Buah dari Anak-anak Terang
Uncategorized
Ayat Pokok: 1 Tesalonika 5:5
Allah adalah terang (1 Yohanes 1:5). Kita, yang telah dilahirkan baru sebagai anak-anak Allah, juga disebut sebagai anak-anak terang dan layak memanggil Dia, “Ya Abba, ya Bapa!”. Pada anak-anak terang tidak ada kegelapan sehingga kita dapat menjadi terang dunia.
Efesus 5:8-9 mengatakan, bahwa dahulu kita adalah kegelapan. Tetapi sekarang adalah terang di dalam Tuhan. Oleh sebab itu hendaknya kita hidup sebagai anak-anak terang yang berbuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Sebaliknya, perbuatan-perbuatan kegelapan tidak berbuahkan atau menghasilkan apa-apa (ayat 11).
Perbuatan kegelapan harus ditelanjangi atau dibuka. Tetapi Yohanes 3:17-21 menuliskan, seringkali manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang sebab perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. Mereka membenci terang dan tidak mau datang kepada terang itu supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat tidak nampak. Karena itulah maka Allah telah mengutus Putra-Nya yang Tunggal ke dalam dunia untuk mengeluarkan kita dari kegelapan supaya datang kepada terang.
Jika kita percaya kepada Yesus, Anak Allah, maka kita tidak akan dihukum, melainkan mengalami kelahiran baru – lahir daripada-Nya (1 Yohanes 5:1). Orang yang mengalami kelahiran baru akan mengasihi Allah (Dia yang melahirkan) dan juga mengasihi saudaranya atau anak-anak Allah (dia yang lahir daripada-Nya). Maka pada puncaknya nanti, anak-anak Allah, yang lahir dari benih Allah (1 Yohanes 3:9), akan menjadi sama seperti Kristus(ayat 1-2), sebagai gereja yang sempurna.
Oleh iman percaya kepada nama Yesus, Anak Allah, maka ada berkat bagi anak-anak Allah, yaitu kemenangan karena mengalahkan dunia - berkat untuk masa sekarang (1 Yohanes 5:4-5) dan memiliki hidup yang kekal - berkat untuk masa yang akan datang (ayat 13).
Seringkali kotbah pendeta kepada jemaat lebih menekankan pada berkat untuk masa sekarang dan kurang mengungkapkan kebenaran Firman tentang berkat untuk masa yang akan datang. Apalah artinya bila kita bisa mengalahkan dunia tetapi tidak memperoleh hidup yang kekal. Oleh sebab itu, jangan sampai di balik hidup yang sekarang ada kematian, dalam arti kematian yang kekal. Hendaknya di balik hidup kita ini ada hidup, yaitu hidup kekal di Yerusalem baru. Di sana terdapat air/sungai kehidupan dan pohon-pohon kehidupan, serta tidak ada pergantian siang dan malam (terang/siang yang kekal).
Dalam 2 Tawarikh 31:20-21 terdapat seseorang yang bisa menjadi teladan dalam menghasilkan buah-buah terang, yaitu raja Hizkia. Arti nama Hizkia yaitu: Yehova adalah kekuatan atau Tuhan adalah kekuatan. Sebagai raja, sudah seharusnya ia memiliki kekuatan atau power. Tetapi ia tetap mengandalkan kekuatan Tuhan. Pada ayat ini dikatakan, Hizkia melakukan pelayanan terhadap rumah Allah, melaksanakan Taurat dan perintah Allah, serta mencari Allah. Semuanya dilakukan dengan segenap hati, yaitu dengan sungguh-sungguh dan tidak ada ambisi tertentu. Karena Hizkia selalu mengandalkan kekuatan Tuhan dan melakukan pekerjaannya dengan segenap hati, maka segala usahanya berhasil.
Dikatakan bahwa, Hizkia melakukan apa yang baik (buah kebaikan), apa yang jujur (buah keadilan), dan apa yang benar (buah kebenaran) di hadapan Tuhan, Allahnya. Hati Hizkia ada terang sehingga ia dapat berbuat semuanya itu. Jika kita berbuat sesuatu yang gelap, maka yang pertama kali menuduh adalah hati kita sendiri. Sebaliknya, jika hati tidak menuduh kita, maka Allah yang lebih besar dari pada hati kita, mengetahui segala sesuatu dan kita ada keberanian percaya untuk mendekati Allah dan meminta apa saja kepada-Nya (1 Yohanes 3:19-22).
