Tuhan Mengampuni Dosa Kita
Uncategorized
"Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Yohanes 8:7-11
Dari kisah di atas, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menangkap seorang perempuan yang berzinah, menggambarkan orang yang suka mencari-cari kesalahan orang lain padahal mereka sendiri tidak mengalami kelahiran baru. Tanggapan Yesus bukan menghukum perempuan yang berzinah itu, tetapi Yesus menggunakan hukum kasih. Tuhan menghendaki orang yang berdosa supaya bertobat dan diselamatkan. Yesus menggunakan jari-Nya bukan untuk menunjuk dosa mereka, tetapi Dia menulis di tanah.
Menurut hukum Taurat, orang yang berdosa harus dihukum dan mati, tetapi Yesus menggunakan hukum kasih supaya kita beroleh hidup. Karena kasih merupakan sifat dari Allah sebagaimana surat 1 Yohanes 4:7-9 menyebutkan, "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.”
Dengan kasih-Nya, Tuhan mau mengampuni dosa kita. Dia tidak membalas setimpal dengan dosa dan kesalahan kita. Hanya syaratnya kita harus bertobat, jangan berbuat dosa lagi. Kita tidak mungkin menghapus dosa kita sendiri, jika bukan Tuhan yang mengampuni kita. Dan jika Tuhan mengampuni dosa kita adalah hanya karena kasih-Nya, bukan karena kita menyuap Dia. Mazmur 103:8-11 mengatakan, "TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;”
Tuhan mengampuni bahkan menyembuhkan segala penyakit kita serta menebus hidup kita dari lobang kubur, ini merupakan bukti bahwa Tuhan itu baik. Karena seharusnya kita binasa karena segala dosa kita. Sebagaimana Mazmur 103:1-5 menyatakan, "Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.”
Tuhan mau mengampuni dosa kita tetapi sekali lagi harus kita ingat, jangan berbuat dosa lagi. Ini artinya kita mengalami kelahiran baru, sehingga hidup kita menjadi baru, sebagaimana seorang anak yang baru lahir. Ini merupakan cara agar kita tidak berbuat dosa lagi, seperti dinasihatkan dalam surat 1 Korintus 15:33-34, "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.”
Kita harus berwaspada terhadap pergaulan kita. Karena pergaulan yang buruk sangat mudah merusak kebiasaan hidup kita yang baik. Kita hidup di dunia yang bebas ini, dengan segala pengaruh dunia yang rusak ini, sehingga kita harus sangat berwaspada terhadap orang-orang yang tidak mengenal Allah. Orang yang tidak mengenal Allah adalah orang yang tidak mau menuruti Firman Tuhan. Sebaliknya jika kita mau mengenal Tuhan, maka kita harus menuruti Firman Tuhan. Ditulis dalam 1 Yohanes 2:3-6, "Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” Juga 1 Yohanes 5:1-5 mengatakan, "Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya. Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?”
Kata-kata Yesus terhadap perempuan yang sudah diampuni tadi adalah, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang", berarti dosanya sudah diampuni, dan mengalami kelahiran baru. Dan setiap orang yang mengalami kelahiran baru, dia hidup di dalam terang. Tinggalkan hidup lama di dalam gelap dan kita berpindah kepada hidup di dalam terang. Yohanes 8:12 menuliskan, "Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Kita sekarang yang hidup di dalam terang, kita akan disebut sebagai anak-anak terang seperti ditulis dalam Efesus 5:8, "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang” Jangan lagi kita menyimpan kehidupan lama dalam dosa, sekarang kita di dalam terang dalam kehidupan yang baru. Dan Tuhan mengampuni serta melupakan segala dosa kita.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena Dia sudah melepaskan bahkan memindahkan hidup kita dari gelap kepada terang dengan Dia menebus dan mengampuni dosa kita. Kolose 1:13-14 mengatakan, "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.”
Sekarang, kita yang sudah hidup di dalam terang, yang sudah berpindah dari maut kepada hidup, kita harus hidup di dalam kasih persaudaraan. Karena mengasihi saudara ini merupakan tanda bahwa kita sudah berpindah dari maut kepada hidup. Sebagaimana 1 Yohanes 3:14 menyatakan, "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.”
Kasih persaudaraan itu harus dengan sungguh-sungguh, dengan tulus ikhlas. Dapat kita baca dalam 1 Petrus 1:22, "Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.”
Tuhan sudah mengampuni dosa kita, tetapi jangan kita berbuat dosa lagi dengan menjaga pergaulan kita. Karena pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Dan sekarang kita harus hidup di dalam terang dengan mengamalkan kasih persaudaraan. Haleluya!