PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jan
10

KANA PMA 2006 - Solo

KANA PMA 2006 - Solo
Uncategorized

Tuhan adalah Raja dan Penebus

 

Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel.

Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.”   (Yesaya 44:5-6)

 

            Perikop dari ayat-ayat di atas tertulis: “Tuhan satu-satunya Allah”. Penjelasannya dapat kita temukan pada akhir dari ayat 6 yakni “tidak ada Allah selain dari pada-Ku.” Jika pada ayat 5 terdapat dua kali pernyataan ‘Aku kepunyaan Tuhan’ dan kemudian dihubungkan dengan ayat 6, maka memberi pengertian bahwa kita adalah kepunyaan dari satu-satunya Allah dan Tuhan; tidak ada yang lain. Dialah Alfa dan Omega, Yang Terdahulu (Awal) dan Yang Terkemudian (Akhir).

Pengertian ‘Tuhan sebagai satu-satunya Allah’ dipertegas dalam 1 Korintus 8:4 dengan kata-kata ‘Allah yang esa’ (bandingkan dengan Ulangan 6:4; Maleakhi 2:15; Markus 12:29; dan 1 Timotius 2:5). Alkitab tidak pernah menuliskan ‘Allah Yang Mahaesa’. Esa berarti hanya satu atau tunggal. Kata ‘maha’ berarti lebih. Hal ini boleh berlaku untuk kata-kata seperti: mahakuasa, mahaagung, mahakudus, dan sebagainya, tetapi tidak ada yang lebih dari pada satu atau mahaesa. Walaupun di dunia ada banyak ‘allah’ dan ‘tuhan’, kita hanya mengenal satu Allah, yaitu Bapa, dan satu Tuhan, yaitu Yesus Kristus seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 8:5-6 (bandingkan pula dengan Kisah 10:36; 2:36).

Pernyataan ‘Aku kepunyaan Tuhan’ pada Yesaya 44:5 jika dikaitkan dengan pasal 43:1, bahwa Tuhan telah berfirman, “Engkau ini kepunyaan-Ku”, bagaikan tanggapan kita terhadap pernyataan atau ungkapan cinta dari Tuhan sebagai Mempelai Pria. Saat kita mengaku ‘Aku kepunyaan Tuhan sendiri’ terkandung pengertian yang dalam, yang hanya berlaku bagi ikatan suami istri. Kita dapat membacanya dalam 1 Tesalonika 4:3-4 dan 1 Korintus 7:1-2. ‘Istri atau suaminya sendiri ‘   berarti tidak ada poligami atau poliandri dalam hukum pernikahan Kristen. Suami atau istrinya masing-masing tidak dapat ‘dipinjam’ atau ‘dimiliki’ oleh orang lain. Janji Tuhan bahwa kita kepunyaan-Nya (sebagai istri-Nya) adalah pasti, sebab 2 Korintus 1:18-20 mengatakan, bahwa di dalam Dia hanya ada “ya”, bukanlah serentak “ya “ dan “tidak”. Dengan demikian, kita mantap sebagai kepunyaan Tuhan sendiri, yes!

Oleh sebab itu, janganlah kita takut. Tuhan telah menjamin kepunyaan-Nya seperti yang tertulis dalam Yesaya 43:2 dan 5, dan pasal 41:10. Dia akan menyertai kita saat melalui air maupun api, menolong kita dengan tangan kanan-Nya yang memberi kemenangan. Jika kita sungguh-sungguh berada di dalam kasih Kristus sebagai Suami, Dia tidak akan membiarkan milik-Nya disentuh oleh yang lain.

 

Raja dan Penebus adalah Suami

Allah kita adalah Raja dan Penebus Israel. Berita natal yang disampaikan kepada Maria dan Yusuf terdapat persamaan bahwa anak yang akan lahir itu dinamakan Yesus. Tetapi jika kita membaca Injil Lukas 1:30-33, dikatakan malaikat kepada Maria bahwa anak yang dikandung dan akan dilahirkannya itu akan menjadi raja atas kaum Yakub (Israel) sampai selama-lamanya. Tuhan mengaruniakan tahta Daud kepada-Nya. Tidak ada yang pernah dikatakan kepada seseorang: ‘raja sampai selama-lamanya’ kecuali kepada Tuhan Yesus. Tentang Penebus, dapat kita baca dalam Matius 1:20-21. Berita natal yang disampaikan kepada Yusuf dikatakan demikian: “... Ia (Maria) akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah   yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Jika kita membaca Efesus 1:7, penebusan berarti pengampunan dosa, yaitu diselamatkan dari dosa.

