PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Nov
18

Tetap tinggal

Tetap tinggal
Uncategorized

Bacaan: 1 Yohanes 2:24-25

Pada judul di atas, jika kedua kata tersebut dipisahkan, dalam bahasa Gerika memiliki arti yang sama, yaitu MENO (tinggal, menumpang, tetap, tetap hidup, permanen, dan menunggu). Meno = tetap tinggal. Suatu kesetiaan harus dibuktikan dengan tetap tinggal.

Apa yang kita dengar dari mulanya adalah Firman Allah yang hidup (1 Yohanes 2:7), yaitu Firman yang diungkapkan/dibukakan rahasianya. Jika Firman itu tinggal di dalam kita maka kita akan tetap tinggal di dalam Anak dan Bapa, yang puncaknya adalah hidup kekal di kota Yerusalem baru (Wahyu 21:1-2). Perjuangan untuk mencapai hidup kekal antara lain dengan mau mendengarkan Firman sebagai bukti kesetiaan kita kepada Tuhan, karena salah satu arti dari setia adalah patuh dan taat.

Kota Yerusalem baru merupakan kota yang kekal karena tidak ada pergantian siang dan malam (Wahyu 21:25; 22:5), disediakan bagi mereka yang setia dan melakukan Firman yang dibuka meterainya sehingga berbahagia (pasal 22:6-7,10) dan Allah tinggal di tengah-tengah mereka (pasal 21:3-4). Bahkan orang yang melakukan Firman akan memperoleh hak atas pohon kehidupan (pasal 22:14; terjemahan lain dari membasuh jubahnya = melakukan Firman).

Selama masih hidup di dunia, kita memang perlu mencari nafkah untuk hidup. Namun janganlah karena mengejar apa yang sementara di dunia ini (yang kita kira kekal, padahal rata-rata umur manusia hanya 70-80 tahun), kita lupa mengejar apa yang mendatangkan hidup kekal, yakni Firman Allah. Lawan dari hidup kekal adalah siksaan kekal di dalam lautan api dan belerang sebagai kematian yang kedua (Wahyu 21:8). Mereka yang mendapat siksaan kekal adalah orang-orang yang meremehkan Firman karena tidak mau mendengarkan dan melakukannya. Padahal Firman Allah adalah tepat dan benar, tidak ada dusta dan tidak bercacat.

Oleh sebab itu, kita yang mendapat kesempatan untuk mendengar Firman harus tetap tinggal atau setia, seperti ranting yang melekat pada pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1-8). Kata "tinggal" digambarkan seperti Tuhan Yesus sebagai pokok anggur yang benar dan Bapa sebagai pengusahanya. Mereka ini telah menyatu, di mana Yesus mengasihi Bapa dan Ia melakukan segala yang diperintahkan Bapa kepada-Nya (pasal 14:31). Pengusaha harus merawat pokok anggur supaya tanaman itu tidak menjalar di bawah begitu saja, dengan Bapa mengangkat Tuhan Yesus yang telah merendahkan diri-Nya. Gereja Tuhan (mempelai-Nya) sebagai ranting-ranting yang melekat pada pokok juga harus merendahkan diri supaya kelak akan diangkat oleh Bapa. Selain itu kita juga harus mau selalu dibersihkan supaya dapat berbuah. Jika ranting melekat pada pokok tetapi tidak berbuah, ia akan dipotong, kemudian menjadi kering dan dibakar. Yohanes 15:9-11 menekankan supaya kita tetap tinggal di dalam kasih Tuhan, dengan mau menuruti Firman-Nya, seperti Yesus menuruti perintah Bapa dan tinggal di dalam kasih-Nya. Dengan demikian kita akan merasakan sukacita yang penuh.

Tuhan Yesus sebagai pokok anggur yang benar, merupakan kepala (= Mempelai Pria), dan kita sebagai ranting-rantingnya adalah anggota tubuh Kristus. Dia sebagai pokok anggur yang benar akan menyalurkan segala kebutuhan ranting-rantingnya. Hanya Yesus yang menjamin kehidupan kita yang mau menerima dan menuruti segala perintah-Nya. Di luar Yesus kita akan menjadi ranting yang kering, pada akhirnya akan dibakar. Kayu anggur yang kering tidak ada gunanya sama sekali, sekalipun untuk membuat gantungan. Itu adalah gambaran orang yang rohaninya menjadi kering, ditandai dengan tidak mau mendengarkan Firman. Akibatnya, ia akan merasa kesepian. Demikianlah gambaran nasib orang yang berubah setia (Yehezkiel 15:1-8).

Hendaknya segala perintah Tuhan yang telah didengar kita lakukan dengan setia, dengan segenap hati dan jiwa, supaya pada saatnya kita akan menerima janji Tuhan yaitu menjadi umat kesayangan-Nya (sebagai mempelai perempuan-Nya) dan diangkat untuk menjadi terpuji, ternama, dan terhormat di atas segala bangsa, dan diberkati (Ulangan 26:16-19, 15). mg



Post a comment