Bacaan: 1 Petrus 3:21-22
Pada ayat bacaan di atas diawali dengan kalimat: "diselamatkan oleh baptisan air". Ini berarti mutlak dan hanya ada satu baptisan (selam) sebagai jalan keselamatan kita, bila kita tetap berada di dalam Tuhan. Baptisan air adalah memohon kepada Tuhan suatu hati nurani yang baik kepada Allah, supaya diubahkan dari masa lampau yang tidak baik, oleh kebangkitan Yesus Kristus, yang duduk di sebelah kanan Allah setelah Ia naik ke sorga dan menaklukkan segala malaikat, kuasa, dan kekuatan. Jika kita memiliki hati nurani yang baik, maka setelah dibaptis kita akan tetap di dalam Tuhan dan hidup dalam kuasa kebangkitan-Nya.
Kuasa kebangkitan Tuhan terjadi oleh karena Roh Kudus (1 Petrus 3:18; Roma 8:11). Bila kita menjalani baptisan air yang berarti mengikuti tanda kematian dan kebangkitan Tuhan, maka kekuatan Roh-Nya yang diam di dalam kita akan menghidupkan juga tubuh kita yang fana ini. Kuasa kebangkitan Tuhan akan menjadi kemenangan kita secara terus-menerus sampai Dia datang kembali untuk menjemput kita. Roh itulah yang dicurahkan Tuhan pada hari Pentakosta, di mana para murid yang 12 orang (para rasul) dan berkembang menjadi 120 orang, mendapatkan curahan Roh Kudus, Roh kebangkitan.
Tanda pembaptisan akan sampai pada kepenuhan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:37-38). Untuk menerima karunia Roh Kudus harus: bertobat dan dibaptis. Bertobat artinya berhenti dari jalan yang salah dan kembali ke jalan yang benar. Ini harus menjadi dasar bagi gereja Tuhan, karena merupakan cara untuk mendapatkan pengampunan atau penghapusan dosa (pasal 3:19). Selama manusia membenarkan diri sendiri (merasa benar), ia tidak dapat bertobat. Sedangkan baptisan air bukanlah suatu paksaan tetapi harus dengan sukarela. Istilahnya adalah: memberi diri untuk dibaptis. Firman Allah memang berkata "harus dibaptis", tetapi tidak dengan terpaksa. Pada ayat 38 tadi terdapat kata memberi dan menerima. Jika kita sungguh-sungguh memberikan diri untuk dibaptis, maka kita akan menerima karunia Roh Kudus.
Hari Raya Pentakosta yang merupakan saat turunnya Roh Kudus harus kita peringati, karena merupakan hari kelahiran gereja Tuhan, yang berawal dari 120 orang.. Walaupun Tuhan Yesus sudah naik ke sorga, Dia mengirimkan Roh Kudus kepada kita untuk menyertai kita selama-lamanya (Yohanes 14:15-17). Tetapi seringkali gereja Tuhan tidak merasakan penyertaan Roh Kudus karena selalu menentangnya dengan sikap keras kepala dan tidak bersunat hati serta telinga, yang artinya tidak bertobat/tetap kafir (Kisah Para Rasul 7:51). Orang yang telinganya tidak mau mendengar Firman sehingga hatinya tidak dapat menyimpan Firman adalah orang yang kafir secara rohani. Kehidupan yang menentang Roh Kudus tidak akan mendapatkan berkat dan tidak akan mendapatkan pertolongan-Nya. Oleh sebab itu, Ulangan 10:16-17 dan Yeremia 4:4 mengatakan, supaya kita menyunat hati kita sebagai tanda menanggalkan kekafiran.
Roh Kudus sebagai Penolong adalah seperti Tuhan Yesus sendiri: Ia tidak akan membiarkan dan tidak akan meninggalkan kita. Sebagai gereja Tuhan, janganlah kita pasif, melainkan bersaksi atau memberitakan Injil kepada segala makhluk. Tuhan pasti menyertai kita melalui Roh-Nya, dengan turut bekerja dan meneguhkan Firman itu dengan tanda-tanda ajaib.
Turut bekerja
Di dalam Roma 8:26-28 dikatakan, bahwa Roh itu akan menolong dan membantu kita saat dalam kelemahan. Ia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. Roh-Nya menolong saat kita lemah sehingga kita selalu berkemenangan.
Tanda-tanda ajaib dan mujizat
Pada Kisah Para Rasul 2:43; 5:12-16 dikisahkan bahwa rasul-rasul dipakai Tuhan sehingga terjadi banyak mujizat dan tanda-tanda ajaib, sebagai bukti pertolongan Tuhan melalui kuasa Roh Kudus. Maka setiap orang yang percaya akan mengalami mujizat-mujizat. Orang-orang sakit maupun yang dirasuk roh jahat, tanpa harus mendapatkan tumpangan tangan para rasul, semuanya mengalami kesembuhan.
Itu semua merupakan pekerjaan dari Roh Penolong, yang tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita. Ia sanggup mengadakan keajaiban-keajaiban di dalam kehidupan kita yang percaya. Dengan menanggalkan kekafiran hati dan telinga serta tidak menentang Roh Kudus, kita dapat merasakan Roh-Nya bekerja dan mengadakan keajaiban di dalam hidup kita. Amin. zha