Bacaan: Markus 14:36
Saat menanggung beban yang sangat berat, yaitu harus menderita sengsara dan disalibkan, Yesus telah berseru kepada Allah, "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ..." Hal ini harus menjadi teladan bagi anak-anak Allah, bahwa Roh Allah yang ada pada Yesus mengajarkan kita untuk berseru kepada Bapa disertai keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, saat menghadapi persoalan yang membuat nyaris putus asa.
Berbagai kesulitan akan kita hadapi di akhir zaman ini bagaikan memikul salib, seperti yang telah ditanggung Tuhan Yesus, tetapi tidak akan membuat kita putus asa jika meyakini bahwa Dia tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita. Pertolongan-Nya pasti kita dapatkan jika mau menerima Firman Tuhan yang melahirkan kita kembali sebagai anak-anak Allah, sehingga ada hak untuk berseru kepada-Nya.
Ada kalanya kita dihadapkan pada hal-hal yang tampaknya tidak mungkin (mustahil) bagi manusia. Tetapi apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah di dalam segala sesuatu (Matius 19:26). Dan segala sesuatu juga tidak akan mustahil bagi orang yang percaya (Markus 9:23-24). Seperti yang telah menjadi pengalaman Maria ketika mengandung bayi Yesus, saat mendengar perkataan malaikat Allah bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil, dengan penuh iman ia menjawab, "Jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Lukas 1:37-38). Namun bagi orang yang tidak percaya, segala sesuatunya akan tetap mustahil baginya.
Bagi Allah tidak ada yang mustahil karena Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya (Yeremia 32:26-27, 17). Bagi orang yang percaya juga tidak ada yang mustahil, tetapi yang harus selalu dikoreksi adalah sifat manusia yang seringkali kurang percaya (Matius 17:20; Lukas 17:5-6). Apabila kita menyadari hal ini, hendaknya kita bergumul dan meminta kepada Tuhan supaya menambahkan iman kita, walaupun sebesar biji sesawi. Caranya adalah dengan makin setia beribadah kepada Tuhan, mendengar dan melakukan Firman-Nya, karena iman timbul dari mendengarkan Firman Allah. Apabila iman kita tidak makin bertambah, maka dengan melihat situasi dunia menjelang kedatangan Tuhan patutlah dipertanyakan: "
Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
(Lukas 18:8).
Keadaan yang sulit di akhir zaman ini dapat membuat iman gereja Tuhan merosot dan berguguran. Disebutkan dalam Wahyu 6:13, bahwa bintang-bintang di langit berjatuhan ke bumi seperti pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah saat digoncang angin kencang. Banyak anak-anak Allah yang gugur iman karena kerohaniannya yang tidak matang atau tidak dewasa, sehingga mudah digoncang oleh angin dari pengajaran-pengajaran sesat (Efesus 4:13-14). Karena itulah kita membutuhkan Firman Pengajaran Mempelai Alkitabiah yang menjadikan kita dewasa penuh secara rohani dan berada pada tingkat pertumbuhan yang sesuai kepenuhan Kristus, siap menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali sebagai Mempelai Pria Sorga. Dewasa berarti ada iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Ibrani 10:35-39 menasihatkan supaya kita tidak melepaskan iman karena upah besar telah menanti, yaitu hidup dan memperoleh segala janji Allah, karena kedatangan-Nya sudah dekat tanpa ditangguhkan lagi. Tetapi apabila mengundurkan diri, Allah tidak akan berkenan kepada kita dan doa kita tidak akan didengar-Nya. Jika kita percaya pada kehebatan kuasa-Nya, maka tidak ada yang mustahil bagi kita (Efesus 1:19). Haleluya, amin!!!pi
(Lukas 18:8).
Keadaan yang sulit di akhir zaman ini dapat membuat iman gereja Tuhan merosot dan berguguran. Disebutkan dalam Wahyu 6:13, bahwa bintang-bintang di langit berjatuhan ke bumi seperti pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah saat digoncang angin kencang. Banyak anak-anak Allah yang gugur iman karena kerohaniannya yang tidak matang atau tidak dewasa, sehingga mudah digoncang oleh angin dari pengajaran-pengajaran sesat (Efesus 4:13-14). Karena itulah kita membutuhkan Firman Pengajaran Mempelai Alkitabiah yang menjadikan kita dewasa penuh secara rohani dan berada pada tingkat pertumbuhan yang sesuai kepenuhan Kristus, siap menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali sebagai Mempelai Pria Sorga. Dewasa berarti ada iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Ibrani 10:35-39 menasihatkan supaya kita tidak melepaskan iman karena upah besar telah menanti, yaitu hidup dan memperoleh segala janji Allah, karena kedatangan-Nya sudah dekat tanpa ditangguhkan lagi. Tetapi apabila mengundurkan diri, Allah tidak akan berkenan kepada kita dan doa kita tidak akan didengar-Nya. Jika kita percaya pada kehebatan kuasa-Nya, maka tidak ada yang mustahil bagi kita (Efesus 1:19). Haleluya, amin!!!pi