Ayat Pokok: Efesus 4:9-12
Kristus sebagai Kepala merindukan tubuh Kristus segera terbentuk. Untuk itu, Dia telah turun sampai ke bagian bumi paling bawah, yaitu alam maut, dan juga telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, yaitu di sebelah kanan Bapa. Dan Dia telah mengaruniakan jabatan rasul, nabi, penginjil, gembala, dan guru, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus. Segala pelayanan itu dilakukan atas dasar kasih dan mengarah kepada Kristus sebagai Kepala (Efesus 4:15).
Efesus 4:16 menyebutkan, bahwa tubuh Kristus rapih tersusun, diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai kadar pekerjaan tiap-tiap anggota. Berarti pelayanan kita sifatnya terikat karena harus ikut bertanggung jawab bagi terbentuknya tubuh Kristus. Masing-masing menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya di dalam kasih. Seberat apapun pelayanan kita jika dilakukan dengan kasih, pasti tidak ada persungutan.
Yang dipercaya Tuhan Yesus untuk melayani adalah orang-orang kudus, yaitu yang ada tanda kelahiran baru oleh benih Firman. Kita harus menjadi kudus dengan hidup sebagai anak-anak yang taat dan tidak menuruti hawa nafsu, sebab Kristus adalah kudus (1 Petrus 1:13-1). Kehidupan lama ditandai dengan menuruti hawa nafsu, seperti percabulan, kecemaran atau keserakahan (Efesus 5:3).
Tidak ada seorangpun yang kudus atau suci. Kita dikuduskan oleh tanda kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati (1 Petrus 1:3-4); darah-Nya yang mahal telah menebus kita dari cara hidup sia-sia yang kita warisi dari nenek moyang kita (ayat 18-19). Kemudian supaya kelahiran baru kita lebih kuat dan permanen, kita perlu dilahirkan kembali oleh benih Firman Allah yang hidup dan yang kekal (ayat 22-23), yang terus-menerus menguduskan kita supaya dapat tampil cemerlang dan sempurna di hadapan-Nya sebagai istri-Nya (Efesus 5:25-27). Kita perlu senantiasa dikuduskan karena selama masih berada di dunia ini banyak terdapat polusi-polusi dosa.
Efesus 2:19 menyebutkan bahwa oleh pengudusan ini maka kita menjadi anggota-anggota keluarga Allah. Dan sebagai anggota-anggota keluarga Allah kita dapat bekerja sama dalam pelayanan untuk pembangunan tubuh Kristus.
Sebagai orang-orang kudus, kita memiliki kekuatan yang luar biasa, yaitu doa kita merupakan kemenyan yang ada pada perukupan emas (Wahyu 5:8) yang naik sampai ke hadapan Allah (Wahyu 8:3-4). Sama seperti pengalaman Kornelius (Kisah Para Rasul 10:1-4), di mana doanya naik sampai ke sorga dan ia diingat Allah. Apabila Allah mengingat kita, maka di manapun kita berada, Tuhan selalu beserta dan menjadi penolong kita. Haleluya, amin!!! pi