"Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Matius 19:23-26
Masuk Kerajaan Sorga merupakan pergumulan bagaikan pintu sempit atau digambarkan dalam ayat di atas bagaikan sesempit lobang jarum. Memang dapat dikatakan menjadi tidak mungkin kita dapat masuk Kerajaan Sorga, tetapi oleh karya Allah maka kita dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Untuk itu masuk sorga kita membutuhkan "tiket” yaitu percaya akan Firman Tuhan. Jika tidak mempunyai "tiket” ini maka mustahil manusia dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sebagaimana dikatakan dalam Markus 10:27, "Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." Ditambah dalam Markus 9:23, "Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" Percaya timbul dari kita mau mendengar Firman Tuhan. Oleh sebab itu jika kita melaksanakan ibadah, kita harus percaya kepada Firman Tuhan, jika tidak maka kita datang dengan kosong, kita juga pulang dengan kosong atau tidak membawa berkat apa-apa.
Abraham disebut sebagai bapa semua orang percaya, baik orang-orang bersunat atau orang Israel tetapi juga orang-orang yang tidak bersunat yaitu orang kafir. Atau dengan kata lain semua orang percaya itu disebut sebagai anak-anak Abraham. Sebagaimana ditulis dalam Roma 4:11-12, "Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka, dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia belum disunat.”
Sebagai bangsa kafir seharusnya kita tidak mungkin atau mustahil diselamatkan, tetapi oleh korban Yesus di kayu salib maka berkat Abraham juga dapat kita terima. Ditulis dalam Galatia 3:13-14, "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.” Oleh sebab itu keselamatan yang kita terima merupakan kasih karunia dari Tuhan. Kita harus menjadi orang yang percaya, bahkan percaya pada Tuhan ada kuasa kebangkitan, yaitu oleh kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus maka tidak ada yang mustahil. Bahkan oleh kuasa Firman Tuhan, sanggup menjadikan apa yang tidak ada menjadi ada. Sebagaimana langit dan bumi diciptakan hanya dengan Firman-Nya. Dapat kita baca dalam Roma 4:16-18, "Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, -- seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Jika kita saat ini juga menghadapi kesulitan yang kita rasa mustahil dapat diselesaikan, tetaplah percaya kepada kuasa Firman, maka apa yang kita lihat tidak mungkin akan menjadi mungkin dan dapat diselesaikan oleh kuasa Firman-Nya. Bahkan dari yang tidak ada pun dapat diadakan.
Abraham yang sudah berumur seratus tahun tubuhnya menjadi lemah. Namun sekalipun demikian imannya tidak menjadi lemah. Dengan penuh keyakinan, dia tetap percaya akan janji Allah. Seperti ditulis dalam Galatia 4:19-21 "Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”
Oleh kuasa Firman Allah tidak akan ada kegagalan. Karena segala yang sudah difirmankan pasti dilakukan dengan sempurna dan segera. Sebagaimana ditegaskan dalam Roma 9:6a, 28, "Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. … Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera." Jika iman Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran, maka bukan hanya kepada Abraham tetapi juga pada kita jika kita mau percaya. Roma 4:22-25 menulis, "Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.”
Jangan kita bimbang tetapi percayalah kepada Firman Allah. Karena bagi setiap orang yang percaya maka apapun yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah. Tubuh kita dapat menjadi lemah tetapi iman kita harus tetap kuat sehingga janji Tuhan menjadi nyata bagi kita. Haleluya!