Bacaan: Matius 16:24
Pengikutan kita kepada Tuhan Yesus harus ada penyangkalan diri dan memikul salib. Walaupun demikian, Tuhan yang setia pasti tidak akan membiarkan kita sendiri. Jika kita mau menjalaninya, hal itu akan menunjukkan kesetiaan kita kepada-Nya. Salah satu contoh adalah Ayub, yang walaupun Tuhan mengizinkannya menderita bagaikan memikul salib, ia tetap setia dan tidak menghujat Tuhan. Pada akhirnya Tuhan mengembalikan segala yang pernah dimilikinya berlipat-lipat.
Menyangkal diri
Pada Matius 16:26 terdapat seorang yang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya, yaitu membinasakan atau merugikan dirinya sendiri (Lukas 9:25). Secara perhitungan manusia, menyangkal diri sama dengan rugi sehingga lebih memilih bekerja untuk memperoleh harta duniawi dari pada mengikut Tuhan (beribadah). Sebagai contoh adalah seorang pemuda kaya, yang merasa dirinya sudah baik dan cukup dalam melaksanakan Firman. Namun ketika Tuhan memerintahkannya agar menjual seluruh hartanya dan mengikut Yesus, ia pergi meninggalkan Tuhan dengan sedih karena banyak hartanya (Matius 19:18-22).
Menyangkal diri sepertinya merupakan suatu kerugian bagi diri kita. Tetapi di balik itu semua terdapat keuntungan yang besar. Pada Matius 19:29 terdapat janji Tuhan bagi orang yang meninggalkan rumahnya, keluarganya, dan pekerjaannya karena mengikut Tuhan akan menerima kembali 100 kali lipat dan memperoleh hidup yang kekal. Bandingkanlah dengan orang yang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya dan binasa. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini janganlah menghambat kesetiaan kita kepada Tuhan, karena semua itu dapat lenyap dalam sekejap.
Penyangkalan diri juga bagaikan memiliki harta yang kemudian dirampas namun kita menerima hal itu dengan sukacita karena mengetahui bahwa kita memiliki harta yang lebih baik dan lebih menetap sifatnya di sorga (Ibrani 10:32-34). Contohnya adalah Zakheus, yang setelah mengenal Yesus sepertinya hartanya dirampas, karena menyerahkan setengah hartanya kepada orang miskin. Dan di balik penyangkalan dirinya ada sukacita karena ia telah mendapatkan harta yang kekal.
Memikul salib
Pengikutan kita kepada Tuhan hanya sampai pada memikul salib, bukan untuk disalibkan karena bagian ini telah ditanggung Yesus sendiri. Pada Matius 16:25, memikul salib berarti rela mempertaruhkan nyawa untuk Tuhan sebagai bukti kasih kita karena Dia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita (Yohanes 15:13; 1 Yohanes 3:16; Yohanes 12:25-26). Siap mengorbankan diri di dalam mengikut Tuhan berarti pula siap memikul tanggung jawab dengan seluruh tenaga, kekuatan, dan kehidupan kita.
Tuhan berpesan di dalam Matius 10:28-31 agar kita tidak takut terhadap mereka yang hanya berkuasa membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Hendaknya kita lebih takut kepada Tuhan, yang berkuasa membinasakan tubuh dan jiwa sampai di neraka. Bila kita menyerahkan segenap tubuh, jiwa, dan roh kita kepada Tuhan, maka kita lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Dia pasti melindungi kita sampai pada sehelai rambut di kepala kita (Lukas 21:18-19). Dengan janji perlindungan Tuhan ini, hendaknya segala tugas pelayanan bagi Tuhan kita lakukan dengan setia, dengan kerendahan hati dan penuh tanggung jawab (Lukas 17:10). Haleluya!!! Amin!!! mg