PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Jul
2

Sukacita dalam Hidup yang Baru

Sukacita dalam Hidup yang Baru
Uncategorized
"Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula. Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman", siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun? Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat? Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.” Ibrani 3:13-19

Kemerosotan rohani berawal dari tidak mau menurut Firman Tuhan. Oleh sebab itu pada saat kita mendengar Firman Tuhan, janganlah kita mengeraskan hati. Sebagaimana ayat Firman Tuhan di atas, orang yang mengeraskan hati membangkitkan amarah Allah sehingga akibatnya mereka binasa di padang gurun dan tidak dapat masuk dalam tanah perjanjian. 

Kita harus sungguh-sungguh berwaspada jangan sampai rohani kita merosot. Karena penghakiman di akhir zaman ini justru dimulai dari dalam rumah Allah. Seperti diingatkan dalam 
1 Petrus 4:17-18, "Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?”

Orang yang mengalami kemerosotan rohani, sebenarnya dia sudah kehilangan kekayaan rohani yang besar. Dia menjadi miskin dan melarat hidup dalam dosa sebagaimana kisah anak yang terhilang dalam Lukas 15:11-20, di mana anak bungsu itu menghabiskan hartanya dan hidup dalam dosa hingga dia menjadi melarat dan miskin. Oleh sebab itu jangan sampai kita kehilangan kekayaan rohani yang kita punyai, yaitu dalam Firman Tuhan, sebagaimana ditulis dalam Kolose 2:2-5, "supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan kata-kata yang indah. Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, tetapi dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus.”  Juga dapat kita baca dalam Kolose 1:25-27, "Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu,  yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!”

Sebagaimana anak bungsu yang sudah jatuh dalam dosa, tetapi jika kita mau mengakui dosa kita dan bertobat, maka Bapa pasti mau menerima kita kembali dalam kasih-Nya. Bapa itu akan memberikan jubah yang baru, juga cincin dan sepatu. Tuhan mau memperbarui kehidupan kita. Pakaian hidup yang lama ditanggalkan dan mengenakan pakaian hidup yang baru. Juga cincin yang merupakan perbuatan kita juga diperbarui. Bahkan sepatu yang merupakan jalan hidup kita sekarang juga mengalami pembaruan. Kemudian Bapa akan mengadakan pesta yang berarti dalam kehidupan baru kita mengalami sukacita. Sukacita ini menunjuk dalam suasana sukacita Mempelai dalam langit dan bumi yang baru, di mana di dalamnya terdapat kota Yerusalem yang baru, kota Mempelai yang penuh sukacita. Wahyu 21:1-4 menuliskan, "Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
 
Tuhan akan meniadakan maut serta menghapuskan air mata untuk seterusnya, sehingga hidup kita akan sungguh-sungguh dipenuhi sukacita sebagaimana janji-Nya dalam Yesaya 25:8, "Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata: "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!” Bukan hanya sukacita Dia berikan bagi kita, tetapi terlebih lagi Tuhan memberikan keselamatan bagi kita.

Kehidupan yang baru itu mutlak harus terjadi dalam hidup kita, karena hanya yang baru yang dapat masuk dalam kota Yerusalem baru, sebagaimana di kota itu segala sesuatu baru. Dikatakan dalam Wahyu 19:6-9, "Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Tinggakan hidup yang lama, jangan mengeraskan hati pada saat kita mendengar suara Firman-Nya. Sekarang kita mengenakan kehidupan baru yang penuh sukacita, hingga kelak kita berhak masuk dalam kota Yerusalem baru. Air mata dan dukacita sudah Tuhan hapuskan, diganti dengan suasana sukacita. Haleluya!



Post a comment