PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Agu
31

Pertobatan Membawa pada Kemenangan

Pertobatan Membawa pada Kemenangan
Uncategorized

Ayat Pokok: Yeremia 42:1-12

 

Saat dalam keadaan yang sulit, yaitu menghadapi Babel, sisa bangsa Yehuda datang kepada Yeremia selaku hamba Tuhan untuk minta didoakan kepada Tuhan. Hal ini menjadi contoh bagi kita bahwa supaya kita tidak mencari pertolongan kepada yang lain, melainkan berdoa dan jika perlu, mintalah didoakan oleh hamba Tuhan atau gembala jemaat. Hal ini sudah sewajarnya karena sebagai manusia, kita ada keterbatasan dan hamba Tuhan adalah utusan-Nya yang berkewajiban mendoakan umat-Nya.

 

Jika kita yakin bahwa Tuhan adalah pertolongan kita, maka tidak usah takut. Dia pasti menyertai kita dengan menyelamatkan dan melepaskan kita, melalui pembelaan dan pemeliharaan-Nya. Musuh yang tadinya kita takuti sanggup dibuat-Nya memiliki hati yang penuh belas kasihan dan membiarkan kita tinggal. Atas keyakinan janji Firman ini, hendaknya kita berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, Pertolongan kita. Di dalam 1 Samuel 7:12 terdapat perkataan: Eben-haezer, yang artinya sampai di sini Tuhan menolong kita. Pertolongan Tuhan tidak hanya berlaku di waktu lalu tetapi masih berlaku sampai saat ini.

 

Dikisahkan pada 1 Samuel 7:1-14, bahwa bangsa Israel telah kehilangan peti perjanjian, yang telah dirampas orang Filistin dan kemudian ditaruh di tempat ibadah mereka. Namun kemudian terjadi tulah atau musibah yang menimpa bangsa Filistin, sebagai tanda bahwa kehidupan kafir tidak berhak menerima peti perjanjian atau kemuliaan Allah. Pada 1 Samuel 4:10-11, 21-22 dikisahkan bahwa akibat peti perjanjian dirampas, maka istri Pinehas yang sedang hamil, tiba-tiba melahirkan anak, yang kemudian diberi nama: Ikabod. Artinya, telah lenyap kemuliaan dari Israel. Sementara itu, Hofni dan Pinehas tewas dalam perang melawan Filistin.

 

Peti perjanjian yang terdapat pada Tabernakel adalah tempat Allah berhadirat; nama Tuhan semesta alam yang bertahta di atas kerubim (2 Samuel 6:2). Peti perjanjian membayangkan pernikahan antara gereja Tuhan dengan Yesus sebagai Mempelai Pria. Tutupan peti yang berasal dari 100% emas, yang membayangkan tentang pribadi Tuhan Yesus. Sedangkan peti yang berasal dari kayu penaga yang disalut dengan emas, menggambarkan gereja Tuhan yang mendapatkan kemuliaan dari Mempelai Pria. Kehilangan peti perjanjian mengakibatkan lenyapnya kemuliaan Tuhan; gereja Tuhan kehilangan kasih dari Mempelai Pria Sorga. Hal ini sama seperti kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa yang mengakibatkan hilangnya kemuliaan Allah dari mereka sehingga merupakan suatu kerugian yang besar.

 

Pada 1 Samuel 7:3-4 terdapat anjuran untuk bertobat, sebagai tanda dari kelahiran baru. Pertobatan kita harus ditandai dengan mau beribadah hanya kepada Tuhan sebagai Suami. Rahasia kemenangan bangsa Israel terhadap Filistin adalah saat mereka bertobat dan mengalami kelahiran baru, dengan menjauhkan para Baal (artinya: tuan, suami) dan Asytoret (dewi kesuburan yang dipuja oleh orang-orang daerah Mesopotamia; bisa berarti mempelai perempuan). Penyembahan terhadap Baal dan Asytoret merupakan gambaran dari pengajaran mempelai palsu.

 

Gereja Tuhan harus ada kelahiran baru terlebih dahulu, kemudian dapat berdoa kepada Tuhan untuk meminta pertolongan-Nya supaya berkemenangan (1 Samuel 7:8-9). Pertobatan yang ditandai dengan adanya penyembelihan anak domba menggambarkan korban dari Tuhan Yesus sebagai Anak Domba Allah yang telah disembelih. Segala dosa kita telah diampuni oleh darah Anak Domba yang tidak bercacat cela. Dan sementara Samuel mempersembahkan korban bakaran anak domba, orang Filistin berperang melawan orang Israel. Namun ternyata mereka berhadapan langsung dengan Tuhan, yang mengguntur dengan bunyi yang hebat sehingga mengacaukan mereka dan dapat dipukul kalah oleh orang Israel. Ini merupakan bukti bahwa Tuhan sendiri yang berperang bagi Israel melawan orang Filistin.

 

Dan karena kemenangan itu, Samuel mengambil sebuah batu dan didirikannya di antara Mizpa dan Yesana, kemudian dinamainya: Eben-haezer. Batu ini melambangkan Yesus, sebagai batu penjuru. Dia adalah batu yang berkemenangan.

 

zha

 



Post a comment