Tuhan sebagai Raja dan Penebus adalah saling berkaitan. Pada Yesaya 43:1 berbunyi, “ Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: “Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” Ayat ini apabila dihubungkan dengan ayat 14 dan 15, maka pengertiannya adalah sebagai berikut:

-        Kalimat “Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau ...” sejajar dengan Penebus (ayat 14)

-        Kalimat “... Tuhan yang menciptakan engkau ...” sejajar dengan Raja (ayat 15)

Kedua poin di atas apabila digabungkan memberi kesimpulan yang terdapat pada Yesaya 54:4, “Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan (menciptakan) engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.” Berarti kelahiran Yesus sebagai Raja dan Penebus ke dalam dunia, Dialah Suami kita. Kebenaran ini hanya dapat kita ketahui dari Firman Tuhan dalam pengajaran mempelai.

 

RAJA (ada tanda keadilan dan kebenaran)

            Pada Yesaya 33:22, Tuhan sebagai Hakim yang memberi hukum, pada-Nya ada tanda keadilan dan kebenaran. Maka diperkuat oleh Yesaya 5:7 dan 16, Dia adalah Raja dalam keadilan dan kebenaran. Menurut Ibrani 7:1-2, Ia disebut Melkisedek yang artinya raja kebenaran dan raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Dijelaskan dalamYesaya 33:24 dan 20, bahwa Dia memerintah di Yerusalem (artinya kota damai), suatu tempat kediaman yang aman, yang menjadi tujuan kita. Di sana tidak ada seorangpun yang akan berkata: “Aku sakit” dan semua penduduknya akan diampuni kesalahannya. Sebagai raja, Dia akan menyelamatkan kita dan memerintah dalam keadilan dan kebenaran sehingga hidup kita ada damai sejahtera. Wahyu 11:15 dan 17 menuliskan, Dia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya dengan kuasa-Nya yang besar.

           

PENEBUS (ada tanda pembelaan dan pemeliharaan)

            Tanda penebusan dari Tuhan menurut Yesaya 44:21-23 adalah: Tuhan menghapus segala dosa dan pemberontakan kita seperti kabut yang diterbangkan angin dan seperti awan yang tertiup. Dia telah menebus kita melalui korban-Nya di atas kayu salib sebagai bukti cinta-Nya sebagai Mempelai Pria kepada kita. Alangkah bodohnya, apabila kita masih meragukan kasih Tuhan kemudian berpaling kepada allah yang lain.

            Saat dosa kita diampuni (terjadi penebusan dosa), terkandung pula pembelaan dan pemeliharaan Tuhan seperti yang terdapat dalam Surat Roma 8:31-32. Jika Anak-Nya saja Tuhan berikan untuk menebus dosa kita, maka Dia pasti berada di pihak kita saat menghadapi lawan kita (membela) dan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita (memelihara).

            Tuhan sebagai raja Salem dengan sebutan Melkisedek, Dia juga adalah Penebus, dengan tanda darah. Surat Ibrani 9:11-14 menuliskan, Dia sebagai Imam Besar Melkisedek telah datang dan masuk ke tempat maha kudus dengan membawa darah-Nya sendiri yang tak bercacat untuk menebus dan menyucikan kita. Dalam hal sebagai penebus Dia disebut Anak Domba, seperti tertulis dalam Wahyu 5:9 dan 6. “... berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih” artinya telah mengalami kematian dan kebangkitan.

            Pada Wahyu 19:6 dituliskan, “... Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.” Tetapi ayat 7 menuliskan pula, “...Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan istri-Nya telah siap sedia.” Sebutan sebagai Anak Domba mengarah pada penebusan. Kesimpulannya, Raja dan Penebus (Anak Domba) berarti Mempelai Pria Sorga. Dengan memiliki Tuhan yang adalah Raja dan Penebus, kita ada hari depan yang penuh harapan.

 

Ini aku, utuslah aku!

