Bacaan: Lukas 17:7-10
Kesetiaan dalam hal patuh dan taat bagaikan kesetiaan seorang hamba atau pelayan, yang sepulang dari membajak dan menggembalakan ternak di ladang, masih harus mengikat pinggangnya dan melayani tuannya di rumah sampai selesai, baru setelah itu dia boleh makan dan minum. Untuk semuanya itu dia tidak mendapatkan ucapan terima kasih.
Suatu koreksi untuk kita sekarang, yang merasa telah berjerih lelah dalam rutinitas pelayanan dan melaksanakannya dengan baik. Adakah itu semua disertai sikap patuh dan taat, terlebih ketika ada pelayanan tambahan? Kesetiaan yang tidak disertai dengan patuh dan taat akan menimbulkan persungutan.
Setiap pelayanan menuntut pengorbanan. Hamba tersebut sudah lelah bekerja di ladang (korban tenaga) tetapi masih harus melayani tuannya di rumah (korban waktu yang seharusnya untuk beristirahat), dan tidak mendapatkan upah tambahan untuk pelayanan tersebut (korban uang atau harta).
Seringkali kita menjadi tidak patuh dan taat karena tidak rela meninggalkan ketiga hal tersebut. Kelelahan setelah bekerja membuat kita malas untuk datang beribadah. Waktu untuk ibadah ditinggalkan dan lebih memilih lembur dalam pekerjaan, karena merasa bahwa dengan demikian akan mendapatkan keuntungan atau uang tambahan, sedangkan jika beribadah justru sebaliknya. Padahal jika kita mau patuh dan taat, di dalam setiap pelayanan pasti ada berkatnya (ayat 8) karena segala pekerjaan Tuhan tidak akan pernah menjadi sia-sia.
Mengikat pinggang berarti siap melayani dengan patuh dan taat. Jika kita melakukannya, maka pada saatnya nanti Tuhan akan melayani kita, saat memerlukan pertolongan-Nya dan mencukupi segala kebutuhan kita (pasal 12:35-37). Selain itu diperlukan kerendahan hati. Yeremia 13:1, 7-10 mencontohkan tentang ikat pinggang yang lapuk, sebagai gambaran kesombongan dari Yehuda dan Yerusalem, yang tidak mau menuruti Firman Tuhan dan mengikuti kedegilan hati mereka serta menyembah allah lain. Kesombongan akan membuat kita menjadi seperti ikat pinggang yang lapuk dan tidak berguna.
Kasih setia Tuhan tidak pernah berubah dari dahulu, sekarang, dan sampai selamanya. Oleh karena itu, marilah kita juga setia kepada-Nya dengan patuh dan taat, siap sedia dalam setiap pelayanan dan setia beribadah kepada-Nya, serta mengatakan “... Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” Haleluya, amin!!! Pi