"Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku
telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh
dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama
dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus
kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari
dalam. Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya,
lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. Buatlah atap pada
bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan
pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah,
tengah dan atas. … Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang
diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.” Kejadian
6:13-16, 22
Nuh selalu hidup bergaul dengan Allah sebagai anak-anak Allah, dibuktikan dengan
dia mau mendengar dan melakukan Firman Tuhan dengan tepat. Kita ingat bahwa
bagaimana keadaan di zaman Nuh ini menubuatkan akhir zaman. Di akhir zaman ini
kita harus menjadi anak-anak Allah yang selalu bergaul dengan Allah, serta
melakukan Firman Tuhan. Kita harus berwaspada jangan sampai sebagai anak-anak
Allah berguguran karena hidup menuruti dunia ini. Sehingga sebagaimana Nuh,
pada saat malapetaka menimpa dunia dan kita berseru kepada nama Tuhan maka kita
diselamatkan. Dapat kita baca dalam Kejadian 7:22-23, "Lalu mati binasalah segala yang hidup, yang bergerak di bumi,
burung-burung, ternak dan binatang liar dan segala binatang merayap, yang
berkeriapan di bumi, serta semua manusia. Matilah segala yang ada nafas hidup
dalam hidungnya, segala yang ada di darat. Demikianlah dihapuskan Allah segala
yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata
dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi;
hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam
bahtera itu.”
Kunci
keselamatan Nuh dan keluarganya dari musibah air bah adalah dia mau menurut
perintah Allah dan melakukannya dengan tepat. Surat 2 Petrus 2:5 mengatakan, "dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia
purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh
orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;”
Keselamatan merupakan rencana Allah bagi kita, dan keselamatan dari Tuhan itu
"pasti”. Kita diselamatkan oleh darah Yesus. Sebagaimana ditulis dalam Roma
5:8-10, "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena
kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan
dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan
Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah
diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!”
Nuh diselamatkan
bukan berarti dia hanya berdiam diri menganggur, tetapi Allah berfirman kepada
Nuh, buatlah bahtera sesuai dengan perintah Tuhan. Supaya selamat, Nuh harus
bekerja keras membuat bahtera. Tuhan pasti menyelamatkan kita oleh darah-Nya,
tetapi kita harus ada usaha, yaitu bekerja membuat "bahtera”. Kita harus
berusaha dalam melaksanakan ibadah dan melakukan Firman Tuhan.
Kita harus mengerjakan keselamatan bukan
seenaknya sendiri, tetapi harus dengan takut dan gentar, dengan sungguh-sungguh,
sebagaimana Nuh bekerja membangun bahtera tidak dengan bersungut-sungut dan
berbantah-bantah. Dinasihatkan di dalam Filipi 2:12-18, "Hai saudara-saudaraku
yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu
dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi
terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan
di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah
segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya
kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela
di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga
kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil
berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus,
bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. Tetapi
sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan
aku bersukacita dengan kamu sekalian. Dan kamu juga harus bersukacita demikian
dan bersukacitalah dengan aku.”
Dikatakan dalam ayat tersebut, jika kita
tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantah, maka keadaan diri kita tidak
beraib dan bernoda sebagai anak-anak Allah yang hidup dalam terang. Dan segala
perjuangan kita tidak percuma. Malahan sekalipun Rasul Paulus sudah mengerjakan
pemberitaan Injil sampai mencurahkan darah, dia bukan bersungut-sungut tetapi
sebaliknya dia bersukacita. Bahkan ditulis dalam Firman Tuhan, Rasul Paulus
bekerja dalam pelayanan pekerjaan Tuhan sampai dia sakit. Dalam hal ini jemaat
Galatia yang dia layani, tidak menganggap sebagai sesuatu yang hina, tetapi
sebaliknya menyambut Rasul Paulus dengan baik. Dituliskan dalam Galatia
4:122-14, "Aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku, sebab
aku pun telah menjadi sama seperti kamu. Belum pernah kualami sesuatu yang
tidak baik dari padamu. Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan
Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. Sungguhpun demikian keadaan
tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya
sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut
aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti
menyambut Kristus Yesus sendiri.”
Marilah kita mempertahankan hidup sebagai
anak-anak Allah dengan mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar,
bukan dengan persungutan dan perbantahan. Sebaliknya kita lakukan dengan penuh
pengorbanan sampai kita dapat bermegah pada hari Kristus. Kita pasti
diselamatkan! Haleluya!