"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Yohanes 15:1-5
Hidup kita harus melekat selalu dengan Yesus, bagaikan ranting yang melekat dengan pokok anggur, tidak dapat dipisahkan sedikitpun. Terlebih lagi hidup kita sudah ditebus dan dipanggil menjadi kepunyaan Tuhan sendiri, kita harus selalu tinggal di dalam Dia. Sebagaimana ditulis dalam Yesaya 43:1, "Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” Tuhan memanggil kita tidak begitu saja, tetapi dengan menyebutkan nama kita. Ini artinya Tuhan mengetahui nama kita, karena nama kita tertulis dalam kitab kehidupan di sorga.
Jika sekarang kita dapat datang kepada Tuhan dan mendapatkan keselamatan, itu bukanlah karena jasa kita. Ini sepenuhnya karena kasih Tuhan yang sudah menebus kita dengan darah-Nya yang mahal, yang tak bernoda dan bercacat. Mahal di sini dalam arti sudah tidak mungkin dapat kita bayar. Surat 1 Petrus 1:18-19 mengatakan, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”
Setiap ranting yang melekat pada pokoknya akan menghasilkan buah. Demikian juga jika hidup kita senantiasa melekat pada Tuhan maka hidup kita adalah hidup yang diberkati, hidup yang selalu menghasilkan buah. Hidup kita sungguh-sungguh menjadi kepunyaan Tuhan. Bahkan Tuhan sendiri mengakui bahwa kita kepunyaan-Nya seperti dikatakan dalam Yesaya 44:5, "Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."
Tuhan menjanjikan bahwa apa saja yang kita kehendaki dan kita minta kepada-Nya pasti Tuhan berikan bagi kita. Hanya asal hidup kita menyatu dengan Tuhan, bagaikan ranting yang menyatu dengan pokok anggur, serta Firman-Nya tinggal di dalam hidup kita. Yohanes 15:6-7 mengatakan, "Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”