan Allah adalah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya. Hal ini ditegaskan pula dalam 1 Tesalonika 1:4 dan 1 Petrus 1:2. Oleh karena itu kita harus menghargai kasih Allah dan pengudusan-Nya, sebab banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Digambarkan dalam Kidung Agung 6:8-11, bagaikan satu-satunya merpati dan idam-idaman raja dari antara 60 permaisuri dan 80 selir, serta anak-anak dara yang tak terhitung jumlahnya, sehingga ia disebut berbahagia.
Di akhir zaman ini, akan ada banyak gereja Tuhan yang mengajarkan dan menyebut dirinya mempelai tetapi dalam status sebagai “permaisuri” dan “selir”, karena mereka memberi pengajaran ini dengan maksud-maksud tertentu dan cara-cara yang menuruti hawa nafsu – tidak rohani atau sungguh-sungguh. Bahkan masih banyak “anak dara”, yakni orang Kristen yang belum tersentuh atau belum mendalami pengajaran mempelai. Tetapi orang pilihan bukanlah seperti mereka itu. Pilihan Tuhan hanyalah dia yang disebut “satu-satunya merpatiku”, dan “satu-satunya anak ibunya” yaitu yang memiliki tanda kelahiran baru di dalam pengajaran mempelai.
Menurut 1 Petrus 1:22-23, pilihan Allah adalah yang telah dilahirkan kembali dari benih Firman Allah yang hidup dan yang kekal, yaitu Firman Pengajaran Mempelai. Sedangkan yang disebut: permaisuri, selir, dan anak dara, tidak disebutkan memiliki tanda kelahiran kembali walaupun telah sekian lama mengenal pengajaran ini. Orang yang memiliki tanda kelahiran baru adalah yang telah menyucikan dirinya oleh ketaatan kepada kebenaran Firman sehingga ia dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, yang berarti mau melayani, saling memaafkan, dan tidak menyimpan akar pahit di antara sesama anggota tubuh Kristus. Pada ayat 14-16 juga disebutkan bahwa ia menjadi anak-anak yang taat dan tidak dikuasai oleh hawa nafsu, sehingga ia menjadi kudus di dalam seluruh hidupnya, sama seperti Dia yang adalah kudus. Ketaatan ini juga tidak dimiliki oleh permaisuri, selir, dan anak dara, karena mereka masih hidup menuruti hawa nafsunya.
Dalam 1 Petrus 3:1-2 dan 5-6, pilihan Tuhan yang hendak dijadikan sebagai mempelai-Nya itu digambarkan seperti istri yang tunduk atau taat kepada suaminya, sama seperti Sarah taat kepada Abraham dan memanggilnya tuan. Jika kita tidak taat kepada Firman Tuhan, Dia tidak akan memilih kita menjadi istri-Nya karena ketaatan adalah ciri khas dari suatu kelahiran baru. Tetapi jika kita taat, kita layak berkata seperti dalam Kidung Agung 6:3, “Aku kepunyaan Kekasihku dan kepunyaanku Kekasihku,” yang berarti layak menjadi kepunyaan Tuhan.
Kidung Agung 8:5-7 menyebutkan, bahwa sebagai kepunyaan Tuhan ada ikatan kasih mempelai sangat kuat, yang tidak dapat dipisahkan oleh ancaman dan halangan apapun; bagaikan nyala api yang tidak terpadamkan oleh air yang banyak. Dan walaupun dihina karena memberi segala harta bendanya untuk cinta, ia tidak tergoyahkan. Hendaknya demikian pula kasih kita kepada Yesus, Mempelai Pria Sorga.
Berbahagialah kita, karena Yohanes 15:16 mengatakan, bahwa bukan kita yang memilih Tuhan, tetapi Dia yang memilih kita. Dan Tuhan telah menetapkan supaya kita pergi dan berbuah, yaitu berhasil dalam segala pekerjaan dan pelayanan, sehingga apa yang kita minta kepada Bapa dalam nama-Nya, diberikan-Nya kepada kita. Karena Tuhan telah memilih kita, marilah kita berjuang untuk menjadi mempelai perempuan-Nya. Pt