            Patut kita sadari, bahwa kita adalah manusia yang najis oleh karena dosa dan kesalahan kita, seperti yang tertulis dalam Kitab Yesaya 6:5-7. Tetapi bersyukurlah, kita yang seharusnya binasa telah beroleh kemurahan dengan mengalami pencelikan mata rohani, seperti yang dikatakan nabi Yesaya: “... namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.” Mata rohani kita telah dicelikkan oleh Firman Allah dan kita memperoleh penebusan, yakni pengampunan dosa. Melalui penebusan-Nya, Tuhan mau merebut kita dari dosa untuk menjadi kepunyaan-Nya sendiri, sebagai isteri raja atau permaisuri-Nya. Dengan kita menjadi kepunyaan Tuhan dan Tuhan menjadi kepunyaan kita, terkandung kekayaan yang luar biasa, sebab Dia pasti membela dan memelihara kita. Tetapi mata kita janganlah terpaku pada pembelaan dan pemeliharan-Nya saja, kita harus memandang Dia sebagai Sang Raja. Oleh sebab itu, pada ayat 8 Tuhan menantang kita: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Kita yang sudah tercelik mata dan mengenal Dia sebagai Raja dan Penebus, hendaknya mau menjadi utusan Tuhan dengan berkata: “Ini aku, utuslah aku!”

            Pengutusan ini berarti kita harus mau melayani, dengan menjadi pelayan Tuhan. Injil Lukas 17:7-10 menjelaskan sikap kita sebagai pelayan, yaitu harus melayani dari awal sampai selesai. Semboyannya adalah: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” Kita pun dapat melayani Tuhan dengan kekayaan kita, seperti yang dilakukan perempuan-perempuan dalam Lukas 8:1-3. Jika kita selalu giat melayani Tuhan, maka 1 Korintus 15:57-58 menjanjikan, bahwa segala jerih payah kita tidak akan sia-sia. Saat ini proyek pelayanan kita adalah untuk pembentukan tubuh Kristus, sidang mempelai perempuan-Nya. Jika kita melayani Tuhan yang adalah Mempelai Pria Sorga, maka kita harus melayani Dia seperti seorang istri yang melayani suaminya.

            Dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas, dapat kita mengerti bahwa Anak Domba adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja, seperti yang terdapat dalam Wahyu 17:14. Jika kita termasuk dalam orang-orang yang terpanggil, yang telah dipilih, dan yang setia, kita akan menang bersama-sama dengan Dia. Kesetiaan ini harus dibuktikan dalam ibadah dan pelayanan kita kepada-Nya, sehingga Dia melindungi dan membela kita sampai berkemenangan.

 

Raja dan Penebus dalam Natal

            Apabila kita kembali membaca Yesaya 43:1, bahwa Tuhan yang menciptakan dan membentuk kita, berfirman: “Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” Ayat ini terdapat tiga bagian: Dia sebagai Pencipta, Dia telah menebus, dan Dia memanggil nama kita. Jika dihubungkan dengan peristiwa natal, maka:

-      Dia sebagai Pencipta; adalah berita kepada Maria, bahwa Tuhan sebagai Raja (telah dijelaskan di atas).

-      Dia sebagai Penebus; merupakan berita yang disampaikan kepada Yusuf, bahwa Dia adalah Penebus atau Anak Domba (telah dijelaskan di atas).

-      Dia memanggil nama; terjadi peristiwa pendaftaran pada natal pertama.

 

Pada Lukas 2:1, menjelang kelahiran Tuhan Yesus terjadi pendaftaran semua orang berdasarkan perintah Kaisar Agustus. Dalam pendaftaran, pasti ada penyebutan nama. Pada saat itu, Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem di tanah Yudea, kampung halaman Yusuf, untuk mendaftarkan diri sehingga nama mereka disebut.

            Peristiwa ini bagi kita menunjukkan, bahwa apabila nama kita dipanggil Tuhan, berarti nama kita telah terdaftar. Mempelai perempuan Tuhan adalah satu tubuh dengan banyak anggota, yang masing-masing ada namanya. Yang menjadi mempelai Tuhan adalah mereka yang namanya telah terdaftar. Oleh karena itu, selagi masih ada kesempatan, hendaknya kita mendaftarkan diri menjadi kepunyaan Tuhan, dengan mau mendengar suara panggilan-Nya untuk bergabung dalam kesatuan tubuh Kristus dan menyerahkan kehidupan kita di dalam satu Pengajaran dan satu Roh. Maka seperti yang tertulis dalam Ibrani 12:22-23, mereka yang dapat masuk ke Yerusalem baru (kota mempelai Tuhan) adalah yang nama-namanya telah terdaftar di sorga. Amin. zha



Post a comment