Persembahan Tubuh dan Nyawa
Uncategorized
Ayat pokok: Efesus 5:25
Sebagai Kepala, Kristus telah mengasihi jemaat dengan menyerahkan diri-Nya untuk menderita, dari kepala, tangan, kaki, maupun punggung-Nya, sampai menyerahkan nyawa-Nya dengan mati di kayu salib. Jika Kristus sebagai Mempelai Pria telah menyerahkan diri dan nyawa-Nya, bagaimanakah sikap kita sebagai jemaat yang dikasihi-Nya? Maukah kita menyatu dalam kasih-Nya dan menyerahkan diri serta nyawa kita kepada-Nya?
Roma 12:1 mengatakan, supaya kita mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan. Semua orang pasti memiliki tubuh sehingga dapat dipersembahkan kepada Tuhan sebagai ibadah yang sejati, untuk mengimbangi Kristus, yang telah menyerahkan tubuh-Nya bagi jemaat. Jika kita tidak mau mempersembahkan tubuh kepada Tuhan dan lebih menuruti keinginan daging, maka akan membuka perseteruan dengan Allah dan tidak berkenan kepada Allah, dan akhirnya berujung pada maut (pasal 8:5-8).
Kristus telah menjadi daging, serupa dengan daging kita yang berdosa, untuk menanggung segala dosa kita (Roma 8:3). Walaupun demikian, daging Kristus berbeda dengan daging manusia. Daging-Nya tidak mengalami kebinasaan (Kisah Para Rasul 2:31-32), walaupun telah dikubur beberapa hari dan sebelumnya telah mengalami banyak luka-luka. Karena itulah, dalam perjamuan kudus kita tidak bersekutu dengan tubuh Kristus yang berupa daging mayat, melainkan tubuh yang tidak mengalami kebinasaan.
Penyerahan tubuh kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada-Nya, bisa saja mengalami aniaya dan sengsara, seperti yang telah dialami Rasul Paulus dan Timotius. Mungkin untuk zaman sekarang tantangan ibadah kita bukan lagi aniaya secara fisik, tetapi bisa saja berupa pencobaan, sakit-penyakit, dan sebagainya. Namun semuanya itu jangan sampai membuat iman kita menjadi goyah (1 Tesalonika 3:3-5).
Selain menyerahkan diri atau tubuh, Kristus juga telah menyerahkan nyawa-Nya. Hendaknya kita pun tidak menyayangkan nyawa kita untuk melayani Dia (Yohanes 12:25-26). Janganlah kecewa apabila pelayanan kita seringkali tidak dihargai oleh manusia karena barangsiapa berani kehilangan nyawanya untuk melayani Tuhan, ia akan dihormati oleh Bapa. Tidak menyayangkan nyawa untuk melayani Tuhan bukan berarti harus mati, melainkan dibuktikan dengan selalu giat dalam pekerjaan Tuhan. Maka segala jerih payah kita tidaklah menjadi sia-sia (1 Korintus 15:58).
Persembahkanlah tubuhmu kepada Tuhan dengan beribadah kepada-Nya dan persembahkanlah nyawamu untuk melayani Kristus, Mempelai Pria, yang telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya bagi kita. Amin. zha