Hidup bergaul dengan Allah
Uncategorized
Bacaan: 1 Yohanes 2:3-4
Nuh menjadi teladan dalam hidup bergaul dengan Allah sehingga ia disebut sebagai orang benar di antara orang-orang sezamannya, yang tidak mau bergaul dengan Allah dan lebih memilih hidup rusak dan penuh kekerasan.
Walaupun keadaan dunia saat ini penuh dengan kekerasan, kebanyakan manusia lebih memilih bersahabat dengan dunia sehingga hal ini membuka permusuhan dengan Allah (Yakobus 4:4). Tujuan hidupnya adalah untuk kepuasan hawa nafsu yang kemudian menimbulkan kekerasan, sengketa dan pertengkaran, pembunuhan (kebencian), iri, perkelahian. Oleh karena itu, pada akhirnya mereka tidak mendapatkan apa-apa (ayat 1-3). Meskipun mereka berdoa agar keinginannya terpenuhi, doa mereka tidak mungkin didengarkan.
Sesungguhnya, Tuhan itu baik. Ia mau mendengarkan setiap doa dan siap menolong kita (Yesaya 59:1). Tetapi bila kita bermusuhan dengan Allah, hidup dalam kekerasan, dosa, dan kejahatan, Ia tidak akan menjawab segala doa kita (ayat 2-4). Ini merupakan koreksi, sejauh mana pergaulan kita dengan Allah, sudahkah kita bersikap ramah kepada-Nya dan menuruti Firman-Nya?
Mengenal Allah berarti telah bergaul dengan Dia dan mau menuruti perintah-perintah-Nya. Jika tidak, ia adalah seorang pendusta dan padanya tidak ada kebenaran. Tidak mau menuruti Firman tetapi menuruti keinginan daging, itu juga merupakan perseteruan dengan Allah yang berakhir pada maut. Mereka yang hidup demikian tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kita yang mau menuruti keinginan Roh, yaitu bergaul dengan Allah, akan memiliki hidup dan damai sejahtera (Roma 8:6-8).
Belajarlah patuh dan taat kepada Firman-Nya agar hidup kita berkenan di hadapan Allah. Segala doa akan didengar dan dijawab oleh-Nya bila kita bergaul dengan Tuhan. Haleluya, Amin. pi