Tuhan Memuaskan dengan Kebaikan-Nya
Uncategorized
"Ia harus melintasi daerah Samaria. Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)” Yohanes 4:4-9
Dari kisah di atas, di mana Yesus bertemu seorang perempuan Samaria pada saat Dia beristirahat di pinggir sumur Yakub. Sekilas tampaknya hal ini terjadi secara kebetulan saja. Tetapi sebenarnya bukanlah hal kebetulan jika Yesus bertemu perempuan Samaria itu. Sebagaimana Yesus juga mencari kehidupan kita dan menawarkan air kehidupan. Sementara perempuan itu menimba air di sumur Yakub, Yesus menawarkan air kehidupan yang memberikan kepuasan di dalam kehidupannya. Bukankah kepuasan inilah yang dicari manusia? "Air” yang memberikan kepuasan ini menjadi kebutuhan kita. Dan manusia mencari kepuasan itu dengan mencari air dunia ini, di mana hanya bersifat sementara. Manusia mengejar kepuasan dalam kekayaan dengan berbagai macam cara, tetapi kekayaan itu tidak akan pernah memuaskan. Semuanya merupakan kesia-siaan, sebagaimana ditulis dalam Pengkhotbah 5:9, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.”
Tuhan menyediakan air kehidupan di kota Yerusalem baru. Jika kita minum air kehidupan maka kita akan merasakan kepuasan, tidak akan haus lagi. Kita tahu Yerusalem baru adalah kota Mempelai Tuhan. Ditulis dalam Wahyu 21:6 dan 22:17, "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar." Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. … "Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!”
Kepuasan yang Tuhan berikan bukan hanya nanti di Yerusalem baru, tetapi dalam kehidupan kita sekarang pun Tuhan mau memberikan kepuasan. Sehingga dengan apa yang kita punya kita dapat merasa cukup dan puas. Oleh sebab itu jangan kita selalu mengejar kekayaan dunia ini demi mendapatkan kepuasan, karena tidak akan mendapatkannya. Kita ingat Pengkhotbah tadi mengatakan jika kita mencintai uang dan mencarinya itu hanya sia-sia dan tidak akan merasa puas.
Tuhan memuaskan kita dengan kebaikan, dan kebaikan Tuhan yang besar adalah Dia mengampuni segala kesalahan kita, menyembuhkan penyakit bahkan menebus hidup kita dari lobang kubur. Semuanya ini Tuhan berikan dengan cuma-cuma. Mazmur 103:1-5 mengatakan, "Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.”
Keadaan kita di dunia ini sebenarnya bagaikan orang yang mengembara di padang belantara dengan merasakan lapar dan dahaga, tanpa tahu ke mana arah kehidupannya. Tetapi pada saat kita berseru-seru kepada Tuhan, pada saat kita datang kepada-Nya, maka Tuhan dengan kasih setia-Nya akan melepaskan kita dari segala kesesakan. Dia akan memberikan kepuasan dari dahaga dan kelaparan, dan mengenyangkan dengan kebaikan. Sebagaimana ditulis dalam Mazmur 107:4-9, "Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara, jalan ke kota tempat kediaman orang tidak mereka temukan; mereka lapar dan haus, jiwa mereka lemah lesu di dalam diri mereka. Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dilepaskan-Nya mereka dari kecemasan mereka. Dibawa-Nya mereka menempuh jalan yang lurus, sehingga sampai ke kota tempat kediaman orang. Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.”
Tuhan mau membawa hidup kita di jalan yang lurus, sampai kita mencapai kota Yerusalem baru. Hanyalah orang benar yang dapat menempuh di jalan Tuhan, tetapi orang yang melawan Firman Tuhan tidak akan dapat menempuhnya. Sebagaimana ditulis dalam Hosea 14:10, "Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.” Marilah kita mengarahkan mata kita ke depan dan tidak menyimpang ke kanan atau kekiri dalam kejahatan, sehingga kita dapat menempuh jalan yang lurus. Sebagaimana dinasihatkan dalam Amsal 4:25-27, "Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka. Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.” Yesus sebagai Kepala yang memimpin kita berjalan di jalan yang lurus. Yesaya 26:7 berkata, "Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya.”
Jika jalan hidup kita sudah menyimpang dan tersesat, Tuhan mau membawa kita kembali di jalan Tuhan, jalan yang lurus. Jangan kita terpengaruh dengan kepuasan yang ditawarkan dunia, sehingga kita tergelincir dan jatuh. Marilah kita mengarahkan mata kita ke depan dan berjalan di jalan Tuhan sampai kita mencapai kota Yerusalem baru. Haleluya!