"Firman TUHAN kepada Musa: "Pada waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir, ingatlah, supaya segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak membiarkan bangsa itu pergi. Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung." Keluaran 4:21-23
Tuhan menyertai Musa dengan kuasa mujizat untuk diperbuat di depan Firaun. Namun sekalipun demikian Tuhan mengeraskan hati Firaun sehingga dia tidak membiarkan bangsa Israel pergi dari Mesir untuk beribadah kepada Tuhan. Bukan hanya kepada Musa, Tuhan juga mau menyertai kita, orang yang percaya dengan kuasa mujizat dan kuasa untuk mengusir setan-setan. Sebagaimana disebutkan dalam Markus 16:16-18, "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Bangsa Israel diakui Tuhan sebagai anak sulung dan sebagai kepunyaan Tuhan. Keluaran 13:1-2 menulis, Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka." Kita pun sebagai Israel secara rohani juga merupakan anak-anak sulung dan sebagai kepunyaan Tuhan. Jika kita kepunyaan Tuhan maka Tuhan pasti menyertai kita, membela serta memelihara kita.
Tuhan berfirman kepada Firaun supaya melepaskan bangsa Israel pergi dari Mesir adalah supaya mereka beribadah kepada Tuhan seperti ditulis dalam Keluaran 5:1, "Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun." Demikian juga kita, jika kita adalah anak sulung-Nya maka kita juga harus beribadah kepada Tuhan. Sekalipun untuk melaksanakan ibadah ada tantangan sebagaimana Firaun tidak pernah setuju bangsa Israel pergi untuk beribadah kepada Tuhan. Firaun berusaha menghalangi bangsa Israel beribadah kepada Tuhan dengan membebani mereka dengan kerja paksa. Sebagaimana Firman Tuhan mengatakan bahwa bangsa Israel di Mesir ini bermula dari Yusuf dan saudara-saudaranya yang datang dan tinggal di Mesir kemudian bertambah banyak dengan demikian banyaknya. Akhirnya Firaun berusaha menghambat pertambahan jumlah mereka dengan menindas mereka dengan kerja paksa. Keluaran 1:6-11 mengatakan, "Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia. Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka. Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan -- jika terjadi peperangan -- jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini." Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.”
Ketika Musa menghadap Firaun untuk meminta bangsa Israel pergi dari Mesir, Firaun justru semakin memperberat pekerjaan bangsa Israel supaya mereka tidak ada waktu lagi untuk mendengarkan Musa. Dapat kita baca dalam Keluaran 5:5-9, "Lagi kata Firaun: "Lihat, sekarang telah terlalu banyak bangsamu di negeri ini, masakan kamu hendak menghentikan mereka dari kerja paksanya!" Pada hari itu juga Firaun memerintahkan kepada pengerah-pengerah bangsa itu dan kepada mandur-mandur mereka sendiri: "Tidak boleh lagi kamu memberikan jerami kepada bangsa itu untuk membuat batu bata, seperti sampai sekarang; biarlah mereka sendiri yang pergi mengumpulkan jerami, tetapi jumlah batu bata, yang harus dibuat mereka sampai sekarang, bebankanlah itu juga kepada mereka dan jangan menguranginya, karena mereka pemalas. Itulah sebabnya mereka berteriak-teriak: Izinkanlah kami pergi mempersembahkan korban kepada Allah kami. Pekerjaan orang-orang ini harus diperberat, sehingga mereka terikat kepada pekerjaannya dan jangan mempedulikan perkataan dusta." Demikian juga kita, disadari atau tidak seringkali kita semakin terikat dengan kesibukan pekerjaan kita hingga tidak ada waktu lagi untuk beribadah kepada Tuhan.
Musa merasakan betapa semakin berat penderitaan bangsa Israel akibat kerja paksa hingga dia berkeluh kesah kepada Tuhan dalam Keluaran 5:22, "Lalu Musa kembali menghadap TUHAN, katanya: "Tuhan, mengapakah Kauperlakukan umat ini begitu bengis? Mengapa pula aku yang Kauutus?” Bahkan sekalipun Musa mengatakan kepada bangsa Israel bahwa Tuhan akan membebaskan mereka dari kerja paksa orang Mesir, mereka tidak mendengarkan Musa karena putus asa akibat perbudakan yang berat. Keluaran 6:6-8 mengatakan, "Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir. Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah TUHAN." Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu.”
Pada akhirnya Tuhan mendatangkan tulah atas semua anak sulung bangsa Mesir sehingga mereka semua mati dan terjadilah tangis yang luar biasa. Tuhan menyatakan kuasa-Nya untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir untuk beribadah kepada Tuhan. Keluaran 12:29-33, "Maka pada tengah malam TUHAN membunuh tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung orang tawanan, yang ada dalam liang tutupan, beserta segala anak sulung hewan. Lalu bangunlah Firaun pada malam itu, bersama semua pegawainya dan semua orang Mesir; dan kedengaranlah seruan yang hebat di Mesir, sebab tidak ada rumah yang tidak kematian. Lalu pada malam itu dipanggilnyalah Musa dan Harun, katanya: "Bangunlah, keluarlah dari tengah-tengah bangsaku, baik kamu maupun orang Israel; pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, seperti katamu itu. Bawalah juga kambing dombamu dan lembu sapimu, seperti katamu itu, tetapi pergilah! Dan pohonkanlah juga berkat bagiku." Orang Mesir juga mendesak dengan keras kepada bangsa itu, menyuruh bangsa itu pergi dengan segera dari negeri itu, sebab kata mereka: "Nanti kami mati semuanya."
Janganlah kita diperbudak pekerjaan dan kesibukan kita sehingga kita tidak ada waktu lagi untuk beribadah kepada Tuhan. Kita adalah anak sulung-Nya, sebagai kepunyaan Tuhan. Tuhan pasti memberikan kemenangan bagi kita dan kita harus beribadah kepada Tuhan. Sebagaimana bangsa Israel yang sudah dilepaskan Tuhan dari perbudakan Mesir, mereka berjanji untuk melaksanakan ibadah kepada Tuhan. Ditulis dalam Yosua 24:14-17, 21-24, "Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui. TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita. … Tetapi bangsa itu berkata kepada Yosua: "Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah." Kemudian berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kamulah saksi terhadap kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah kepada-Nya." Jawab mereka: "Kamilah saksi!" Ia berkata: "Maka sekarang, jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel." Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua: "Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan."
Jangan pernah kita mengatakan bahwa ibadah itu adalah sia-sia. Suatu tegoran yang sangat keras kepada orang yang berbicara seperti ini dalam Maleakhi 3:13-14, "Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?" Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?” Namun sebaliknya, pada orang yang takut akan Tuhan akan berkata sebagaimana dalam Maleakhi 3:16-17, "Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya." Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.”
Sekalipun orang lain tidak mau beribadah kepada Tuhan tetapi kita harus mempunyai ketegasan bahwa kita dengan seisi rumah kita akan beribadah kepada Tuhan dengan tulus ikhlas dan setia dan Firman Tuhan akan kita dengarkan. Hati nurani kita sendiri yang akan menegor jika kita tidak beribadah kepada Tuhan. Haleluya!