Ayat Pokok: Wahyu 17:14
Yesus sebagai Juruselamat juga diperkenalkan sebagai Kepala jemaat/gereja, Mempelai Pria. Dialah Anak Domba yang telah tersembelih. Jika kita mengakui kuasa darah Anak Domba, maka Dia menjadi Juruselamat kita. Anak Domba yang berkemenangan itu juga disebut sebagai Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Di dunia ini terdapat banyak raja dan tuan, tetapi Yesus melebihi mereka semua.
Dalam 1 Korintus 5:7b dikatakan, bahwa Anak Domba Paskah yang telah disembelih itu ialah Kristus. Dia telah ‘disembelih’ di atas kayu salib. Karena Dia adalah Anak Domba yang berkemenangan, maka Dia layak menjadi Kepala, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan.
Mereka yang bersama-sama dengan Anak Domba akan menang, yaitu yang terpanggil, dipilih, dan yang setia sebagai domba-domba-Nya. Kepala dari kawanan domba adalah gembala. Domba-domba pasti mengenal suara gembalanya, saat gembala memanggil masing-masing dombanya menurut namanya. Inilah suatu kerja sama antara domba dan gembala, baik saat berada di dalam kandang maupun saat dibawa ke luar. Domba-domba pasti mengikuti gembalanya karena mengenal suaranya. Sedangkan orang asing pasti tidak mereka ikuti, malah lari dari padanya karena tidak mengenal suaranya (Yohanes 10:2-5). Karena itulah, hendaknya kita selalu peka terhadap suara Gembala dan selalu bersama-sama Dia dalam kawanan domba yang digembalakan-Nya. Kawanan domba yang selalu bersama-sama gembala pasti menang saat menghadapi serigala yang datang menyerang, sebab gembala pasti membela mereka dari ancaman bahaya.
Berkat kemenangan sebagai Raja adalah: raja memiliki kekuasaan yang mutlak dan akan dilanjutkan oleh keturunannya. Yesus adalah Raja yang memiliki kekuasaan mutlak; Dia sebagai buah sulung adalah Kepala tubuh, yaitu kita yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya (1 Korintus 15:23; Kolose 1:15-18).
Sebagai Raja di atas segala raja, Kristus memiliki segala pemerintahan, kekuasaan, dan kekuatan. Tidak ada seorangpun yang melebihi Dia, sebab segala musuh telah diletakkan di bawah kaki-Nya. Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, yaitu Kristus, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya dengan kuasa-Nya yang besar (Wahyu 11:15-17). Oleh sebab itu, semua yang ada di sorga bersama-sama 24 tua-tua yang duduk atas tahta di hadapan Allah, tersungkur dan menyembah Allah sambil mengucap syukur. Sebagai Raja yang berkemenangan dan penuh kekuasaan sampai segala musuh berada di bawah kaki-Nya, berarti Dia sanggup mengadakan pembelaan bagi sidang gereja-Nya, mempelai perempuan-Nya.
Kristus adalah Tuan dan kita adalah hamba-Nya yang harus taat (Efesus 6:5-9). Upah adalah hak dari seorang hamba (Kolose 3:24; Roma 4:4). Jika kita menjadi hamba yang sungguh-sungguh bekerja, pasti akan mendapatkan upah atau berkat dari Tuhan, karena itu adalah hak kita. Sebagai contoh, hamba Tuhan yang melayani tempat kudus dan mezbah ataupun memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil atau dari mezbah/tempat kudus itu, sebagai haknya (1 Korintus 9:11-14). Tetapi prinsip Rasul Paulus, “Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.” (1 Korintus 9:15-16, 18).
Tuan kita kaya, Dialah Empunya segala-galanya, yang menciptakan langit dan bumi. Emas dan perak sebagai lambang kekayaan, Dialah yang menciptakan (Hagai 2:9). Karena Dia adalah Tuan yang kaya, Dia ada kesanggupan untuk memelihara kita.
Dengan memiliki Kristus sebagai Kepala, kita pasti menang oleh pembelaan dan pemeliharaan-Nya. Dialah Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan.