Berjuanglah untuk keselamatan kita
Uncategorized
Bacaan: Ibrani 3:1-2, 6
Yesus yang setia memang tidak terlihat dengan mata kita tetapi karena Ia hidup untuk selamanya, kesetiaan-Nya tidak akan pernah berubah. Bahkan Dia adalah Imanuel, yang selalu menyertai, membela dan memelihara kita. Tetapi seringkali kesetiaan-Nya terganjal oleh karena kekerasan hati kita (ayat 13, 15).
Akibat dari kekerasan hati tidak akan mendatangkan keuntungan tapi kerugian besar. Ibrani 3:16-17 menyatakan bahwa mayat-mayat orang yang keras hati akan bergelimpangan di padang gurun. Oleh sebab itu janganlah kita membangkitkan amarah dan murka Allah, walaupun sebenarnya Ia panjang sabar dan murah hati.
Nasihat berharga terdapat dalam Ibrani 4:1-2, supaya tidak ada seorangpun yang dianggap ketinggalan karena menganggap bahwa Firman tidak berguna, tidak mendapat tempat di dalam hati oleh karena kekerasan hati kita. Contoh orang yang ketinggalan sehingga tidak mencapai keselamatan adalah istri Lot, yang tidak mau berlari untuk menyelamatkan nyawanya tetapi berhenti dan menoleh ke belakang (Kejadian 19:17, 26).
Sesungguhnya keselamatan yang Tuhan berikan juga harus kita perjuangkan. Berlari-lari untuk mencapai tujuan adalah mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar (Filipi 2:12-13), dengan sungguh-sungguh supaya tidak tertinggal di belakang. Orang yang berlari-lari pasti tidak akan sempat bersungut-sungut dan berbantah (ayat 14-17). Jangan menoleh ke belakang dan jangan berhenti merupakan nasihat bahwa dalam berlari kita harus mengarah ke depan dan melupakan apa yang ada di belakang (Filipi 3:12-13). Seringkali kerohanian orang Kristen tidak semakin maju dikarenakan oleh perkara-perkara di belakang atau perkara-perkara lahiriah, seperti mencari dan membelanjakan uang.
Pada Filipi 3:4-8, Rasul Paulus telah meninggalkan perkara-perkara yang ada di belakang, yaitu kebanggaannya kepada 7 hal-hal lahiriah, yang dahulu mendatangkan keuntungan baginya. Tetapi setelah mengenal Kristus semuanya dianggapnya sebagai suatu kerugian dan sampah, sehingga ia dapat berlari-lari dan memperoleh hadiah panggilan sorgawi (ayat 14). Bagi kita sekarang, hadiah itu bukan sekedar panggilan sorgawi tetapi menjadi mempelai Tuhan. Oleh sebab itu kita harus berlomba sedemikian rupa dalam kebersamaan sebagai anggota tubuh Kristus untuk menjadi seorang pemenang, sebagai mempelai-Nya (1 Korintus 9:24).
Dalam Wahyu 12:5-6 disebutkan bahwa mempelai perempuan Tuhan yang baru melahirkan harus berlari ke padang gurun, supaya lolos dari ancaman naga. Sebaliknya pada ayat 16-17 terdapat orang-orang yang ketinggalan sehingga menjadi sasaran amarah naga atau iblis. Mereka ini adalah yang rohaninya santai dan tidak mau berlari sehingga tertinggal dan tidak menjadi mempelai Tuhan, walaupun mempunyai hukum Allah dan kesaksian Yesus. Karena itu janganlah kita mengeraskan hati. Kerohanian kita harus terus maju bagaikan orang yang berlari-lari supaya tidak tertinggal sehingga menjadi mempelai Tuhan dan luput dari sasaran antikris. Amin. Haleluya. rk