Bacaan: Ibrani 13:5-6
Apapun yang Tuhan firmankan harus kita percaya. Terlebih bila Dia berfirman, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Saat memercayai Firman ini, kita dapat berkata, "Tuhan adalah Penolongku, aku tidak akan takut." Kalimat ini terkandung pengakuan dari tiap-tiap pribadi, bukan dalam kebersamaan. Hendaknya masing-masing dari kita percaya dan merasakan pertolongan Tuhan, sehingga tidak merasa telah ditinggalkan dan dibiarkan Tuhan.
Sesungguhnya Tuhan tidak akan melupakan kita, walaupun seorang ibu bisa saja melupakan dan tidak menyayangi anak dari kandungannya. Tuhan yang berkata, "Aku tidak akan melupakan engkau", ditujukan kepada Sion, yang merasa telah ditinggalkan dan dilupakan (Yesaya 49:14-15). Padahal di Sion dan Yerusalem telah ada jaminan keselamatan (Yoel 2:32), yang berarti bahwa pada mereka ada pertolongan. Sion merupakan gambaran dari Yerusalem baru, mempelai perempuan Tuhan. Di sana terdapat suatu kumpulan yang meriah dari jemaat anak-anak sulung yang namanya terdaftar di sorga (Ibrani 12:22). Dengan nama yang terdaftar, sudah pasti Tuhan tidak akan melupakan nama-nama kita.
Di dalam Yesaya 40:27, yang dimaksud Sion adalah Yakub dan Israel, yang juga telah mengeluh bahwa hidup mereka tersembunyi dari Tuhan dan hak mereka tidak diperhatikan. Mengapa mereka merasa demikian? Jika mereka benar-benar sebagai Yakub dan Israel, mereka tidak akan dibiarkan dan ditinggalkan Tuhan karena Dia yang telah menciptakan dan membentuk mereka (melalui proses kelahiran dari kandungan). Yakub dan Israel adalah satu pribadi. Mereka telah memiliki tanda yang ada kepastian untuk ditolong Tuhan saat melewati air maupun api, yaitu: ditebus, dipanggil dengan nama, dan adalah kepunyaan Tuhan (Yesaya 43:1-2). Mereka pun disebut dengan Yesyurun, yang artinya orang jujur, tulus, dan yang dicintai. Sebagai kepunyaan Tuhan yang dicintai, berarti dalam posisi sebagai istri, milik dari mempelai laki-laki (Yesaya 44:1-2, 5). Apabila kita mau menjadi yang dicintai sebagai kepunyaan Tuhan, kita tidak perlu takut dan pertolongan-Nya akan selalu kita rasakan. Sebagai contoh, hidup kita selalu merasa damai sejahtera dan ada sukacita.
Bila kita membaca Yesaya 49:15, ayat di sini berbicara tentang kelahiran. Tuhan tidak akan melupakan dan pasti menolong kita, yang telah dilahirkan dari benih Allah dan disebut anak-anak Allah (1 Yohanes 3:1-2, 9). Benih Allah ialah Firman yang hidup dan kekal (1 Petrus 1:23). Firman hidup berarti Firman yang dibukakan rahasianya dan mengandung kuasa yang luar biasa. Jika Firman itu hanya secara huruf, itu adalah Firman yang mati dan tidak dapat melahirkan kita kembali.
Oleh kelahiran kembali dari benih Firman yang hidup, kita tidak akan merasa dibiarkan maupun ditinggalkan Tuhan, sehingga tidak akan mengeluh kepada-Nya. Baptisan air adalah tanda kelahiran baru, tetapi janganlah kita merasa cukup sampai di situ saja, hendaknya kita senantiasa dilahirkan kembali oleh benih Firman Allah.
Secara lahiriah, pelayanan Paulus kepada jemaat di Korintus dikatakannya dengan terus terang bahwa mereka adalah anak-anaknya dan ia menjadi bapa mereka di dalam Kristus oleh Injil yang diberitakannya. Bahkan Paulus pun mengatakan, bahwa memang ada banyak guru tetapi tidak ada banyak bapa (1 Korintus 4:14-15).
Dengan tanda kelahiran kembali dari benih Firman, maka nama kita pasti tertulis di dalam kitab kehidupan sehingga Tuhan dapat memanggil nama kita (Yesaya 43:1). Kita tidak perlu takut dibiarkan dan ditinggalkan Tuhan, yang menjadi penolong kita (Ibrani 13:6). Pertolongan-Nya membuktikan bahwa apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah.
Tanda kelahiran baru oleh kuasa Firman juga tidak akan mustahil untuk kita menjadi sama seperti Dia. Namun sebelum mencapai hal itu, untuk masa sekarang ini pertolongan-Nya dapat kita rasakan, yaitu: ada kesehatan, kesembuhan bagi yang sakit, kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah, sehingga ada pokok kegirangan dan sukacita (Yeremia 33:6, 9). Haleluya! zha