Mengetahui Rahasia Allah
Uncategorized
Ayat Pokok: Lukas 10:23
Tema: "Kamu adalah anak-anak terang”, bisa jadi menunjuk kepada orang lain. Tetapi jika kita katakan, "Saya adalah anak-anak terang,” maka kita akan termotivasi untuk tidak hidup di dalam kegelapan dunia ini, yang penuh dengan kejahatan dan kekerasan.
"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat”, merupakan ucapan dari Tuhan Yesus secara khusus kepada murid-murid-Nya. Yang dimaksud tentunya adalah mata rohani. Apabila mata kita tidak buta, kita pasti berbahagia. Mata yang buta bagaikan mata yang melekat tertutup, sehingga tidak dapat mengerti dan memahami (Yesaya 44:18). Akibatnya, ia terus-menerus hidup dalam kegelapan.
"Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya” (Lukas 10:24). Nabi merupakan gambaran dari para hamba Tuhan, sedangkan raja adalah para pemimpin atau penguasa. Walaupun mempunyai kedudukan sebagai nabi maupun raja, mereka tidak berbahagia sebab tidak dapat melihat, masih buta dan berada dalam kegelapan.
Seringkali rahasia Firman tentang siapakah Bapa dan siapakah Anak, tertutup bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Anak berkenan menyatakannya kepada orang kecil (Lukas 10:21-22). Ini berarti, tidak semua orang dapat mengetahui rahasia Allah, jika mata rohaninya tidak dicelikkan. Berbahagialah kita, yang telah diperkenan oleh Anak untuk mengalami pencelikan mata rohani, sehingga dapat mengerti tentang Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga.
Yesaya 29:9 menuliskan tentang orang yang sudah tidak minum anggur dan arak tetapi masih mabuk dan pusing. Hal ini melambangkan tentang orang yang sudah bertobat dan bebas dari pengaruh dunia tetapi masih merasakan mabuk dan pusing, seperti ketika ia belum bertobat. Itu disebabkan oleh rohani yang masih buta. Matanya – yaitu para nabi telah dibuat tidur nyenyak dan mukanya – yaitu para pelihat, telah ditudungi (ayat 10). Ia seperti orang yang dihadapkan pada kitab yang termeterai, sehingga ia tidak bisa membuka untuk membacanya. Apabila kitab tersebut diberikan kepada orang yang buta huruf, sudah jelas ia tidak dapat membaca (ayat 11-12). Jadi mereka sama-sama buta.
Kita yang tidak buta huruf sehingga bisa membaca Alkitab, namun belum/tidak dapat mengerti isinya, hendaknya ada suatu usaha dan perjuangan supaya dapat mengerti. Tanpa pencelikan mata rohani, maka walaupun kita memuliakan Tuhan dengan mulut dan bibir kita, hati tetap jauh dari Tuhan, dan ibadah yang kita lakukan hanyalah merupakan perintah manusia yang dihafalkan (Yesaya 29:13-14).
Lukas 10:21 berisi tentang doa syukur dari Yesus kepada Bapa, dengan kegembiraan dalam Roh Kudus, sebab di dunia ini ada banyak orang bijak dan orang pandai, tetapi karunia pencelikan mata rohani dinyatakan kepada orang kecil. Hendaknya ini pun menjadi ucapan syukur kita kepada Tuhan, yang telah mencelikkan mata kita sehingga dapat mengerti Firman Allah dan mengenal Yesus sebagai Mempelai Sorga.
Alkitab itu berbeda dengan ilmu dan kepandaian dunia. Kepandaian manusia belum tentu dapat mengerti isi Alkitab, sebab ia hanya menggunakan logika sedangkan hatinya tidak terbuka untuk Firman. Apabila ada yang memandang dirinya bijaksana dan merasa pintar (Yesaya 5:21), ia akan susah untuk menerima Firman jika tidak mau menjadi "orang kecil”. Untuk mendapatkan rahasia Allah tentang Kristus, kita perlu berdoa, memohon hikmat dan pengetahuan dari Tuhan (Kolose 2:2-3). Oleh hikmat dan pengertian yang benar dari Tuhan, kita dapat mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna (pasal 1:9).
Rasul Paulus adalah pelayan jemaat yang dipercayakan Allah untuk meneruskan Firman-Nya dengan sepenuhnya kepada orang-orang kudus-Nya, yang berisi rahasia Allah yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan (Kolose 1:25-27). Banyak sekali rahasia yang terdapat di dalam Firman, sehingga kita sangat perlu hikmat untuk dapat mengerti Firman Allah, supaya dapat melihat Kristus sebagai Kepala jemaat berada di tengah-tengah kita, Dialah pengharapan akan kemuliaan.
Merasa bijak dan pandai, berarti ada kesombongan. Orang sombong adalah musuh Allah. Akibatnya, bisa melihat namun tidak mengerti, bisa mendengar namun tidak menanggap. Orang kecil, dalam terjemahan yang lain, artinya: bayi. Ini menggambarkan bahwa kita harus menjadi seperti bayi yang baru lahir, dengan mengalami kelahiran baru. Maka dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu, Tuhan telah menyediakan puji-pujian (Matius 21:14-16). Orang yang mengalami kelahiran baru akan dapat menerima rahasia Firman sehingga mulutnya dapat memuji-muji Tuhan.
Secara jasmani, anak-anak kita hendaknya sejak dari dalam kandungan, dibiasakan untuk berada dalam Bait Allah dan menerima Firman, supaya mulut mereka pun dapat memuji-muji Tuhan. Jangan sampai anggota keluarga kita bagaikan orang-orang yang mabuk dan pusing karena buta rohaninya. Tetapi kita harus mempunyai pendirian tegas agar mata kita dicelikkan dan berbahagia karena bisa melihat dan mengerti Firman Pengajaran Mempelai Alkitabiah, mengenal Kristus sebagai Mempelai Pria, yang ada di tengah-tengah kita. Maka akan ada mujizat: orang-orang buta dicelikkan dan orang-orang timpang disembuhkan-Nya. Amin.