PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Mar
9

Persekutuan dengan Tuhan Yesus

Persekutuan dengan Tuhan Yesus
Uncategorized

Bacaan: 1 Korintus 1:9

Umur manusia seperti rumput, hanyalah 70-80 tahun. Tetapi jika ia ada kelahiran baru, maka ia dijadikan sebagai anak-anak Allah dan memperoleh hidup kekal (1 Yohanes 3:1-2). Dan kita diingatkan bahwa Allah, yang telah memanggil kita, adalah setia. Dia mau supaya kita masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus. Untuk itu, kita harus ada kelahiran baru, supaya pada akhirnya nanti kita menjadi sama seperti Kristus, saat Ia menyatakan dirinya.

Kita diangkat menjadi anak-anak Allah supaya dapat bersekutu dengan Anak-Nya, Tuhan Yesus, sebagai persekutuan yang permanen, yang terus-menerus. Kehidupan Kristen yang tidak pernah merasakan persekutuan dengan Tuhan adalah kehidupan yang sia-sia. Tetapi jika kita bersekutu dengan Dia sebagai Mempelai Pria/Suami, kita akan merasakan pembelaan dan pemeliharaan-Nya di dalam hidup kita. Sehingga, Tuhan memanggil kita bukan hanya untuk menjadi Kristen, tetapi supaya kita ada persekutuan dengan Kristus.

Ada bermacam cara bersekutu dengan Tuhan; melalui doa, Firman, dan sebagainya. Tetapi ada pula persekutuan dengan Tuhan Yesus di dalam perjamuan kudus, yaitu bersekutu dengan tubuh dan darah-Nya (1 Korintus 10:15-17), yang pada akhirnya secara bersama-sama kita berada dalam persekutuan sebagai tubuh Kristus. Selain Firman, perjamuan kudus merupakan kebutuhan kita karena kita telah dibeli dengan harga mahal oleh korban salib Kristus. Dan kematian Tuhan harus kita peringati terus-menerus sampai Ia datang kembali (pasal 11:23-26).

Namun kematian Tuhan Yesus janganlah sekedar peringatan yang perlu kita renungkan, tetapi hendaknya membuat kita ada persekutuan dengan Dia di dalam tubuh dan darah-Nya. Tentang darah, terdapat peraturan yang melarang makan darah karena itu adalah nyawa (Kejadian 9:4-5). Pada Ibrani 9:11-14 dikatakan, bahwa Tuhan Yesus tidak membawa darah binatang ke Ruang Mahasuci seperti peraturan tentang Tabernakel, melainkan membawa darah-Nya sendiri. Tanda darah adalah tanda dari penyerahan nyawa, seperti saat Yesus menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa (Lukas 23:44-47; Ibrani 10:20), sebagai gembala yang menyerahkan nyawa bagi domba-domba-Nya, yaitu kita.

Tentang tubuh, tubuh Yesus yang tanpa dosa telah dikorbankan satu kali untuk selama-lamanya untuk menguduskan kita (Ibrani 10:5-6, 10) dan bilur-bilur-Nya berkuasa menyembuhkan segala penyakit kita. Korban tubuh dari Yesus dibuktikan di dalam Markus 10:32-34, di mana tubuh-Nya yang tak berdosa telah diludahi, disesah, dan akhirnya dibunuh di kayu salib.

Jika kita masuk ke dalam persekutuan dengan Dia, maka kita mengenal pengorbanan tubuh dan darah-Nya. Mengetahui hal ini, hendaknya kita pun ada tekad untuk mempertaruhkan tubuh kita kepada Tuhan dengan mempersembahkan tubuh kita kepada-Nya untuk memuliakan Dia (1 Korintus 6:19-20), untuk beribadah dan melayani Tuhan (Roma 12:1).

Di dalam Filipi 2:25-30 terdapat Epafroditus, yang telah melayani pekerjaan Kristus melalui hamba-Nya, Rasul Paulus, sampai tubuhnya sakit dan nyaris mati (= mempertaruhkan nyawa). Dan Paulus merasa bahwa pelayanan Epafroditus harus dihormati. Hendaknya kita pun tidak menyayangkan tubuh dan nyawa kita untuk beribadah dan melayani Tuhan, seperti Tuhan Yesus telah menyerahkan tubuh dan nyawa-Nya untuk kita, karena ada janji bahwa dengan begitu justru kita memelihara nyawa kita. Dan barangsiapa melayani Tuhan, ia akan dihormati oleh Bapa (Yohanes 12:25-26). Selain itu terdapat nasihat di dalam Matius 10:28, yaitu supaya kita tidak takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Hendaknya kita lebih takut kepada Dia, yang berkuasa membinasakan tubuh dan jiwa di dalam neraka.

Sebelum sampai menyerahkan nyawa, Tuhan masih memberi keringanan, yaitu barangsiapa yang mempunyai harta, hendaknya itu dikorbankan untuk pelayanan kepada Tuhan (1 Yohanes 3:16-18). Tuhan tidak ingin kita mati, tetapi Ia menginginkan bukti kasih kita kepada-Nya, yang dinyatakan dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Seperti juga peraturan yang terdapat di dalam Ulangan 16:16-17, bahwa jika kita beribadah dan menghadap hadirat Tuhan janganlah dengan tangan hampa, tetapi masing-masing hendaknya memberi persembahan sesuai dengan berkat yang Tuhan berikan, sebagai tanda persekutuan kita dengan Tuhan Yesus. Amin. zha

 



Post a comment