PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Des
9

Tidak setia karena mengeraskan hati

Tidak setia karena mengeraskan hati
Uncategorized

Bacaan: Yohanes 15:16

Firman Tuhan di atas menegaskan, bahwa bukan kita yang memilih Bapa, tetapi Bapa yang memilih kita. Hal ini bukannya karena kita orang yang baik tetapi justru karena kita adalah orang yang sangat tidak berguna di hadapan-Nya, seperti yang digambarkan di dalam Surat Roma 3:10-12. Oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan inilah, jangan sampai kita keluar dari pilihan dan ketetapan-Nya karena apa yang sudah menjadi suatu ketetapan adalah sah, tidak dapat berubah.

Kita harus menjadi seperti ranting yang tetap menyatu pada pokok anggur supaya menghasilkan buah yang tetap. Ranting anggur harus mengeluarkan buah anggur. Jika Dia telah memilih dan menetapkan kita sebagai mempelai-Nya, berarti kita harus menuruti ketetapan ini dengan mau dibentuk menjadi mempelai-Nya dan menghasilkan buah-buah sebagai mempelai Tuhan hingga tiba saatnya pernikahan dengan Mempelai Pria Sorga.

Surat 1 Yohanes 2:24 menuliskan, "...tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa". Jika kita meneliti kata-kata "tetap tinggal", maka kata "tetap" dapat dibandingkan dengan Yohanes 15:16, sedangkan kata "tinggal" dengan Yohanes 15:1-8. Kesimpulannya, apabila kita mau tetap tinggal di dalam ketetapan Tuhan sebagai kepunyaan-Nya (mempelai Tuhan) dan menghasilkan buah yang tetap, maka apa saja yang kita minta kepada Bapa di dalam nama Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus, pasti diberikan-Nya kepada kita. Hendaknya janji Firman Tuhan ini membuat kita tidak terpengaruh oleh ajaran yang lain dalam situasi dan kondisi apapun, supaya kita tetap tinggal di dalam Pengajaran Mempelai yang telah Tuhan tetapkan kepada kita.

Sebagai pilihan Tuhan, kita harus waspada terhadap kekerasan hati (Ibrani 3:1, 6-9, 12-13) yang mengakibatkan kita tertinggal di belakang, jatuh, dan terbawa arus, sehingga membuat kita tidak setia. Yeremia 17:9-10 menggambarkannya seperti hati yang membatu dan Tuhan akan memberi balasan yang setimpal baginya. Oleh sebab itu kita harus belajar kepada Yesus yang lemah lembut dan rendah hati (Matius 11:28-30) dan mau menerima Firman Allah yang ada kuasa memberikan hati yang baru, menjauhkan kita dari hati yang keras dan menggantinya dengan hati yang taat (Yehezkiel 36:26-28) karena Tuhan Yesus sendiri telah menjadi pribadi yang taat sebagai Anak terhadap Bapa (Ibrani 5:8-9).

Orang yang mengeraskan hati akan menjauh dari Tuhan, hanya mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri, sehingga Tuhan mengutuknya (Yeremia 17:5-6). Sedangkan hati yang tidak keras pasti mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya kepada Tuhan, sehingga hidupnya diberkati, bagaikan pohon yang ditanam di tepi air, yang daunnya tetap hijau dan tidak berhenti menghasilkan buah (ayat 7-8).

Kita tidak dapat mengubah kekerasan hati dengan usaha sendiri. Hanya dengan keterbukaan hati di dalam menerima Firman, hati kita akan diubah-Nya menjadi hati yang taat, mengandalkan Tuhan, dan selalu berharap kepada-Nya. Maka berkat Tuhan, yaitu menghasilkan buah yang tetap, akan menjadi hak bagi orang yang melakukan kewajibannya kepada Tuhan, yaitu: taat. mg



Post a comment