Bacaan: Markus 14:36
Tuhan Yesus telah naik ke sorga untuk memperjuangkan kepentingan kita supaya menjadi mempelai-Nya, dengan menjadikan kita sebagai anak-anak Allah yang dapat berseru kepada-Nya, "Ya Abba, ya Bapa!"
Dalam Roma 8:14-16 terdapat tiga kali sebutan bahwa kita adalah anak-anak Allah, yaitu semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah, kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak-anak Allah, dan Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Oleh karena itu, jangan sampai kita mendukacitakan Roh Kudus karena memberi kesempatan kepada iblis (Efesus 4:30, 27), yaitu dengan dusta, tidak berkata benar, dan marah (ayat 25-26). Orang yang memberi kesempatan kepada iblis berarti menjadi anak-anak iblis, sehingga ia tidak berhak berseru kepada Allah.
Semua orang yang telah mengalami pembaruan akan menjadi anak-anak Allah. Tuhan Yesus sebagai Anak Allah pun berseru, "Ya Abba, ya Bapa!" dan dilanjutkan dengan, "Tidak ada yang mustahil bagi-Mu". Hal ini menjadi teladan bagi anak-anak Allah agar meyakini bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan (pasal 10:27). Dengan menjadi anak-anak Allah, kita sebagai manusia yang ada keterbatasan, layak berseru kepada Bapa sehingga hal-hal yang mustahil menjadi tidak mustahil bagi orang yang percaya (pasal 9:23).
Dalam Roma 4:11, Abraham dijadikan sebagai bapa orang percaya karena meyakini bahwa Allah sanggup membangkitkan orang mati dan menjadikan dengan Firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada (ayat 17-22). Ia percaya terhadap janji-janji Allah, bahwa ia menjadi bapa banyak bangsa dan keturunannya menjadi banyak, walaupun tubuhnya sudah sangat lemah; usianya 100 tahun dan rahim Sara, istrinya, telah tertutup. Karena Abraham percaya kepada Tuhan, maka ia diperhitungkan sebagai kebenaran (Kejadian 15:6; 18:14). Karena itulah, orang-orang yang percaya selain disebut anak-anak Allah juga disebut anak-anak Abraham (Galatia 3:7, 26).
Seringkali akal manusia menilai bahwa hal itu tidaklah mungkin (Kejadian 17:17) tetapi kekuatan percaya kita adalah pada Firman-Nya (Roma 4:17). Anak-anak Allah yang selalu dipimpin oleh Roh Allah pasti meyakini kuasa Firman yang sanggup menjadikan yang tidak ada menjadi ada dan yang berkuasa membangkitkan, sehingga hal yang tidak mungkin menjadi mungkin bagi kita.
Iman percaya kita janganlah menjadi lemah dan kendor. Oleh sebab itu kita harus selalu dekat dengan Tuhan dan menerima Firman-Nya yang menguatkan iman kita. Jika saja orang yang mati sanggup Tuhan bangkitkan, yang sakit pun pasti disembuhkan asal ada percaya. zha