Tuhan Mengetahui Hati Kita
Uncategorized
"Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung. Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Amsal 4:18-23
Jalan orang benar itu adalah terang sehingga tidak menyebabkan dia tersandung. Orang benar adalah orang yang mau memperhatikan Firman Tuhan (dengan mata), mengarahkan telinga kepada suara Firman Tuhan dan menyimpannya di dalam lubuk hati. Dengan demikian mata air kehidupan akan selalu memancar dari dalam hati. Untuk itu kita harus menjaga hati kita melebihi segala yang kita punyai, karena iblis sangat berusaha merusak hati kita sehingga Firman Tuhan itu tidak dapat kita simpan di dalamnya.
Kita harus berwaspada menjaga hati kita, karena jika tidak maka akan timbul dari hati kita segala pikiran yang jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Ketujuh hal ini akan menajiskan seluruh tubuh. Tentang hal ini dinasihatkan dalam Matius 15:18-19, "Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” Jadi jika hati seseorang penuh dengan hal-hal ini, maka tidak mungkin dapat menjadi penurut Firman.
Di hadapan Tuhan, kita tidak dapat menyembunyikan apa yang ada di dalam hati kita, karena Tuhan mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia. Dikatakan dalam Yohanes 2:23-25, pada saat Yesus mengadakan tanda-tanda ajaib, banyak orang yang percaya melihat tanda-tanda yang dibuat-Nya. Namun Yesus mengenal dan mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. "Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”
Pada ayat di atas, dapat kita baca banyak orang yang percaya dalam nama Yesus karena tanda-tanda ajaib yang Tuhan kerjakan saja. Bukan karena mereka memerlukan Yesus. Pikiran mereka hanyalah mencari keuntungan lahiriah saja, hingga Bait Suci pun bukan mereka gunakan untuk beribadah tetapi untuk jual beli dan tempat menukar uang. Ini menjadi suatu koreksi dalam hidup kita, jangan kita beribadah hanya untuk mencari keuntungan jasmani saja, atau hanya mencari mujizat dan tanda-tanda ajaib. Jika hal ini yang terjadi dalam kehidupan kita, sekalipun manusia tidak tahu, Tuhan mengetahui hati kita, baiklah kita bertobat sehingga Tuhan menyucikan hati kita. Marilah kita datang beribadah kepada Tuhan, untuk memperhatikan dan mendengar Firman Tuhan bahkan menyimpannya di dalam hati untuk dilakukan. Ditulis juga dalam 1 Samuel 16:7; Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Kita tidak perlu menyembunyikan apa yang ada dalam hati kita di hadapan Tuhan. Tuhan menyelidiki hati kita, sekalipun kita rahasiakan sedemikian rupa, Tuhan mengetahuinya. Sebagaimana dikatakan dalam Mazmur 44:22, "masakan Allah tidak akan menyelidikinya? Karena Ia mengetahui rahasia hati!” Marilah kita terbuka di hadapan Tuhan dan memberikan kesempatan Tuhan menyelidiki batin dan hati kita, sebagaimana Daud dalam Mazmur 26:1-2 mengatakan, "Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu. Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.” Juga dalam Mazmur 139:23-24 ditulis, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”
Janganlah ibadah kita hanya dengan mulut tetapi hati jauh dari Tuhan. Firman Tuhan termeterai, sehingga tidak dapat dimengerti. Sekalipun memuliakan Tuhan dengan bibirnya namun hatinya jauh dari Tuhan. Yesaya 29:11-13 mengatakan, "Maka bagimu penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai, apabila itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat, sebab kitab itu termeterai"; dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca." Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan”
Firman Tuhan harus ada dalam mulut dan masuk dalam hati kita untuk dilakukan. Tuhan yang mengetahui hati kita, pasti mengetahui apa yang menjadi keperluan kita juga dan pasti akan memberkati kita. Jadi bukan kita datang hanya mencari berkat Tuhan tetapi hati kita jauh dari-Nya, tetapi yang benar adalah hati kita terbuka terhadap Firman Tuhan untuk dilakukan, dan Tuhan yang mengetahui isi hati kita, pasti memberkati! Ditulis dalam Ulangan 30:11-14, "Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.” Oleh sebab itu sekali lagi harus kita perhatikan, jagalah hati kita dengan segala kewaspadaan, sehingga dari dalam hati kita akan memancar air kehidupan!