Orang kafir yang layak ditolong
Uncategorized
Bacaan: Lukas 7:4-6
Perwira ini layak ditolong Tuhan karena selain ia sangat mengasihi hambanya, ia juga mengasihi bangsa Yahudi dan ikut menanggung pembangunan rumah ibadat mereka. Padahal status perwira ini adalah orang kafir, di mana terdapat larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang kafir (Kisah 10:28). Namun merekalah yang justru memintakan pertolongan bagi perwira ini kepada Tuhan.
Sudah sejak dahulu orang-orang Yahudi bermusuhan dengan orang kafir dan ada tembok pemisah di antara mereka. Tetapi salib Kristus telah melenyapkan segala perseteruan sehingga keduanya diperdamaikan (Efesus 2:11-16). Dengan demikian tidak ada lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dan anggota keluarga Allah (ayat 19). Di antara keluarga Allah harus ada kasih persaudaraan (filadelfia) sehingga bisa saling bergaul.
Perwira ini mengasihi orang Yahudi dan bergaul dengan mereka, berarti ia memiliki kasih sesama. Dari pergaulan ini kemudian meningkat dengan ia turut menanggung pembangunan rumah ibadat orang Yahudi, yang berarti ia pun mengasihi Tuhan. Mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan berarti melaksanakan hukum atau perintah Tuhan yang pernah diberikan kepada orang-orang Israel melalui nabi Musa (Matius 22:36-49).
Menurut Roma 2:14-16, bangsa kafir tidak memiliki hukum Taurat. Tetapi jika oleh dorongan diri mereka sendiri melakukannya, maka mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Isi hukum Taurat tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi. Walaupun kita adalah orang kafir, bila hati kita tulus tertuju kepada Tuhan, maka kita dapat melaksanakan perintah-Nya dengan kasih, baik untuk pembangunan rumah ibadah maupun tubuh Kristus. Dengan berdiri teguh dan tidak goyah serta melakukan segala pekerjaan Tuhan dengan kasih kepada Allah maupun sesama, segala jerih payah kita tidaklah sia-sia (1 Korintus 16:14, 16 dan 15:58). Kita pasti diberkati dan layak ditolong Tuhan. zha