PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jan
6

Terimalah kabar baik

Terimalah kabar baik
Uncategorized

Bacaan: Ibrani 3:6

Dikatakan bahwa Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya, yaitu kita. Ini menandakan bahwa Ia tidak mengepalai sembarang rumah. Secara pribadi, Tuhan juga menyatakan bahwa tubuh kita adalah rumah Allah (1 Korintus 6:19-20; 3:16). Tubuh kita sudah bukan lagi milik kita sendiri karena telah dibeli-Nya dengan harga mahal yang telah lunas dibayar. Selayaknyalah kita persembahkan tubuh, jiwa, dan roh kita kepada Dia sebagai kepala dengan datang beribadah ke rumah Allah.

Kristus adalah kepala yang selalu setia kepada kita sehingga kita pun harus setia kepada-Nya, baik secara pribadi maupun dengan seisi rumah kita. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang tidak setia karena mengundurkan diri dari iman percaya (Ibrani 10:38-39) dan hendaknya pengharapan kita merupakan sauh/jangkar yang kuat dan aman, yang dilabuhkan sampai ke belakang Pintu Tirai Tabernakel, di mana Yesus telah masuk sebagai Imam Besar Melkisedek sampai selama-lamanya (pasal 6:19-20). Maka apabila ada hal-hal yang menggoncangkan, kita tidak akan goyah, tetap kuat dan aman.

Rumah yang dimaksud dalam Ibrani 3:6 ialah kita, dalam persekutuan bersama. Masing-masing dari kita adalah batu-batu hidup yang dipergunakan untuk pembangunan rumah rohani, sama seperti Kristus yang adalah batu hidup (1 Petrus 2:5, 4). Mungkin kita juga mengalami penolakan dan dibuang, sama seperti Kristus. Namun hal itu jangan sampai membuat kita kembali menjadi batu mati karena mengeraskan hati (Ibrani 3:7-11). Keras hati adalah: sudah mendengarkan suara Firman tetapi tidak mau menurut (tidak taat) dan tetap berbuat dosa (Ibrani 3:16-19). Ia menganggap bahwa Firman yang didengarnya tidak berguna baginya (Ibrani 4:2).

Bangsa Israel telah mengeraskan hati sehingga karena murka Tuhan mereka tidak dapat masuk ke tempat perhentian atau negeri perjanjian, dan mayat mereka bergelimpangan di padang gurun. Padahal untuk melepaskan mereka dari penjajahan Mesir, Tuhan sudah mengadakan tanda-tanda mujizat dengan tangan-Nya yang kuat, karena Dia Allah yang besar dan dahsyat (Ulangan 7:17-19, 21).

Salah satu kekerasan hati mereka dikisahkan dalam Bilangan 13:27-28, 30-33, di mana dari 12 pengintai yang diutus, hanya ada 2 orang yang menyampaikan kabar baik, sedangkan 10 orang lainnya menyampaikan kabar busuk yang menyesatkan. Kabar baik merupakan ibarat dari kabar yang rohani, sedangkan kabar busuk adalah kabar yang bukan rohani. Kebanyakan orang lebih percaya terhadap kabar yang disampaikan oleh orang yang jumlahnya lebih besar. Hal itu juga yang sedang terjadi di dunia sekarang ini. Banyak orang lebih menerima kabar yang tidak baik, yang membuat sedih, takut, dan akhirnya bersungut-sungut, seperti yang dilakukan bangsa Israel terhadap Musa dan Harun, dan akhirnya mereka berontak kepada Tuhan (pasal 14:1-2, 5-9).

Kaleb dan Yosua merupakan bayangan dari Firman dan Roh, yang menyampaikan kabar baik, yang berguna bagi kita, walaupun resikonya diilempari batu oleh bangsa Israel (Bilangan 14:10). Pelemparan batu merupakan sikap perlawanan. Tuhan melihat kekerasan hati mereka bukan saja karena tidak percaya kepada kabar baik, tetapi juga karena mereka telah bersungut-sungut kepada Tuhan. Maka akibat kekerasan hati bangsa Israel, mereka tidak diperbolehkan masuk ke negeri perjanjian kecuali Kaleb dan Yosua beserta keturunannya (ayat 20-34). Sementara itu, upah bagi orang yang menyampaikan kabar busuk adalah mati terkena tulah di hadapan Tuhan (ayat 36-38).

Bila kita membaca Ulangan 31:6-8, generasi yang dapat masuk ke Kanaan sebagai negeri perjanjian adalah mereka yang lahir dalam masa 40 tahun perjalanan dari Mesir ke Kanaan. Ini melambangkan orang-orang yang mengalami kelahiran baru. Walaupun secara jasmani usia kita sudah tua, tetapi jika selalu mengalami kelahiran baru di dalam perjalanan hidup ini, kita pasti dapat masuk ke Kanaan bersama Tuhan yang selalu menyertai kita, tanpa rasa takut atau putus asa. Dan karena Tuhan sendiri yang berjalan di depan, kita harus mengikuti Dia dan jangan coba-coba mendahului-Nya.

Orang yang mau menerima kabar baik akan mengalami pembaruan sehingga dapat dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah yang rohani. Tuhan yang setia sebagai kepala dalam rumah-Nya akan selalu menyertai dia. Amin. zha



Post a comment