Ayat Pokok: Wahyu 17:14
Anak Domba adalah Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah Kepala, yang sudah menaklukkan segala musuh di bawah kaki-Nya. Oleh sebab itu, mereka yang bersama-sama dengan Anak Domba akan menang. Sebagai Raja yang berkemenangan, Dia sanggup mengadakan pembelaan dan sebagai Tuan yang kaya raya, Dia sanggup mengadakan pemeliharaan bagi kita.
Mereka yang berperang melawan Anak Domba adalah antikris, yang digambarkan sebagai binatang yang berkepala tujuh dan memiliki sepuluh tanduk. Seorang perempuan menunggangi binatang tersebut, yaitu Babel. Babel adalah perempuan yang hendak menjadi kepala. Ia memerintah atas raja-raja di bumi (Wahyu 17:18), bertahta seperti ratu – raja perempuan, dan mengaku bukan janda (pasal 18:7). Babel pun bagaikan tuan kaya atas segala tuan atau pedagang-pedagang yang memiliki akses untuk memperdagangkan barang-barangnya dan menjadi kaya karena dia (ayat 11-15). Tetapi itu hanya sementara, sebab pada saatnya nanti raja-raja di bumi, yang hanya akan memerintah satu jam lamanya (pasal 17:12) dan telah berbuat cabul dengan Babel akan menangis dan meratap, melihat asap api yang membakarnya (pasal 18:9). Sedangkan para tuan-tuan kaya itu, dalam satu jam saja kekayaannya akan habis binasa (ayat 10, 16). Yesus, Anak Domba, sebagai Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan, telah mengalahkan mereka (ayat 2).
Wahyu 19:6-9 merupakan perayaan atas kemenangan Anak Domba dan Dia dinyatakan sebagai raja, yaitu dalam perjamuan malam kawin Anak Domba. Kekayaan-Nya yang tersebut dalam pasal 21:9-12, 19-21, membuktikan bahwa Ia adalah Tuan di atas segala tuan. Jika kita selalu menempatkan Dia sebagai Kepala dan kelak menjadi mempelai perempuan-Nya, maka kita pun akan menikmati segala yang dimiliki oleh Anak Domba. Untuk itu, kita harus menjadi yang terpanggil, dipilih, dan yang setia.
Sebagai yang terpanggil, Tuhan telah memanggil nama kita (Yesaya 43:1-2). Oleh sebab itu, hendaknya kita peka terhadap suara panggilan-Nya dan juga suara Firman-Nya (Ulangan 4:12, 36; 11:13-15), dibuktikan dengan kita mau datang beribadah kepada-Nya. Maka Tuhan akan memberkati kita dengan hujan awal dan hujan akhir, memberkati gandum, anggur, dan minyak kita.
Sebagaimana kita ketahui, sesuatu yang dipilih adalah yang terbaik. Tuhan pun meminta kita mempersembahkan sesuatu yang terbaik bagi Dia, jangan sampai ada yang cacat. Dalam Ulangan 33:13-17, Yusuf sebagai bayangan dari mempelai perempuan Tuhan, mendapatkan segala berkat yang terbaik dari Tuhan. Secara jasmani, ia adalah yang terbaik atau teristimewa di antara saudara-saudaranya. Hidupnya pun selalu disertai dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Sebagai contoh, ia tidak mendendam terhadap perbuatan saudara-saudaranya yang jahat terhadapnya, melainkan pada masa paceklik ia justru menolong mereka. Sebagai pilihan Tuhan, kita harus berbuat yang terbaik, seperti Tuhan telah berbuat yang terbaik bagi kita.
Setia adalah bertahan dalam segala masalah dan pergumulan. Kepada kita dikaruniakan bukan saja percaya kepada Kristus, melainkan juga menderita untuk Dia (Filipi 1:29-30; 2 Timotius 3:12-14). Sebagai contoh, Ayub adalah orang yang tetap setia kepada Tuhan, sekalipun harus mengalami penderitaan yang begitu berat (Yakobus 5:10-11). Dan pada akhirnya Ayub menjadi orang yang diberkati, sampai dua kali lipat. Ini merupakan bukti kemenangan.
Dengan menjadi yang terpanggil, dipilih, dan setia, maka kemenangan dari Anak Domba sebagai Kepala dapat kita rasakan, di dalam pembelaan dan pemeliharaan-Nya. Segala puji hanyalah bagi Yesus, Mempelai Pria Sorga, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas sekalian tuan. Haleluya!