"dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus” Efesus 1:17-18
Kita patut bersyukur jika Tuhan memberikan Roh hikmat dan wahyu yang membukakan mata hati atau mata rohani kita dapat mengenal pribadi Tuhan. Ini berarti mata hati kita terbuka bukan karena kita belajar atau karena ilmu pengetahuan tetapi murni pemberian Tuhan. Untuk itu kita harus mau menerima Firman Tuhan yang dibukakan rahasianya dalam ibadah kita. Ibadah janganlah kita laksanakan sebagai rutinitas atau kebiasaan saja, asal sudah beribadah. Tetapi ibadah yang benar adalah mau menerima Firman sehingga iman dan pengharapan kita tertuju kepada Allah, bukan pada hal-hal duniawi saja. Dan ini dapat terjadi membutuhkan pencelikan mata rohani. Dalam surat 1 Petrus 1:21 dikatakan, "Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.” Jika iman dan pengharapan kita hanya pada perkara duniawi, tidak memerlukan pencelikan mata rohani, tetapi jika iman dan pengharapan kita tertuju pada Allah yang tidak terlihat, maka kita memerlukan pencelikan mata rohani.
Iman adalah mempercayai segala sesuatu yang belum kita lihat seperti dikatakan dalam Ibrani 11:1-3, "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.” Jika kita mau percaya jika sudah melihat, ini bukan disebut iman. Seperti Tomas yang tidak percaya pada kebangkitan Yesus dan akan percaya jika sudah melihat. Ditulis dalam Yohanes 20:25, "Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Tuhan mengasihi Tomas dan menegornya sebagaimana dikatakan dalam Yohanes 20:27-29, "Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah. Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Jika dulu kita tidak percaya atau baru mau percaya jika sudah melihat, sekarang jangan bimbang lagi, jangan tidak percaya lagi tetapi percayalah. Sebenarnya berbahagialah jika kita tidak melihat tetapi percaya.
Jika kita memiliki iman maka hidup kita akan mempunyai pengharapan. Sekalipun dalam masa-masa sulit dan kesengsaraan, kita tidak menjadi putus asa karena kita memiliki pengharapan. Dan pengharapan kita tidak akan pernah mengecewakan. Sebagaimana dikatakan dalam Roma 5:1-5, "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”
Sebagaimana iman, pengharapan juga mengharapkan apa yang belum kita lihat. Jika kita tetap tekun dalam pengharapan maka kita akan diselamatkan. Roma 8:24-25 menuliskan, "Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Namun dalam pengharapan kita, Tuhan tidak pernah membiarkan kita seorang diri. Tuhan memberikan Roh Kudus yang membantu kita dalam segala kelemahan kita. Roh itu mengangkat doa kita kepada Allah dan Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Roma 8:26-28 menyatakan, "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Haleluya!