Korban Penebusan
Uncategorized
Tuhan itu baik! Dia bukan hanya mengampuni segala dosa kita, bukan hanya menyembuhkan segala penyakit kita, tetapi Tuhan menebus kita dari lobang kubur. Mazmur 103:4 mengatakan: "Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.”
Di dalam Alkitab dijelaskan, Lusifer adalah yang pertama-tama masuk dalam lobang kubur karena kesombongannya di sorga. Dari segala kemegahannya, dia dicampakkan ke dunia orang mati sebagaimana ditulis dalam Yesaya 14:8-11: "Juga pohon-pohon sanobar dan pohon-pohon aras di Libanon bersukacita karena kejatuhanmu, katanya: 'Dari sejak engkau rebah terbaring, tidak ada lagi orang yang naik untuk menebang kami!' Dunia orang mati yang di bawah gemetar untuk menyongsong kedatanganmu, dijagakannya arwah-arwah bagimu, yaitu semua bekas pemimpin di bumi; semua bekas raja bangsa-bangsa dibangunkannya dari takhta mereka. Sekaliannya mereka mulai berbicara dan berkata kepadamu: 'Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami, sudah menjadi sama seperti kami!' Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu." Iblis sekarang berusaha menarik manusia sebanyak mungkin untuk bersama-sama dengan dia dalam dunia orang mati. Bahkan hingga masuk dalam lautan api yang kekal.
Sebenarnya neraka atau lautan api yang kekal ini bukanlah disediakan untuk manusia, melainkan disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Tentang hal ini ditulis dalam Matius 25:41, "Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.” Namun setiap orang yang tidak bertobat juga akan dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Wahyu 20:14-15 menyebutkan, "Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.”
Sebagaimana disebutkan di awal tadi, Tuhan itu baik! Dia tidak menghendaki kita binasa dalam lautan api yang kekal. Melalui korban salib-Nya, Dia menebus kita dari lobang kubur, Dia melepaskan kita dari kebinasaan dalam lautan api. Tuhan berkuasa menebus kita dari maut, karena Dia hidup! Ayub 19:25 mengatakan, "Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.”
Dapat digambarkan, manusia di dunia yang akan menuju sorga, terhalang dengan adanya jurang yang tak terseberangi. Dengan banyak cara manusia berusaha dapat menyeberanginya sehingga dapat masuk ke dalam sorga, dengan amal perbuatannya. Namun segala amal dan perbuatan baik kita tidak akan pernah dapat membawa kita masuk ke dalam sorga. Sekalipun amal dan perbuatan baik itu harus kita lakukan.
Satu-satunya perantara bagaikan jembatan yang akan membawa kita masuk ke sorga adalah salib Yesus. Karena kasih-Nya, Tuhan tidak menghendaki manusia binasa tetapi Dia menghendaki semua manusia selamat. Keselamatan merupakan hal yang terutama dalam hidup kita. Untuk apa kita memperoleh seluruh isi dunia ini namun kita kehilangan nyawa. Tuhan Yesus tahu tidak ada jalan lain supaya manusia diselamatkan, oleh sebab itu Dia menyerahkan diri-Nya menjadi korban di kayu salib, sebagai korban penebusan supaya kita diselamatkan. Dan ini adalah satu-satunya jalan agar kita selamat. Ditulis dalam
1 Timotius 2:3-6, "Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.”
Kita seharusnya mati karena segala dosa-dosa kita, tetapi karena kasih Allah yang besar yang telah membangkitkan Kristus, membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bagi kita di sorga. Jadi keselamatan itu bukan karena usaha dan jasa kita, namun sepenuhnya karena kasih Allah bagi kita. Kita yang sudah diselamatkan karena kebaikan Tuhan, seharusnyalah kita juga melakukan pekerjaan yang baik, yaitu dalam ibadah dan pelayanan kita. Ditulis dalam Efesus 2:4-10, "Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan -- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
Keselamatan yang Allah berikan bagi kita itu nyata. Untuk itu kita harus meninggalkan segala perbuatan yang fasik dan segala keinginan duniawi, kita hidup bijaksana, adil dan beribadah kepada Tuhan. Tuhan akan menguduskan hidup kita menjadi kepunyaan-Nya sendiri, sebagai mempelai perempuan-Nya. Titus 2:11-14 mengatakan, "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.”