Iman Sebesar Biji Sesawi
Uncategorized
Bacaan: Lukas 7:6-10
Perjuangan dan pergumulan kita di dunia sekarang ini sangatlah berat, tidak dapat kita tanggung dengan kekuatan sendiri. Tetapi biarlah mata percaya kita tetap tertuju kepada Anak Domba, yaitu Tuhan Yesus, Mempelai Pria Sorga, karena oleh mata percaya yang dicelikkan kita dapat mengenal kebenaran Firman-Nya sehingga iman kita dikuatkan dan pasti berkemenangan.
Dalam bacaan di atas, diceritakan tentang kehidupan seorang perwira kafir, yang tidak memiliki Allah (tidak bertuhan) dan tidak berhak mendapatkan janji Allah termasuk kesembuhan, sekalipun untuk hambanya yang sedang sakit. Tetapi Tuhan melihat bahwa imannya begitu kuat – sebagai bukti bahwa pandangan rohaninya telah dicelikkan – yang belum tentu dimiliki oleh orang-orang yang sudah beriman kepada Tuhan. Perwira ini bagaikan memiliki iman sebesar biji sesawi, yang sanggup memindahkan gunung. Ia mengimani, bahwa hanya sepatah kata dari Tuhan akan berkuasa menyembuhkan hambanya. Selain itu, ia juga memiliki kerendahan hati, dengan merasa tidak layak untuk datang kepada Tuhan meskipun ia adalah seorang yang berpangkat.
Sikap perwira ini harus kita miliki di dalam menerima Firman Tuhan. Jika kita mau menerima dan melakukan Firman dengan rendah hati dan tanpa perbantahan, serta mengimaninya, maka Tuhan Yesus akan berkarya dan mengadakan mujizat di dalam hidup kita. Saat kita berdoa, permasalahan yang bagaikan sebesar gunung pun pasti dapat diselesaikan.
Tetapi ada suatu peringatan bagi kita, yaitu harus melakukan Firman dengan setia dan jangan menambah atau mengurangi Firman Tuhan (Ulangan 12:32; 4:2). Akibat menambahi Firman, Tuhan akan menambahkan malapetaka kepada kita dan bila menguranginya, Dia akan mengambil bagian kita dari pohon kehidupan dan dari kota Yerusalem baru (Wahyu 22:18-19). Peringatan ini juga terdapat di dalam Yeremia 26:2 dan pasal 6:19. Jadi, Firman Allah harus diterima secara utuh (alkitabiah) dan janganlah membantah atau menolaknya.
Latar belakang perwira ini adalah harus mengerjakan apa yang diperintah atasannya dan bawahannya haruslah mematuhi perintahnya. Hal ini hendaknya menjadi teladan bagi kita di dalam mengikut Tuhan, seperti suatu keharusan yang terdapat di dalam Ulangan 13:4. Percayalah, setiap kata Firman-Nya tidak akan pernah gagal dan pasti berhasil! (Yesaya 55:10-11). Haleluya, amin. Pi