Contoh buah-buah terang terdapat dalam Efesus 4. Buah kebaikan terdapat pada ayat 28. Mencuri bukan suatu kebaikan. Mungkin kita tidak mencuri uang atau barang orang lain, tetapi mencuri milik Tuhan karena tidak membayar perpuluhan, dan juga mencuri waktu-waktu ibadah karena sibuk dalam pekerjaan. Suatu kebaikan dinyatakan dengan bekerja keras dengan tangannya sendiri dan membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Kemudian ayat 25-27 merujuk pada buah kebenaran. Hendaknya kita berkata benar dan jangan berdusta. Jangan pula memberi tempat kepada iblis, sebab iblis adalah bapa pendusta. Ayat 29-32 merupakan buah keadilan. Keadilan dinyatakan dengan mau saling mengampuni sebagaimana Kristus telah mengampuni kita, kemudian menjaga mulut atau perkataan kita, membuang segala kepahitan, dan mengenakan kasih persaudaraan.
Maka orang yang memiliki buah-buah terang akan berlanjut pada pelayanan terhadap rumah Allah, melaksanakan Taurat dan perintah Allah (Firman), serta mencari Allah. Dengan berdasarkan tema Natal, “Kamu adalah anak-anak terang”, maka di tahun yang baru ini hendaknya kita dalam buah-buah terang, ada usaha untuk melaksanakan ketiga hal tersebut. Bila kita bandingkan dengan Tabernakel, maka kita berada dalam Ruangan Suci yang terang dengan alat Pelita Emas, yaitu pelayanan terhadap rumah Allah, Meja Roti yang berkaitan dengan melaksanakan Firman, serta Mezbah Dupa yang berarti mencari Allah dalam doa.
Tentang pelayanan terhadap rumah Allah, Ibrani 3:5-6 menuliskan, bahwa Musa setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan. Hendaknya kita pun menjadi pelayan yang setia dalam rumah Allah, terutama dalam gerak Pengajaran Mempelai Alkitabiah, dan pelayanan yang telah Tuhan percayakan kita jalankan dengan sepenuhnya (Kolose 4:17). Apabila ada yang belum terlibat dalam pelayanan, maka di tahun yang baru ini hendaknya siap untuk melayani Tuhan. Anak-anak terang yang tidak menjadi pelayan yang baik, bukanlah anak-anak terang. Karena itu hendaknya kita selalu mengingat Lukas 17:10, bahwa pelayan Tuhan adalah hamba-hamba yang tidak berguna, yang hanya melakukan apa yang ditugaskan oleh Tuhan. Segala pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita hendaknya kita lakukan dengan baik, sungguh-sungguh, setia, dan bertanggung jawab.
Dalam melaksanakan Taurat dan perintah Allah atau Firman Tuhan, akan sulit bila Firman yang telah kita terima tidak menjadi daging dalam hidup kita (tidak dihayati/tidak menjadi berkat). Firman yang kita hayati akan menjadi kekuatan bagi kita untuk melakukannya.
Kita mencari Allah dalam pergumulan doa kita. Yeremia 29:12-14 mengatakan, bahwa apabila kita mencari Allah, Tuhan akan membuat kita menemukan Dia. Demikian pula bila kita menanyakan Allah dengan segenap hati, Tuhan akan membuat kita menemukan-Nya. Contohnya adalah Daniel, yang tiga kali dalam sehari mencari Allah dan tingkap-tingkapnya mengarah ke Yerusalem. Karenanya, maka saat ia dalam kesesakan, Tuhan menolongnya. Bagi kita sekarang, kita memiliki 3 kali jam doa, yaitu jam 9 pagi, 12 siang, dan 3 sore. Arah ke Yerusalem berarti ke Yerusalem baru, di mana terdapat keselamatan dalam Firman Pengajaran Mempelai Alkitabiah.
Apabila kita ada usaha untuk melaksanakan semuanya itu, maka Yeremia 29:11 mengatakan, bahwa Tuhan telah memberi rancangan-rancangan damai sejahtera dan penuh harapan kepada kita. Dengan demikian, maka segala usaha kita pasti berhasil dan diberkati. Amin!