Bacaan: 1 Yohanes 3:1-2, 9
Merupakan suatu kasih karunia Bapa yang besar apabila kita disebut anak-anak Allah, karena sebenarnya kita adalah manusia berdosa. Apabila dosa kita yang terus-menerus itu tidak dihancurkan oleh korban Kristus, maka tidak ada hak bagi kita untuk menjadi anak-anak Allah.
Banyak orang disebut Kristen karena keturunan sehingga mereka tidak bertobat. Namun sebutan anak-anak Allah adalah bagi mereka yang telah mengalami proses dilahirkan kembali oleh Allah melalui benih Allah, yaitu Firman. Orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa lagi sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia; ia tidak dapat berbuat dosa karena ia lahir dari Allah. Walaupun secara fisik tetaplah manusia biasa, secara rohani kita disebut anak-anak Allah dan menjadi satu di dalam keluarga Allah.
Orang yang memiliki benih Firman dan tanda kelahiran baru sebagai anak-anak Allah tidak berjalan sendiri tetapi dipimpin oleh Roh Allah (Roma 8:14-16). Roh-Nya menyertai kita selama-lamanya dan diam di dalam kita (Yohanes 14:16-17) sehingga selalu menjadi Penolong. Maka kita tidak perlu takut lagi terhadap hal-hal mengerikan yang sedang terjadi di dunia ini.
Rasa takut itu ada oleh karena roh perbudakan dosa. Tetapi Roh Allah telah memerdekakan kita dari perbudakan sehingga sebagai anak-anak Allah berhak berseru: "Ya Abba, ya Bapa!" (Roma 8:15, 21). Seringkali karena kelemahan, kita tidak tahu bagaimana lagi harus berdoa. Maka Roh yang memimpin anak-anak Allah akan membantu mengangkat doa kita kepada Allah sehingga Bapa yang mengetahui maksud Roh itu pasti menjawab doa kita dan memberikan pertolongan (ayat 26-27).
Jika kita adalah anak-anak Allah yang memiliki tanda kelahiran oleh benih Allah, maka Yesus adalah Anak Allah (Yohanes 1:34, 18) dan juga "diperanakkan" (Ibrani 5:5). Pengakuan Bapa: "Anak-Ku Engkau!" hanya berlaku pada Yesus, bukan kepada para malaikat (Ibrani 1:5). Sebagai Anak Allah, Yesus juga berseru, "Ya Abba, ya Bapa!" (Markus 14:36) saat Ia menjadi manusia dan mengalami kelemahan ketika dihadapkan pada tanggungan yang sangat berat, yakni salib. Bila kita membaca Markus 14 selengkapnya, kita pun mengetahui bahwa Yesus pun meminta bantuan atau dukungan doa dari murid-murid-Nya, yaitu Petrus, Yohanes, dan Yakobus. Hal ini menjadi teladan bagi kita supaya anak-anak Allah saling mendoakan ketika dalam kelemahan (Yakobus 5:13-16). Dukungan-dukungan doa itu pun mengangkat doa kita kepada Allah Bapa supaya menolong kita.
Selain berseru kepada Bapa, doa Yesus disertai keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Seruan kita kepada Bapa harus ada keyakinan pada kuasa Allah. Suatu hal yang bagi manusia tidak mungkin atau mustahil, bagi Allah segala sesuatu tidak ada yang mustahil (Markus 9:22-24; 10:27). Keyakinan seperti ini di dalam doa kita akan membuat pertolongan-Nya benar-benar terjadi kepada kita (pasal 11:22-24). Maka tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya karena doanya yang diangkat oleh Roh Kudus naik sampai kepada Bapa dan dikabulkan. zha