Ayat Pokok: 2 Samuel 7:18-24
Daud sebagai pribadi yang selalu berkemenangan, masih menaikkan doa syukur kepada Tuhan. Sebagai pribadi yang sangat dipakai Tuhan dari masa muda sampai menjadi raja, ia senantiasa memandang kepada Tuhan, yang berdiri di sebelah kanannya, dan ia tidak goyah (Kisah Rasul 2:25-28). Banyak kehidupan mengalami kekalahan dan kegagalan karena ia tidak dapat berdiri teguh sehingga selalu goyah.
Dengan segala keterbatasannya, Daud memiliki pandangan rohani sehingga disebut juga sebagai nabi karena nubuatannya yang besar, tentang Yesus yang akan mati dan bangkit kembali (Kisah Rasul 2:29-35). Jika kita hidup dengan memperhatikan perkara rohani, maka Tuhan akan memberitahukan jalan kehidupan dan memberikan sukacita dengan limpah sehingga kita dapat diam dengan tenteram. Bagi kita sekarang, nubuatan yang besar itu adalah kita dijadikan sebagai sidang mempelai Tuhan. Secara akal manusia tidaklah mungkin, tetapi biarlah kita memiliki kehidupan rohani yang baik untuk dapat mengenal pribadi Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga melalui Firman Pengajaran Mempelai Alkitabiah. Baiklah kita arahkan pandangan pada Yesus, Mesias, di mana segala musuh telah ditaklukkan di bawah kaki-Nya, sehingga kita yang senantiasa memandang Dia ada kemenangan.
Dalam Mazmur 22:7-8, Daud dengan kerendahan hatinya mengatakan diri hanya ulat yang menjadi cela bagi manusia, dihina banyak orang, diolok-olok, dicibir dan setiap yang melihatnya menggelengkan kepala. Hal ini juga seringkali menjadi pengalaman hidup kita. Tetapi janganlah bersungut dan berbantah, melainkan bersikaplah seperti Daud (2 Samuel 7:20-24), yang menaikkan syukur dan memuliakan Allah karena telah melakukan perbuatan yang besar dan dahsyat. Perbuatan Tuhan yang besar dan dahsyat juga dinyatakan kepada bangsa Israel, yang membawa mereka keluar dari Mesir dengan lengan yang kuat dan tangan yang teracung dengan kedahsyatan yang besar (Ulangan 26:1-2, 6-11).
Mujizat yang baik akan terjadi jika kita mau melakukan Firman Tuhan (2 Samuel 7:21). Sebaliknya kutuk atau mujizat yang tidak baik tersedia bagi orang yang tidak mau melakukan Firman Tuhan dengan setia (Ulangan 28:15, 21-22, 27, 45-46). Disebutkan juga dalam 2 Samuel 7:28-29 bahwa jika kita mau mengakui bahwa Firman adalah kebenaran, maka Tuhan akan memberikan perkara yang baik/berkat.
Dalam setiap pergumulan hidup yang kita hadapi, baiklah tetap bersyukur dan berpegang pada Firman-Nya selalu. Maka pada saat kita berseru kepada-Nya, Tuhan akan mendengar dan melihat kita untuk memberikan kemenangan yang ajaib. Haleluya, amin !!! ( Pi )