Ayat Pokok: Yeremia 42:1-12
Saat dalam keadaan yang sulit, yaitu
menghadapi Babel, sisa bangsa Yehuda datang kepada Yeremia selaku hamba Tuhan
untuk minta didoakan kepada Tuhan. Hal ini menjadi contoh bagi kita bahwa
supaya kita tidak mencari pertolongan kepada yang lain, melainkan berdoa dan
jika perlu, mintalah didoakan oleh hamba Tuhan atau gembala jemaat. Hal ini
sudah sewajarnya karena sebagai manusia, kita ada keterbatasan dan hamba Tuhan
adalah utusan-Nya yang berkewajiban mendoakan umat-Nya.
Jika kita yakin bahwa Tuhan adalah pertolongan
kita, maka tidak usah takut. Dia pasti menyertai kita dengan menyelamatkan dan
melepaskan kita, melalui pembelaan dan pemeliharaan-Nya. Musuh yang tadinya
kita takuti sanggup dibuat-Nya memiliki hati yang penuh belas kasihan dan
membiarkan kita tinggal. Atas keyakinan janji Firman ini, hendaknya kita berdoa
dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, Pertolongan kita. Di dalam 1 Samuel 7:12
terdapat perkataan: Eben-haezer, yang artinya sampai di sini Tuhan
menolong kita. Pertolongan Tuhan tidak hanya berlaku di waktu lalu tetapi masih
berlaku sampai saat ini.
Dikisahkan pada 1 Samuel 7:1-14, bahwa bangsa
Israel telah kehilangan peti perjanjian, yang telah dirampas orang Filistin dan
kemudian ditaruh di tempat ibadah mereka. Namun kemudian terjadi tulah atau
musibah yang menimpa bangsa Filistin, sebagai tanda bahwa kehidupan kafir tidak
berhak menerima peti perjanjian atau kemuliaan Allah. Pada 1 Samuel 4:10-11,
21-22 dikisahkan bahwa akibat peti perjanjian dirampas, maka istri Pinehas yang
sedang hamil, tiba-tiba melahirkan anak, yang kemudian diberi nama: Ikabod.
Artinya, telah lenyap kemuliaan dari Israel. Sementara itu, Hofni dan Pinehas
tewas dalam perang melawan Filistin.
Peti perjanjian yang terdapat pada Tabernakel
adalah tempat Allah berhadirat; nama Tuhan semesta alam yang bertahta di atas
kerubim (2 Samuel 6:2). Peti perjanjian membayangkan pernikahan antara gereja
Tuhan dengan Yesus sebagai Mempelai Pria. Tutupan peti yang berasal dari 100%
emas, yang membayangkan tentang pribadi Tuhan Yesus. Sedangkan peti yang
berasal dari kayu penaga yang disalut dengan emas, menggambarkan gereja Tuhan
yang mendapatkan kemuliaan dari Mempelai Pria. Kehilangan peti perjanjian
mengakibatkan lenyapnya kemuliaan Tuhan; gereja Tuhan kehilangan kasih dari
Mempelai Pria Sorga. Hal ini sama seperti kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa
yang mengakibatkan hilangnya kemuliaan Allah dari mereka sehingga merupakan
suatu kerugian yang besar.
Pada 1 Samuel 7:3-4 terdapat anjuran untuk
bertobat, sebagai tanda dari kelahiran baru. Pertobatan kita harus ditandai
dengan mau beribadah hanya kepada Tuhan sebagai Suami. Rahasia kemenangan
bangsa Israel terhadap Filistin adalah saat mereka bertobat dan mengalami
kelahiran baru, dengan menjauhkan para Baal (artinya: tuan, suami) dan Asytoret
(dewi kesuburan yang dipuja oleh orang-orang daerah Mesopotamia; bisa berarti
mempelai perempuan). Penyembahan terhadap Baal dan Asytoret merupakan gambaran
dari pengajaran mempelai palsu.
Gereja Tuhan harus ada kelahiran baru terlebih
dahulu, kemudian dapat berdoa kepada Tuhan untuk meminta pertolongan-Nya supaya
berkemenangan (1 Samuel 7:8-9). Pertobatan yang ditandai dengan adanya
penyembelihan anak domba menggambarkan korban dari Tuhan Yesus sebagai Anak
Domba Allah yang telah disembelih. Segala dosa kita telah diampuni oleh darah
Anak Domba yang tidak bercacat cela. Dan sementara Samuel mempersembahkan
korban bakaran anak domba, orang Filistin berperang melawan orang Israel. Namun
ternyata mereka berhadapan langsung dengan Tuhan, yang mengguntur dengan bunyi
yang hebat sehingga mengacaukan mereka dan dapat dipukul kalah oleh orang
Israel. Ini merupakan bukti bahwa Tuhan sendiri yang berperang bagi Israel
melawan orang Filistin.
Dan karena kemenangan itu, Samuel mengambil
sebuah batu dan didirikannya di antara Mizpa dan Yesana, kemudian dinamainya:
Eben-haezer. Batu ini melambangkan Yesus, sebagai batu penjuru. Dia adalah batu
yang berkemenangan.
zha