"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Yohanes 15:5-7
Tuhan berjanji bahwa apa saja yang kita minta kepada-Nya akan diberikan bagi kita. Namun ada syaratnya, yaitu jika kita mau tinggal di dalam Tuhan dan Dia di dalam kita serta Firman-Nya tinggal di dalam hidup kita. Ini artinya Firman Tuhan kita hayati dalam kehidupan kita bukan hanya sekadar kita dengar atau tahu saja. Jika kita tidak tinggal di dalam Yesus dan Firman-Nya tidak ada dalam hidup kita, kita bisa minta berkali-kali kepada Tuhan tetapi Tuhan tidak akan mengabulkan permintaan kita.
Hidup kita harus melekat bagaikan ranting yang melekat pada pokok anggur. Sebagai pokok anggur adalah Kristus sebagai Kepala dan kita ranting-rantingnya adalah tubuh-Nya. Hal ini sesuai sebagaimana dalam satu tubuh tidak terdiri dari satu anggota tubuh, tetapi terdiri dari banyak anggota. Sebagaimana dikatakan dalam 1 Korintus 12:12-14, 27, "Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. … Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.”
Untuk itu kita harus selalu mengingat hamba Tuhan yang menggembalakan kita dalam Firman Tuhan dan teguh berpegang pada pengajaran yang sudah kita terima, yaitu pengajaran yang membimbing kita untuk mengenal Kristus sebagai Kepala bagi sidang jemaat-Nya. Seperti dinasihatkan dalam 1 Korintus 11:2-3, "Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu. Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.” Juga dalam 1 Timotius 5:17-18, "Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. Bukankah Kitab Suci berkata: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik," dan lagi "seorang pekerja patut mendapat upahnya." Ditambah dalam 1 Tesalonika 5:12-13, "Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.”
Jika kita adalah ranting yang melekat dan menyatu dengan pokok anggur, maka pokok itu akan menyalurkan "berkat” kepada ranting-rantingnya supaya dapat menghasilkan buah. Kita tidak mungkin dapat hidup jika kita tidak melekat pada Kristus sebagai Kepala. Karena sebagaimana ranting yang tidak melekat dengan pokok anggur akan menjadi ranting yang kering yang siap untuk dibakar.
Yesus memberikan perumpamaan di mana Kerajaan Sorga adalah seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Orang-orang yang diundang justru tidak mau datang dan lebih memilih mengurus segala urusan pribadinya. Sehingga terbuka kesempatan untuk orang-orang lain masuk dalam perjamuan kawin itu. Namun pada perjamuan kawin itu ada seorang yang tidak mengenakan pakaian pesta. Ini artinya bagaikan orang yang tidak mau menyesuaikan dengan suasana pesta kawin itu. Sekalipun ada dalam suasana mempelai tetapi dia malah maunya sendiri. Pakaian merupakan gambaran kehidupan kita. Sehingga bagaikan ranting yang tidak mau menyatu dengan pokok anggur dan akhirnya yang dipotong dan dibuang, dengan dia diikat dan dilempar ke dalam kegelapan yang paling gelap dan mengalami ratap dan kertak gigi. Dapat kita baca dalam Matius 22:1-2, 8-13, "Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. … Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”
Firman Tuhan mengatakan, tidak memakai pakaian pesta berarti mengenakan pakaian yang kotor. Ini menggambarkan kehidupan dalam dosa, hidup di luar kebenaran dan kekudusan dari Allah. Ditulis dalam Zakharia 3:3-4, "Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu, yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya: "Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta." Tuhan menghendaki supaya kita menanggalkan pakaian lama kita, kehidupan lama di dalam dosa, dan mengenakan pakaian yang baru yaitu kehidupan dalam kebenaran dan kekudusan Allah. Sebagaimana dalam Efesus 4:21-24 dikatakan, "Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
Seringkali kita menginginkan berbuat yang baik tetapi justru apa yang tidak baik yang tidak kita kehendaki yang kita perbuat. Inilah keadaan manusia kita yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan. Namun Yesus sangat mengasihi kita, Dia mau mengganti pakaian kotor kita dengan pakaian pesta sebagaimana pada Yosua. Ditulis dalam Roma 7:18-20, "Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.”
Hidup kita harus selalu menyatu dengan Kristus sebagai Kepala sebagaimana ranting yang melekat dengan pokok anggur. Namun kita harus menanggalkan pakaian manusia lama kita dalam dosa dan mengenakan pakaian pesta, yaitu kehidupan baru dalam kebenaran dan kekudusan. Agar hidup kita jangan bagaikan ranting yang dipotong, menjadi kering dan dibakar. Jangan menunggu saat pesta berlangsung dan didapati oleh raja itu bahwa kita tidak mengenakan pakaian pesta. Akibatnya tidak ada kesempatan untuk memperbaiknya selain dicampakkan ke dalam kegelapan. Sekaranglah saatnya kita tanggalkan pakaian kotor kita dan mengenakan pakaian pesta. Hidup kita harus tetap menyatu dan tinggal di dalam Yesus. Haleluya!