Ayat Pokok: Yakobus 3:13-16
Kekerasan dimulai dari dalam nikah dan rumah tangga, bisa berupa keras suara, keras dalam kata-kata, keras hati, sampai pada kekerasan secara fisik. Hati yang keras dapat diubah menjadi lemah lembut, bila mau menerima Firman Tuhan. Orang yang hatinya keras tidak akan bisa menjadi mempelai Tuhan dan akan berhadapan dengan kekerasan antikristus.
Sengketa dan pertengkaran mengakibatkan kekerasan. Datangnya dari hawa nafsu yang saling berjuang di dalam tubuh (Yakobus 4:1-2). Kekerasan berasal dari dunia (perasaan iri hati), nafsu manusia (mementingkan diri sendiri), dan dari setan-setan (dusta yang melawan kebenaran). Oleh sebab itu, janganlah kita memberi tempat kepada iblis, yang diawali dengan berdusta dalam hal apa pun.
Iri hati dan perselisihan menunjukkan bahwa kita manusia duniawi dan hidup secara duniawi, sebab pengaruh dunia telah menguasai kita (1 Korintus 3:3). Orang yang mementingkan diri sendiri, dengan tidak malu-malu melahap, adalah noda dalam perjamuan kasih. Hal ini menunjukkan kekuatan hawa nafsu daging (Yudas : 12). Orang yang mementingkan diri sendiri mengakibatkan perpecahan, tidak ada rasa kebersamaan dan kesatuan, yaitu sehati, sepikir, sejiwa, satu kasih, dan satu tujuan (Filipi 2:2-4). Iblis adalah bapa pendusta. Ia membawa kepada maut dan berkuasa atas maut (Ibrani 2:14; 1 Korintus 15:25-26). Tetapi maut telah dikalahkan oleh Tuhan Yesus. Jika kita ada kasih Kristus, maka yakinlah bahwa kuasa maut telah ditaklukkan dan kita mendapatkan hidup yang kekal di dalam Kristus.
Sedangkan hikmat yang dari atas (sorga), pertama-tama adalah murni, selanjutnya: pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik (Yakobus 3:17). Hikmat ini adalah untuk menghadapi hikmat dunia, nafsu manusia, dan setan-setan. Pendamai, peramah, dan penurut akan meniadakan iri hati. Penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik/kebaikan, meniadakan sifat mementingkan diri sendiri. Sedangkan tidak memihak dan tidak munafik akan meniadakan dusta yang melawan kebenaran
Di dunia ini nyaris tidak ada lagi yang murni. Hampir semuanya telah dipalsukan. Tetapi Pengajaran Tuhan itu sempurna. Mazmur 19:8-9 mengatakan, Firman itu murni, membuat mata bercahaya (celik). Kemurnian Firman bagaikan perak yang telah tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan (pasal 12:7), yang berarti bahwa kemurniannya telah sempurna.
Firman pengajaran yang murni adalah bekal dan kekuatan kita dalam menghadapi dunia, nafsu manusia, dan setan-setan. Firman yang murni berarti tidak ditambah dan dikurangi (Ulangan 4:1-2), yang berarti harus Alkitabiah. Tuhan membekali kita dengan Pengajaran Mempelai Alkitabiah karena gereja Tuhan dihadapkan pada dunia yang penuh dengan kekerasan, penuh iri hati, mementingkan diri sendiri, dan dusta yang melawan kebenaran. Oleh sebab itu, pengajaran janganlah diputarbalikkan, dengan menambah ataupun mengurangi, sehingga akhirnya menjadi tidak murni/palsu, yang berarti tidak alkitabiah.
Wahyu 22:18-19 menuliskan, jika menambahkan, maka Allah akan menambahkan malapetaka-malapetaka yang tertulis. Jika mengurangkan, Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, yang berarti tidak akan masuk Yerusalem baru. Firman yang murni berarti juga yang tidak dimeteraikan, sehingga harus dibuka rahasianya (ayat 10, 7). Jika kita menerima dan menuruti Firman yang dibuka rahasianya, kita akan berbahagia.
Pengajaran Mempelai Alkitabiah adalah tepat dan benar = murni (Wahyu 21:5), sesuai dengan kehendak Tuhan. Pengajaran ini akan membawa kita masuk kota Yerusalem baru. Firman yang murni akan berlanjut pada pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Maka buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.